"Iya, aku mengingat sepenuhnya mimpi tadi dari awal sampai akhir. Sangat tragis dan sadis. Mungkin benar, penulis surat adalah seorang perempuan begitu pula dalang dalam kejadian ini," ujar Clara.
"Kok, aku semakin ... yakin bahwa Valen adalah dalang di balik semua ini," sahut Citra.
"Tapi, Citra, jangan menuduh yang enggak-enggak dahulu, daripada kita dihantui rasa penasaran. Lebih baik kita langsung ke rumahnya Valen," seru Candra.
"Iya," ucap Citra.
Clara bersiap-siap begitu pula dengan Galang, Candra dan Citra. Sebelum mereka berangkat, Clara menginginkan bertemu dengan suaminya. Clara di taruh di kursi roda. Kemudian didorong oleh Galang. Mereka menuju ke ruang IGD.
Jemari Clara gemetar dan jantungnya berdetak sangatlah kencang. Mulutnya tak henti mengucap nama Gilang. Bayi Gilang dan Clara dibawa oleh Candra. Langkah mereka semakin dekat dengan tempat tujuan.
Clara mengamati kondisi di sekitar, tiba-tiba ada seorang perempuan memakai jubah dan menutupi wajah dengan memakai cadar. Namun, entah kenapa Clara sangat berpikir bahwa itu adalah Valen.
Karena perempuan tersebut membuka cadarnya di sudut ruangan. Jadi wajahnya sedikit kelihatan. Perempuan itu mirip dengan Valen. Ia masih sembunyi.
"Galang, tolong berhenti sebentar. Sepertinya aku melihat seorang wanita yang mirip sekali dengan Valen di sudut ruangan atau sudut lorong" pinta Clara
Galang berhenti sejenak tidak mendorong kursi roda ini. Galang, Clara, Citra dan Candra menatap di sudut ruangan. Mereka melihat wanita yang melepas cadarnya dan benar mirip dengan Valen.
"Eh, benar kata kamu, Clara. Dia sangat mirip dengan Valen. Jangan-jangan dia benar Valen? Tapi, kenapa dia ada di sini? Mau apa dia? Apakah dia habis menjenguk Gilang?" Pertanyaan citra itu membuat mereka semua bertanya-tanya, terutama Clara. Pertanyaan demi pertanyaan terus berkeliaran di pikirannya. Di tengah pikirannya yang kalut, tiba-tiba suara Galang memecahkan pikirannya.
"Sudahlah jangan dibahas lagi, kasihan Clara baru pulih sudah overthingking. Lebih baik kita langsung masuk ke ruang IGD aja!" seru Galang sembari menenangkan suasana.
"Kalian berdua jangan buat suasana semakin meresahkan. Jika benar ia adalah Valen maka kita harus mendekat ke sudut ia berdiri. Lalu ...," Percakapan Candra terpotong.
Wanita yang mirip Valen melangkahkan kakinya, sebelum itu ia pakai cadarnya kembali. Berlari secepat kilat melewati Candra, Citra, Galang dan Clara. Pandangan mereka berempat mengarah ke wanita tersebut.
"Galang, tolong kejar dia!" seru Clara sedikit teriak kencang.
Galang langsung berlari menerobos beberapa perawat. Langkah wanita bercadar tersebut memang sangat cepat. Galang sedikit kehilangan tenaganya, ia memilih berhenti dan duduk sejenak di kursi tunggu.
...
Candra tidak tinggal diam, ia memilih untuk ikut mengejar. Sebelumnya ia pamit terlebih dahulu ke Citra dan Clara. Mereka berdua tidak mencegah Candra mengejar.
"Clara, langsung masuk ke ruang IGD yuk! Jangan terus menerus cemas. Ibu kan sedikit kasihan kepadamu, bayi ini juga kan kasihan." Citra membawa bayi Clara dan Galang saat Candra serta Galang pergi mengejar perempuan bercadar tersebut.
"Iya, Bu," ucap Clara.
Clara pun membuka pintu ruangan IGD. Ia menatap Gilang yang terbaring lemah tak berdaya di atas ranjang putih. Serumpun alat oksigen, Gilang pakai. Sungguh keadaannya sangat menyakitkan.
Kedua mata Clara langsung berbinar-binar sendu, lalu membuatnya ingin mengatakan hal yang paling menyeramkan.
"Tuhan, kenapa Engkau berikan hamba yang lemah tak berdaya ini segenggam kepiluan setelah datang sepaket kebahagiaan? Kemudian menancapkan rangkaian teka-teki yang sangat sulit dipecahkan dalam kejadian tanda tanya ini," ujar Clara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Exchanged (Terbit)
Mistério / SuspenseKesabaran dalam menghadapi ujian sering kali harus dilakukan dalam menjalani sebuah kehidupan. Seperti halnya kisah kembar bersaudara Galang dan Gilang. Mereka saling membenci satu sama lain dalam diam. Hingga suatu ketika Galang harus menerima keny...