Part 18

891 62 33
                                    

Andi baru saja tiba didepan apartemennya, salah satu apartemen mewah yang berada di kawasan Sixth Avenue. Tidak ada yang tahu kalau asisten dari Jeremy itu adalah putra dari salah satu pengusaha berlian di New York.

Andi Suarez adalah putra ketiga dari pasangan pengusaha sukses Brick Suarez dan Jeniffer Suarez. Andi memang sengaja tidak ingin orang-orang mengetahui jati dirinya, kecuali Jeremy yang sangat mengenal dia dan keluarganya. Karena itu pula Jeremy bersedia mempekerjakan Andi di toko ice cream nya saat pria muda itu datang melamar pekerjaan. Awalnya Jeremy sempat ragu karena seperti yang diberitakan media, putra ketiga Brick Suarez adalah anak yang sering membuat masalah, karena itu Daddy-nya sengaja mengusir Andi keluar dari kediaman Suarez.

Andi menghela nafas didepan pintu apartemen, lalu merogoh saku celana untuk mengambil keycard apartemennya.

"Hah, dimana kartu ku?" Andi mencari ke semua bagian saku celananya, tapi sama sekali tak mendapati keycard nya.

"Sial!" umpat Andi saat ingat kartu pass nya berada didalam tas Elsa. Tadi saat ke toilet, Andi menitipkan dompet dan keycard nya di tas Elsa karena takut terjatuh dan tercecer saat di toilet. Dan saat kembali dia hanya mengambil dompetnya saja.

"Aku akan ke flat nya." gumam Andi. Untung saja flat Elsa tidak terlalu jauh, hanya tujuh atau delapan menit dengan berjalan kaki dari apartemennya.

Andi bergegas pergi menuju flat Elsa.

Sementara itu Elsa sedang berada di samping gedung flat nya bersama kekasihnya.

"Kau dari mana saja?!" Pria yang bernama Harry itu mencengkram lengan Elsa cukup kuat, hingga Elsa meringis menahan sakit.

"Aku makan malam bersama teman kerjaku." jawab Elsa.

"Kau minum? Dasar jalang bodoh! Berapa kali aku katakan kalau kau hanya boleh minum saat bersamaku!" Harry melepaskan cengkeramannya lalu beralih mencekik leher Elsa.

Elsa mencoba melepaskan tangan Harry dengan memukul tangan pria itu, tapi tenaga pria itu jauh lebih besar hingga Elsa hanya bisa merintih kesakitan.

"Kau harus mendapat hukuman! Malam ini aku tidak akan melepaskan mu! Sudah cukup kau menolak ku terus," ucap Harry lalu melepaskan tangannya dari leher Elsa, membuat kekasihnya itu terbatuk-batuk.

"Aku tidak mau." tolak Elsa dengan mata berkaca-kaca.

"Jadi kau ingin aku meminta ayahku memecat ayahmu? Baiklah, kalau memang ingin jadi gelandangan bersama keluarga mu itu. Dengan senang hati aku akan mengabulkan permintaan mu." Harry tersenyum miring menatap Elsa.

"Ayahku tidak bersalah! Kenapa kau selalu mengancam ku seperti ini?!" seru Elsa.

Harry tertawa kecil, lalu berjalan mendekat dan menarik pinggang Elsa.

"Kau pikir kenapa aku menjadikan mu kekasihku?" tanya Harry lalu mendekatkan bibirnya ke telinga Elsa.

"Itu karena aku menginginkan tubuhmu," Bisik Harry seraya menatap Elsa dari atas ke bawah dengan pandangan melecehkan.

Elsa mengepalkan tangannya, menahan diri agar tidak memukul pria sombong didepannya itu. Sejak awal Elsa tidak berniat menerima Harry, tapi karena pria itu berulang kali mendatangi rumahnya dan meminta izin kepada kedua orangtuanya dengan terpaksa Elsa menerima Harry. Pria itu sombong dan juga memiliki temperamen buruk, beberapa kali Harry yang mabuk melakukan kekerasan fisik kepada Elsa. Itulah mengapa lehernya sering memar dan kadang lebih buruk lagi, Harry pernah memukul kepala Elsa dengan botol alkohol. Satu alasan Elsa bertahan yaitu keluarganya. Ayahnya adalah pria tua berusia 55 tahun yang bekerja sebagai tukang kebun dirumah Harry. Elsa sudah meminta ayahnya agar berhenti bekerja, karena umurnya yang sudah renta. Tapi ayahnya menolak karena sudah lama bekerja di rumah Harry, dan flat yang mereka tempati sudah dibeli oleh ayah Harry.

13. Monalisa (THE END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang