PROLOG

14.6K 902 5
                                    

Disebuah taman

Seorang gadis kecil kira kira berusia 5 tahun tengah berkeliling taman seorang diri memakai dress biru langit selutut dan membawa boneka.

Di pertengahan jalan dia melihat tukang ice cream tetapi dia lupa bahwa dia tidak membawa uang,akhirnya iapun memutuskan untuk duduk tidak jauh dari tukang ice cream tersebut dan terus memperhatikan tukang ice cream tersebut.

Tak jauh dari tempat duduknya seorang bocah lelaki seumuran dengannya tengah memperhatikannya dari awal kedatangannya ke taman,akhirnya diapun memutuskan untuk membeli satu ice cream yang akan dia berikan kepada gadis kecil tersebut.

"Untukmu"ucap bocah lelaki tersebut sambil menyodorkan sebuah ice cream rasa coklat kepada gadis tersebut.

"Ha_em,untukku?"tanya gadis kecil tersebut.

"Tentu"jawab si bocah lelaki.

Akhirnya dengan sedikit ragu gadis kecil tersebut menerima ice cream itu.

"Terimakasih"ucapnya.

Setelah dirasa ice cream pemberiannya diterima bocah lelaki itupun ikut duduk disamping gadis kecil itu sambil memperhatikan betapa menggemaskannya gadis itu memakan ice cream.

"Em_kamu mau?"tanya gadis kecil tersebut,namun dijawab dengan gelengan kepala.

"Kenapa?"tanyanya lagi.

"Tidak papa itu punyamu"jawab si bocah lelaki.

"Tidak,kau harus mencobanya ini sangat enak"jawab dan paksa gadis itu sambil menyodorkan ice creamnya ke mulut si bocah lelaki.dengan terpaksa akhirnya ia membuka mulut dan mencoba ice cream itu.

"Bagaimana?enak kan?"tanyanya dengan wajah sumringah.

"Ya enak"jawabnya singkat karena dia sebenarnya tidak terlalu suka dengan yang namanya ice cream.Setelah habis memakan ice cream si gadis keci itupun mengulurkan tangannya sambil tersenyum dan menyebutkan namanya.

"Namaku Violetta Stevanie,namamu siapa?"perkenalan dan tanyanya.

"Oh hai vani,namaku Xavier Kenrick"sapa dan jawabnya sambil tersenyum tipis.

"Vani?siapa vani?"tanyanya sambil menautkan kedua halisnya pertanda bingung.

"Ya aku akan memanggilmu vani bolehkan?"

"Tentu saja erick"sambil tersenyum.

"Erick?"tanyanya

"Iya aku akan memanggilmu erick dan kau memanggilku vani"jawabnya sambil tersenyum

"Oke,kenapa kau sendiri disini vani?"

"Huft,aku hanya sedang merindukan abang dan orangtuaku erick"jawabnya sambil menghembuskan nafas.

"Memangnya dimana keluargamu?"tanya erick.

"Abang dan kedua orang tuaku berada di jakarta dan aku disini bersama kakek dan nenekku"jawab vani.

"Owh,mulai sekarang aku yang akan menemanimu dan menjadi sahabatmu jadi kamu jangan sedih lagi ya"ucapnya sambil tersenyum.

"Sahabat?"sambil menaikkan jari kelingkingnya.

"Sahabat"jawab vani sambil tersenyum.

Mulai saat itulah mereka menjadi sahabat dan selalu bermain bersama setiap harinya.

Hingga suatu hari datang dimana itu adalah hari terakhir mereka bertemu.

"Erickkk"panggil vani sambil berlari yang melihat keberadaan erick yang sedang duduk di kursi taman.

"Jangan lari vani nanti kamu jatuh"ucapnya khawatir.

"Hehe aku sedang bahagia erick kata omaku nanti aku akan pergi berlibur ke jakarta menemui mommy daddy dan abang abangku nanti mereka yang akan menjemputku"ucapnya dengan binar bahagia.

"Oh ya benarkah vani?"

"Tentu erick aku sangat senang akhirnya aku bertemu mereka kembali"ucapnya masih dengan senyuman diwajahnya.

"Tapi kamu jangan lama lama disananya ya vani nanti aku kangen sama kamu terus aku ngga ada teman untuk bermain"ucap erick sambil menunjukkan raut sedihnya.

"Hey aku akan kembali lagi erick tenanglah,jikapun kita tidak bertemu lagi akan kupastikan kita akan bertemu setelah kita dewasa nanti"ucapnya karena entahlah diapun mempunyai firasat bahwa dirinya akan pergi jauh dari erick.

"Hey kenapa kau malah berbicara seperti itu vani?kita akan tumbuh dewasa bersama sama"ucap erick kesal.

"Entahlah erick akupun tak tahu"ucal vani polos sambil menggelengkan kepalanya.

"Oh iya hampir sana lupa,sini tanganmu"ucap erick sambil mengambil sebelah tangan kiri vani dan memasangkan gelang yang sangat indah sama seperti yang dipakainya juga.

"Kenapa?wahh bagus sekali erick"ucap vani sambil tersenyum.

"Gelang ini hanya kita yang punya karena itu khusus aku yang buat untuk kita berdua vani jadi nanti bila kita dewasa kita bisa selalu mengingatnya dan aku harap kamu berjanji untuk tidak melepaskan gelang ini dimanapun dam kapanpun vani"ucap erick.

"Ya aku berjanji erick untuk selalu memakainya selalu"ucap vani sambil tersenyum.

"Ini sudah sore erick aku harus segera pulang karena orangtuaku akan menjemputku untuk pergi ke jakarta"ucap vani.

"Oke kamu jangan lama lama ya disananya aku akan menunggumu disini vani"ucap erick.

"Jaga dirimu baik baik erick bila aku masih di jakarta,kita pasti bertemu lagi"ucap vani.

Kemudian erick memeluk vani lama enggan untuk melepaskan seakan vani akan pergi darinya dan lama untuk kembali.Setelah vani pergi ia pun memutuskan untuk pulang ke rumahnya.

Hari hari telah bergati menjadi minggu dan minggu sudah berganti menjadi bulan tetapi vani belum juga kembali itu membuat erick menjadi pribadi yang dingin kembali sama seperti dahulu sebelum kenal dengan vani.Sudah berkali kali pula erick bertanya pada oma kapan vani kembali tetapi  jawaban yang erick dapatkan hanyalah tidak pasti kapan vani kembali.Akhirnya orang tua erickpun memutuskan untuk pergi pindah ke jakarta dengan maksud agar erick dapat melupakan vani dan mendapat teman baru disana.Tetapi ternyata malah semakin parah erick enggan untuk berteman dengan siapapun dan menjadi pribadi yang sangat dingin.

Hingga akhirnya di awal masuk SMP tepatnya umur 13 tahun erick menemukan  teman tetapi tidak dapat merubah sifat dinginnya kepada siapapun walaupun itu temannya sendiri,orangtuanyapun hanya berharap semoga erick dapat dilertemukan kembali dengan vani dan dapat mengembalikan sifatnya yang dulu.

Jangan lupa tekan bintang biar makin rajin lagi nulisnya!!
Thank you🤗

VIOLETTA[HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang