Baju batik bewarna maroon cukup manis berpadu di tubuhku. Setelah memastikan tidak ada yang kurang dan tertinggal, ku lirik jam sudah menunjukkan pukul 06.30 WITA. Dosen yang baik itu harus datang lebih cepat dari mahasiswa.
Supaya bisa jadi contoh tapi kayaknya biar aku disiplin ngga bakal juga aku dicontoh sama mahasiswa. Orang mereka aja menempatkan ku di posisi dosen killer tertinggi di kampus Politeknik Negeri tempatku mengajar.
"Kak Dyan pamit dulu ya. Assalamu'alaikum,"ucapku. "Yoi hati-hati ya Yan jangan ngebut di jalanan,"ucap Tiara. Tiara ini aneh-aneh lagi. Sejak kapan aku ngebut di jalanan sedangkan bagi ku patuh pada peraturan dan perundang-undangan sudah segala-galanya.
Membelah kota Samarinda yang memiliki kesibukan masing-masing di jam segini. Di tepi kanan sungai Mahakam membentang indah membelah dua bagian membuat ku harus melewati jembatan yang dahulu pernah runtuh.
"Selamat pagi Bu Dyan. Selamat beraktivitas,"ucap penjaga gerbang.
"Pagi Pak. Selamat beraktivitas juga,"ucapku tersenyum tipis sebelum melajukan mobil ku ke gedung jurusan yang ku bidangi.
Menghirup nafas sejenak sebelum mengambil tas berjalan menuju ruangan dosen di dalam lab jurusan.
"Pagi Bu,"
"Pagi Bu,"
Sapaan yang sudah jadi makanan sehari-hari ku menggelora sepanjang jalan menuju ruangan ku. Absen kedatangan diri dengan sidik jari dan kembali ke meja. "Bu Dyandra aduh kok kali ini beda loh yang numpuk di atas meja,"ucap Augitra membuat ku mengernyit heran.
"Bunga??,"ucapku mengangkat buket mawar merah yang ditaruh di atas meja tanpa nama. "Aduh adakah mahasiswa yang mulai jatuh hati dengan pesona Bu Dyandra Androdiaz Zhafira Rajasa,"tanya Keyla membuat ku menggeleng.
"Nyasar lagi kali,"ucapku berjalan keluar. Niatnya mau buang tapi liat ada sepasang mahasiswa yang tengah asyik belajar di lorong. Kalo begini ngga masalah karena bukan di dalam lab posisinya. "Dek ini kasih pacarnya,"ucapku memberikan buket bunga tadi.
"Terimakasih Bu,"ucapnya ku tanggapi dengan senyum tipis sebelum berlalu. "Bu Dyan join Bu,"ucap Angela mengajak ku bergabung. "Aduh bu Dyan sudah tau belum minggu ini ada nikahan di kampus loh,"ucap Keyla. "Pak Rafka?,"tebak ku.
Tapi nggak mungkin juga ya. Ngapain pak Rafka ngadakan nikahan di kampus kalo memang dia sudah punya hotel bintang lima. "Bukan lah Bu. Itu mahasiswa yang terlibat skandal dari jurusan sebelah,"ucap Augitra membuat ku tercengang.
"Hah married by accident ini kisahnya,"tanyaku. "Iya Bu. Aduh anak jaman sekarang kenapa ngga nikah aja dulu sih kalo memang sudah ngebet,"ucap Angela memijat pelipisnya. "Harusnya kalo memang milih kuliah ya kuliah aja dulu yang fokus.
Pacaran ya pacaran tapi ingat Tuhan juga lah. Atau kenapa ngga contoh dosen dosen muda yang belum nikah itu keren loh bener-bener fokus kayak Bu Melinda,"ucap Keyla. "Nggak usah ke jurusan orang. Kan kita punya juga loh. Bu Dyan paling awet jomblo paling disiplin juga,"ucap Augitra menyenggol lengan ku.
"Saya bukannya fokus atau gimana. Kalo pacaran memang anti tapi kalo nikah masih belum ada minat,"ucapku. "Aduh padahal yakin aja banyak tuh yang antri tapi susah betul acc nya,"ucap Angela membuat seisi ruangan tergelak.Selesai dengan obrolan santai pagi hari, Ku langkahkan kaki ku ke gedung kelas untuk memberi materi.
---
"Yang termasuk dari senyawa aromatik adalah senyawa benzena dan senyawa yang memiliki sifat seperti benzena. Ciri-ciri senyawa benzena digambarkan sebagai cincin enam dengan resonansi di dalamnya. Aturan Huckel mengatakan bah
"Hehehe iya nah masa kemarin pengantar teknik kimia kita malah diceramahi. Sumpah ngga enak banget kalo kayak gitu,"ucap seorang mahasiswa tidak memperhatikan pelajaran. Dengan tatapan nyalang disertai alis menukik tajam, ku tatap mahasiswa yang asyik bercengkerama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Armaya Dvyendu Paksha - Completed
RomanceSlow update Fast Update-->Goodnovel Armaya itu hujan dalam bahasa Jepang. Sedangkan Dvyendu itu bermakna bulan yang bersinar terang di malam hari dan Paksha berarti sesuatu yang berharga dalam bahasa Sansekerta. Hujan diantara sinar bulan yang berha...