"Hm, saya menemukan tulisan di secarik kertas tak jauh dari area di mana sedan merah itu meledak. Namun, permukaan kertas sedikit terbakar hangus." Salah satu polisi mengambil kertas di sakunya.
Teruntuk Gilang Dan Clara
Terima kasih, sudah mau membaca surat ini. Aku ingin memulihkan kebahagiaanku yang sudah kalian hancurkan. Aku menulis surat ini dengan darah yang gemulai. Dan juga, aku merangkai tiap kata menggunakan tinta. Aku menulis dengan hati dan perasaanku yang amat dalam.
Oke langsung ke intinya saja, aku benci kalian! Aku ingin memutilasi tubuh kalian! Karena aku harusnya menjadi belahan jiwamu, Gilang. Aku pernah dekat denganmu.
Aku akan menghancurkan keluarga kalian! Sampai kapan pun kita senantiasa menjadi lawan!
Aku pernah bekerja sama tuk membuat kalian sedih. Tak hanya satu orang, namun lebih.
"Dengan siapa saja , Pak Polisi? Siapa penulisnya?" tanya Clara ketika mendengar isi dari tulisan tadi
"Maaf, sebagian kertas ini terbakar. Jadi hanya separuh saja yang masih bisa terbaca," jawab salah satu polisi.
"Surat itu menggantung, padahal saya penasaran siapa penulisnya, sekaligus apakah ada hubungannya dengan pengendara sedan merah yang menabrak mobil kami," ujar Clara menampakkan rupa sendu.
Seisi ruangan berpikir apakah semua itu ulah Valen? Karena tertera, 'Aku pernah dekat denganmu, Gilang.'." Dari kata tersebut menjelaskan bahwa ada kedekatan antara penulis dan Gilang.
"Kenapa aku yakin bahwa Valen pelakunya? Sebab ia pernah menjadi mantannya Gilang. Bukannya begitu ya, Bu?" tanya Galang kepada ibu tirinya.
"Iya, benar juga." Citra menganggukkan kepala.
"Katanya Pak Polisi menemukan headphone di lokasi kejadian, apakah masih bisa digunakan?" lanjut Citra."Maaf sekali, headphone-nya sudah rusak. Namun, tenang saja. Kami telah membawa headphone tersebut dan kami akan mengecek apakah data dari headphone. Ini yang bisa dijadikan bukti, namun membutuhkan waktu yang lama untuk memperbaiki total seperti sedia kala," ujar salah satu polisi.
Kasus kecelakaan seperti ini lumayan rumit, pengendara sedan merah yang belum ditemukan, kemudian surat dan headphone yang tidak ada kejelasan.
Tulisan surat yang menggantung dan tidak tertera nama penulis serta ada rasa yang ganjil. Headphone yang ditemukan harus diperbaiki dan butuh waktu lama. Menimbulkan teka-teki yang amat menyiksa.
Citra mengajukan sebuah permintaan untuk mencoba berkunjung ke rumah milik Valen. Mereka pun sangat setuju daripada dihantui dengan rasa penasaran yang tinggi. Jika benar, maka kelakuan mantan Gilang ini sangat keterlaluan dan memalukan.
Besok pagi mereka berangkat, namun Candra tidak ikut karena menjaga Gilang yang terbaring lemah tak berdaya di ruang IGD. Sedangkan, Clara bersedia untuk mengikuti pendapat Citra, ibu tiri mertuanya.
"Jika Bu Clara berkenan ikut, maka kami perbolehkan asalkan anda menggunakan kursi roda. Supaya Bu Clara tidak kelelahan. Takutnya nanti, apabila kedua kaki Bu Clara lelah, Bu Clara pingsan, mohon pengertiannya," tegur Dokter Chian.
"Iya, Dokter. Saya berkenan untuk menggunakan kursi roda saat perjalanan menuju rumah, Valen. Terima kasih atas seduhan perhatiannya," Clara mengucapkan kata tersebut dan ia sadar bahwa keadaan belum pulih total.
"Apakah tidak ditemukan plat sedan merahnya ya, Pak Polisi?" tanya Candra sedari mengingat sesuatu.
Polisi berpikir sejenak. Selepas kejadian, serumpun polisi datang dan langsung melihat sedan merah terbakar hangus. Lalu, ditemukan satu surat dan headphone yang terbungkus oleh bahan terbuat dari sesuatu yang tidak mudah terbakar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Exchanged (Terbit)
Mystère / ThrillerKesabaran dalam menghadapi ujian sering kali harus dilakukan dalam menjalani sebuah kehidupan. Seperti halnya kisah kembar bersaudara Galang dan Gilang. Mereka saling membenci satu sama lain dalam diam. Hingga suatu ketika Galang harus menerima keny...