Baju putih abu abu dengan selempang wakil ketua OSIS melekat di tubuh seorang gadis yang tengah merapikan topi yang di pakainya. Hari ini akan ada acara serah terima jabatan ketua dan wakil ketua OSIS untuk periode berikutnya.
"Sudah cantik itu Yan,"ucap Divyan dari pintu kamar mandi. "Bukan itu. Nggak cocok kalo Chandra nya baju aja rapi baru aku amburadul,"ucapku. "Nggak gitu juga. Ehh Chandra,"ucap Divyan. Merasa sudah rapi, aku keluar dari kamar mandi.
"Ibu ketua OSIS cantik banget bikin pangling,"ucap Chandra. "Ngomong lagi ku pukul pakai sepatu pdh kamu Dra,"ucapku kesal. "Iya dah. Ayo,"ucap Chandra menarik lengan ku mengikuti langkah panjang nya menuju lapangan upacara. Acara ini sekaligus momentum pelepasan, jadi wajar kalo semua siswa turut andil.
"Dyandra,"aku menoleh mendapati Nafisa dan Alagra yang melambai tangannya. "Bun yang anaknya itu siapa? Kok malah Dyan yang dipanggil,"ucap Chandra ikut bergabung. "Heh Bunda bosen liat kamu di rumah.
Ya kan Yah. Coba kalo ada Dyandra, ada teman ngobrol sama masak. Ngga kayak kamu di ajak ngobrol ngga pernah nyambung. Di ajak nonton film malah bikin runyam,"ucap Nafisa membuat ku tersenyum lebar. "Iya dah anaknya Bunda Dyandra.
Ehh Bunda belum tau kalo manusia satu ini salto udara. Modelnya aja diem aslinya wah sekali. Lompat dari lantai 2 aja bisa apalagi cuma masak. Itu mah kecil,"ucap Chandra membuat ku mencubit pinggang nya keras.
"Harus gitu lah. Nak Dyandra nanti kayaknya bakal kangen sama Chandra ini,"ucap Alagra membuat ku mengernyitkan kening bingung. "Ayah kasih tau. Nanti lah bagian Chandra itu nya,"ucap Chandra menarik ku menjauh.
"Kamu mau pergi ke alam baka ya Dra,"ucapku tergelak. "Hust kamu ini. Yan kita kan udah dekat dari kelas X tuh. Tapi aku belum bisa ngajak kamu sekarang. Tunggu aku lulus dari pendidikan Akademi Angkatan Udara nanti. Baru ku lamar kamu Yan. Aku nggak mau pacaran bikin LDR makanya tunggu aku ya,"ucap Chandra membuat ku terdiam.
Ada perasaan senang bertebangan di dalam hati ku. Selama 3 tahun kami berteman, pulang pergi naik sepeda bareng, sering belajar sampai sering berkunjung ke rumah kalo lagi ada acara. Akhirnya perasaan ku di balas meskipun sekarang masih belum ada ikatan lebih. Setidaknya nanti akan ada masanya hari itu tiba..
Meskipun di bawah terik mentari, senyum tak sedikit pun pudar dari bibir ku karena hal manis yang barusan di ucapkan Chandra. Hmm ingin rasanya ku gapai cerita cinta bersama nya di masa putih abu-abu. Tak hanya sampai di situ bahkan sampai pulang senyum tak lekang dari wajah ku.
"Dy kamu kesambet apa,"tanya Divyan yang mampir ke rumah. "Ish Vyan ya ampun. Kamu tau kah,"ucapku berbaring sembari memeluk guling penuh rasa senang tak terkira. "Aish kenapa nah. Cerita dulu Cong,"ucap Divyan menarik ujung baju ku.
"Ya ampun ngga nyangka setelah 3 tahun, Chandra jawab perasaan ku Vy,"ucapku. "ALHAMDULILLAH,"ucap Divyan memeluk ku bahkan sampai meminta penjelasan. "Jadi gimana? Kapan lagi kalian ketemu nih secara habis ini LDR kan,"ucap Divyan membuat ku tersenyum penuh arti.
"Hmm nanti tiap ada libur nya,"ucapku tersenyum manis. "Aihh asyik nih,"ucap Divyan membuat wajahku bersemu. "Hiih malu-malu. Kasih tau Kak Deva nih,"ucap Divyan membuat ku merengut. "Jangan ih. Ntar di ketawain sama Kak Deva,"ucapku memeluk guling sembari berpikir tentang pertemuan yang akan datang.
---
Bukit Bintang
20.00"Darimana kamu tau tempat wisata unik Dra,"tanya ku memandangi lautan kerlap kerlip lampu. "Dari temen Dy. Lumayan lah buat hadiah yang sudah jauh-jauh dari Samarinda,"ucap Chandra membuat ku terkekeh. "Bisa ae lu. Oiya Dra kamu jadi penerbang?,"tanyaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Armaya Dvyendu Paksha - Completed
RomanceSlow update Fast Update-->Goodnovel Armaya itu hujan dalam bahasa Jepang. Sedangkan Dvyendu itu bermakna bulan yang bersinar terang di malam hari dan Paksha berarti sesuatu yang berharga dalam bahasa Sansekerta. Hujan diantara sinar bulan yang berha...