Tiga bulan kemudian...
Setelah pertemuannya dengan Malik dan Haikal di kafe Neon beberapa bulan yang lalu, Hira tak mendapatkan kesempatan untuk bertemu mereka lagi. Berakhir begitu saja, padahal Hira berharap dia bisa dekat dengan mereka seperti drama Korea yang pernah dia tonton.
Hira mencoba mendatangi kafe Neon lagi di hari yang sama, tapi pemilik kafe itu bilang Malik dan Haikal sudah tak manggung di sana lagi dan sudah ada pengganti baru.
Hira kecewa tapi kekecewaannya itu melebur ketika melihat tanda tangan yang mereka berikan secara cuma-cuma dan tanpa syarat kepadanya.
Tiga bulan berlalu sejak pertemuan itu dan Two City datang dengan kabar mengejutkan. Mereka bergabung di sebuah agensi besar yang ada di ibukota dan debut dengan single perdana yang ditulis sendiri oleh Malik.
Hira sangat antusias karena pada akhirnya, mereka akan mengawali karir untuk lebih dikenal masyarakat luas. Tiap hari tiada hari untuk tidak mencari berita update tentang mereka.
Hari perilisan lagu perdana mereka tiba, hari sabtu sekitar pukul empat sore, Hira sudah siap di depan laptop yang menyala dan membuka channel youtube mikik Two City.
Kini, akun milik mereka tak berisi cover-cover lagu seperti dulu. Tapi juga berisi vlog-vlog tentang kegiatan mereka dan Hira senang karena mereka berdua mendapat cinta dari banyak orang.
Hira berharap, dia bisa bertemu kembali dengan mereka.
Sebuah bubble notif muncul dan Hira segera mengetik judul lagu perdana Two City di kolom pencarian. Dia mendengarkannya dengan seksama tanpa berpaling kemanapun.
Lagu dengan iringan gitar, bergenre ballad ditambah dengan suara khas seorang Haikal. Hira yakin, lagu mereka akan mudah diterima oleh masyarakat luas.
Hira menyukai lagu mereka. Setelah menontonnya, tak lupa Hira mengetik sebuah komentar, memberi semangat untuk idola favoritnya agar lebih semangat berkarya lagi.
Setelah mengirimnya, Hira berharap Malik masih mengingatnya dan membalas komentarnya seperti beberapa bulan lalu.
🍉🍉🍉
"Lo, tahu rasanya kayak mimpi. Gue gak nyangka akhirnya lagu buatan gue didengar banyak orang," ujar Malik, bersandar pada kursi putar. Kepalanya mendongak menatap langit-langit studio rekaman, disebelahnya ada Haikal yang terus memantau kolom komentar yang mulai penuh dengan komentar dari para netizen.
"Gue malah masih gak percaya, kalau ada CEO muda yang tiba-tiba datangin apartement kita dan minta kita tanda tangan kontrak. Itu hari bahagia gue sepanjang hidup."
Malik terkekeh, mengingat reaksi berlebihan Haikal kala seorang lelaki keturunan China tiba-tiba mendatangi mereka dan menawari kontrak ekslusif kepada mereka.
Awalnya memang seperti mimpi, tapi setelah benar-benar menekan kontrak rasanya seindah itu. Kini, mereka sudah berada di jalan untuk menjadi penyanyi yang lebih hebat dan di kenal orang.
"Kita harus tetap jadi diri kita yang dulu. Jangan sampai merasa puas sama keadaan sekarang. Jalan kita baru di mulai, Kal."
"Pasti. Gue bakalan terus ngembangin kemampuan gue. Eh! Btw, akun dia lagi-lagi jadi on top di komentar."
Malik yang sedang memutar-mutar kursinya langsung berhenti, otaknya berpikir keras tentang komentar on top.
Ah! Gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
He Is An Idol | Mark Lee ✔️
Fanfiction[JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM MEMBACA!] Ini sebuah kisah fiksi yang dibuat oleh seorang penggemar yang jatuh cinta kepada idolanya. Mungkin ini juga mewakili perasaan kalian yang telah jatuh cinta kepada idola kalian sebagai seorang lelaki. kisah ini...