Bab 27: I'm A Mean Girl

1.3K 181 22
                                    

Atha sudah hafal diluar kepala.

Pertama, dorong bahu korban. Kedua keluarin kata makian, "Pelet lo manjur banget, ya. Hilang sebulan lebih dan sekarang bawa gandengannya gak tanggung-tanggung. Si Alvin? Ck. Mau apa lo sama adik gue? Duit?"

Ketiga, tawa merendahkan mereka. Memekakkan telinga hingga korban ingin sekali memohon tuli segera pada Tuhan.

Keempat, tindakan yang di luar batas lagi. Menjambak atau merusak mental lawan. "You're bitch. Hidup sebatang kara tapi bisa hidup sampai sekarang. Pekerjaan lo gak akan cukup untuk makan lo sebulan kan? Atau jangan-jangan lo beneran jalang? Sekali service berapa dibayar?"

Kelima, menagih balasan jawaban dari omong kosong mereka. "Jawab jalang! Kenapa? Mulut lo pake lem gitu sampai gak bisa ngomong atau ucapan kami ini memang betul?"

Kini, waktunya untuk mengangkat kepala. Memandang tajam mereka satu persatu hingga mati kutu. Berdiri tegap—kondisi tubuh yang bungkuk dan tampak ringkih akan membuat si perisak merasa menang—berlagak mampu menaklukkan yang lemah. Napas harus keluar teratur.

"Kenapa diam? Gak lanjutin pementasan drama kalian? Gue sebagai Cinderella disini menunggu cacian kalian selanjutnya." jangan tunjukkan ketakutan sekalipun, begitulah simpulan Atha setelah menghadapi perisakan di dalam novel. Meskipun ia berakhir tragis pada akhirnya.

"Ah, ada guru di belakang?" gadis itu kontan melirik ke belakang. Nihil. Memang guru tidak ada tiap Sherin beraksi. Namun, bila salah satu dari mereka adapun, tak mengubah nasib Atha yang akan dijadikan bulan-bulanan bagi Sherin. "Oh, gak ada. Baguslah, jadi gue bisa melakukan sesuatu pada lo semua."

Dengkusan serupa banteng sukses keluar dari hidung Sherin. "Sok berani banget lo. Maju kalau gitu, lawan gue," tantangnya. Sangat mirip dengan banteng rupanya.

Inilah hal yang paling ditunggu Atha sedari tadi. Bila masuk ke kandang harimau ya harus jadi harimau juga supaya gak dimakan.

"Gak mau." mata ber-lensa kontak bewarna abu-abu milik Sherin membulat. Pupilnya mengecil dan itu sedikit menyeramkan. "Lo yang datang kemari," balas Atha.

Lagi-lagi dengkusan banteng itu meresponnya. "Mau dihajar ya lo? Oh, mentang-mentang ada Alvin di sisi lo bikin lo yakin bahwa dia akan menolong lo. Mimpi!"

Usai mengucapkan itu, Sherin langsung maju dan mengulur tangannya—menjambak kasar rambut Atha. Sebelum mencapai rambutnya, Atha telah memcengkram kuat lengan gadis itu. Ia tersenyum puas sambil memandang longoan bodoh Sherin.

"Jangan pegang rambut gue, gue baru keramas. Wangi shampo gue bisa-bisa hilang sama bau busuk tangan dan kuku hitam lo," kata Atha santai.

"Belagu amat nih cewek!"

"Iya, belagu amat lo!"

Suara cempreng si kembar membuat mata Atha mengerling ke arah mereka. "Apa? Kalian mau 3 lawan 1? Boleh, silakan. Untuk orang pengecut kayak kalian gue bolehin aja."

Tanpa basa-basi, tangan kiri Atha yang bebas menjambak rambut Sherin. Semua orang dalam kelas terpekik kaget. Ya gimana gak kaget kalau Atha—gadis lugu yang selalu di-bully mendadak seberani itu?

"Ini balasan perbuatan lo yang tiap hari menjambak rambut gue," bisik Atha sadis. Suaranya terdengar begitu rendah. "Lo bikin hari-hari gue kacau. Tiap gue membuka mata usai tidur, gue selalu nyumpahin diri sendiri supaya mati aja. Tidur selama-lamanya, tapi lo ...." geraman tertahan Atha membuat Sherin gemetar. "Perbuatan lo selama ini, lo kira gue akan biarin lo lepas dengan mudah? Ha, big no. Buang jauh-jauh pikiran lo yang menganggap diri lo sendiri tuan putri.

Sekarang ini bisa aja gue bunuh lo dengan satu pulpen. Apalagi posisi sudut leher lo yang pas banget untuk ditusuk. Krrrrt. Lo mati." nada dingin Atha menyergap di telinga dan tengkuk Sherin.

Ups, I Became A Mean Girl [ SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang