Suara nyaring dari MC turut membuka acara pekan lomba antar jurusan di Polinema. Banyak tamu dari berbagai instansi terdekat di undang. Kecuali ya mungkin Pemkot yang enggan datang. You know what I mean, right.
Wajah ku di poles sedemikian rupa makin menambah rasa aneh. Kayak mau karnaval rasanya. Berpadu dengan pakaian putih yang khas dengan jas lab dengan kebaya yang tampak menawan. "Kakak foto dulu yuk. Baru kirim ke Bunda sama Ayah,"ucap Dhita mengarahkan kamera ke wajahku.
"Dhit gantian dong,"ucap mahasiswi yang lain. Tentu saja satu jurusan. Hanya aku mungkin yang bukan mahasiswi di pajang begini. "Oke oke. Kak Dyan kalo di sini milik Teknik Kimia,"ucap Dhita sembari terkekeh geli. "Waduh Bu wadanskuadron ngga ada obat,"ucap Dewi membuat ku tersenyum tipis.
"Ayo kita bawa maskot kita maju,"ucap Natasya mengajakku berjalan memimpin barisan jurusan. Menyanyikan yel-yel dengan semangat bahkan aku sampai lupa kalo bukan lagi mahasiswa. Melewati red carpet dengan senyum manis memukau.
Sumpah ini bukan Dyandra aslinya. Aku latihan buat bisa senyum manis memukau kayak gitu. Untuk perlombaan menyangkut banyak pihak pasti ku usahakan totalitas. Chandra entahlah ku rasa dia pun ngga tau kalo aku nge cosplay kayak gini. Bahkan mungkin hanya instansi tertentu yang tau.
Kita nggak lagi harus saling tau kan. Kalo nggak begitu penting ya untuk apa juga harus mengganggu pekerjaan nya. Ngomong ke orang gitu tapi aslinya pengen juga dapat Kalimat manisnya begitu melihat wajah menawan ku gini.
"Setelah ada Duta dari jurusan Pariwisata. Sebagai penutup ada nih kak duta jurusan yang damage nya nggak kalah dari yang lain,"
"Wah apaan tuh kak. Kayaknya udah banyak yang penasaran nih. Langsung aja kak,"
"Mari kita sambut Duta dari jurusan Teknik Kimia,"
Begitu mendengar kalimat terakhir MC, ku langkahkan kaki ku anggun sembari tersenyum manis mengeluarkan semua kalimat yang tercetus begitu saja sebagai bentuk endorse jurusan sekaligus membuka bentuk pertunjukan lain dari jurusan.
---
Haih panas juga ternyata pakai kostum karnaval gini. Di pajang mana pakai baju ginian. Panas asli ngga kaleng-kaleng. "Mbak duta Teknik Kimia di cari sama bapak rektor,"ucap MC membuat ku bangkit dari tempat ku. Ngapain lagi aku di panggil rektor??
"Permisi pak ini Duta Teknik Kimia nya,"ucap MC. "Ohh iya terimakasih. Bapak dan Ibu Komandan Skadron 21, ini Mbak Duta Teknik Kimia,"ucap rektor membuat ku melongo. "Hah, izin Pak Bu,"ucapku setengah cengo. "Loh kan bener Pak. Ini loh maskot Skadron 21.
Dyandra Androdiaz Zhafira Maurya. Bu Chandra nya 21 kan,"ucap Erma membuat ku tersenyum manis. "Siap Bu,"ucapku. "Oalah Bu Dyan. Ya ampun dari jauh keliatan kayak mahasiswa,"ucap Arya. "Iya kan Bu Dyan memang menipu wajahnya.
Umur boleh cukup, tapi wajah stay baby face,"ucap Erma membuat ku tersenyum tipis. Sembari berbincang mata ku menelisik satu per satu tamu VVIP kampus. Siapa tau ada satu makhluk itu nyangkut di sini kan? Tapi ngga mungkin hangar pindah ke sini kan.
"Siap Pak,"ucap suara bariton tegas membuat ku tersenyum tipis dalam hati. Entahlah tapi mungkin sedikit ingin mendengar kalimat manisnya kali ini. "Waduh udah datang tuh Pak Chandra nya. Pak suruh mereka undur lah. Biar bisa bagi-bagi sweet,"ucap Erma.
"Gitu kah Pak Chandra,"tanya Arya. "Iya lah pak. Gimana toh bapak ini? Biarkan pasangan manis saling bertemu. Nggak enak loh Pak mau nyapa hai cantik ada komandannya di sini. Mau tegas tapi sayang kelewat mata,"ucap Erma panjang lebar. Sumpah ini orang selama ini makan apa sih?
Dulu waktu Arya masih pendidikan ngga ada tuh aku denger kata yang terucap dari bibirnya lebih dari 100 kata. Paling kalem lah sudah. Nah apa karena efek sudah nikah dan bahagia jadi gini. Aku kayaknya nggak masuk kategori sih. Jadi tarik senyum tipis dalam hati aja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Armaya Dvyendu Paksha - Completed
RomanceSlow update Fast Update-->Goodnovel Armaya itu hujan dalam bahasa Jepang. Sedangkan Dvyendu itu bermakna bulan yang bersinar terang di malam hari dan Paksha berarti sesuatu yang berharga dalam bahasa Sansekerta. Hujan diantara sinar bulan yang berha...