Part 5

1.2K 69 24
                                    

"Cinta itu tentang menyatukan dua hati, bukan malah saling menghancurkan... Seperti kita."
-Mona-

***

Baru saja Mona memutar tubuhnya, Paul sudah menarik lengannya hingga dia tertahan dan tidak bisa lari lagi.

"Kau tidak akan kemana-mana," seru Paul penuh peringatan.

"Lepaskan aku! Atau aku akan berteriak." ancam Mona.

"Silahkan saja, aku akan mengatakan kepada semua orang bagaimana hubungan kita. Ingat, aku masih memiliki video kita." Paul menyeringai devil.

"Aku tidak peduli." Mona berusaha melepaskan cengkraman Paul, tapi usahanya sia-sia saja.

"Lebih baik kita ke kamar mu." Paul menyeret Mona ke flat nya.

"Sialan! Bagaimana kau tahu tempat tinggal ku!" maki Mona.

"Buka pintunya." Perintah Paul.

"Tidak!" Jawab Mona cepat.

Paul mengambil nafas, mencoba menenangkan diri agar tidak terpancing emosi untuk memukul Mona.

"Sayang, lebih baik kau menurut selagi aku memintanya secara baik-baik," ucap Paul.

"Tidak akan! Suamiku akan pulang sebentar lagi, jadi lebih baik kau pergi sekarang." Mona menatap Paul dengan tajam.

"Pffft... Suami?" Paul tertawa terbahak-bahak.

"Kau pikir apa yang aku lakukan selama satu bulan kemarin? Aku sudah mengikutimu selama itu." Paul menarik dagu Mona dan perlahan mendekatkan wajahnya, menatap Mona dengan intens terutama bibir merah merekah yang selalu membayanginya setiap malam. Dia merindukan bibir milik wanita dihadapannya itu dan ingin merasakannya lagi.

Bugh...

Paul jatuh tersungkur ke lantai saat satu pukulan tiba-tiba mengenai wajahnya.

"Apa yang kau lakukan disini?" Jeremy meraih kerah baju Paul dan mengangkat tinjunya lagi untuk memukul Paul.

Cuih...

Paul meludah ke samping, merasakan darah segar mengalir dari sudut bibirnya. Satu detik kemudian Paul terkekeh geli lalu melihat Jeremy dengan tatapan mencemooh.

"Kau sendiri apa yang kau lakukan di rumah wanita-ku?" Paul tersenyum miring kepada Jeremy.

Bugh...

Bugh...

Dua pukulan dilayangkan lagi kepada Paul, membuat Mona menarik Jeremy untuk menjauhi Paul.

"Masuklah, aku akan mengurus brengsek ini," ucap Jeremy.

"Sir..." lirih Mona seraya menarik ujung kemeja Jeremy.

Jeremy menghela nafas kasar menatap Paul, tapi ini bukan waktunya mengurus pria brengsek itu, dia harus menenangkan Mona terlebih dahulu.

"Ayo." Jeremy menarik Mona dan menggenggam jemarinya. Lalu Jeremy meminta kunci flat Mona dan membuka pintu, keduanya pun masuk peduli dengan Paul yang masih terbaring diluar sana.

Paul perlahan berdiri, lalu dengan tertatih melangkah ke depan pintu flat Mona.

"Aku akan mendapatkan mu kembali." Paul mengepalkan tangannya menahan amarah kepada Jeremy. Setelah itu Paul berbalik meninggalkan flat Mona, dia akan kembali besok, lusa dan seterusnya.

***

Jeremy memberikan secangkir teh hangat untuk Mona.

13. Monalisa (THE END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang