5. PERTEMUAN KETIGA?

72 14 0
                                    

Venue showcase sudah penuh dan untungnya, Hira masih mendapatkan tempat kosong yang strategis. Gak jauh dan gak dekat dengan panggung, namanya showcase pasti tempatnya tidak terlalu besar.

Suasana di dalam masih riuh karena acara akan dimulai lima menit lagi, beberapa detik kemudian suasana hening ketika sebuah screen menampilkan perjalanan karir Haikal dan Malik mulai dari manggung di kafe dan akhirnya memutuskan untuk membuka channel youtube.

Jujur, Hira tersentuh dan menitikkan air mata. Dia tersenyum bangga, layaknya orang tua yang melihat anak sukses menggapai apa yang dia inginkan.

You did well, Kak. Selamat berjuang.

"Eiyo, listen up! Our Cityzen, are you heard us?" Teriakkan yang sangat familiar di telinga Hira, itu suara Malik. Para Cityzen-sebutan penggemar Two City- berteriak histeris mendengar sapaan itu, tak terkecuali Hira.

Mata gadis itu masih basah, kontras dengan hatinya yang berbunga-bunga karena bahagia. Teriakan semakin menjadi-jadi karena dua orang yang sangat ditunggu-tunggu akhirnya keluar.

Mereka duduk di atas kursi, yang sejak tadi sudah berada di tengah panggung. Hira mengangkat tinggi-tinggi banner nama bertuliskan nama 'Lathan De Malik' sambil meneriaki nama sang empunya.

Malik melambaikan tangan disertai senyum  khas miliknya, pipinya menirus ketika dia tersenyum lebar. Ketika Malik tersenyum, Hira memandangnya dan makin terpesona dibuatnya.

Penampilan pertama dibuka dengan mereka menyanyikan lagu milik Fiersa Besari yang berjudul 'Waktu Yang Salah' dan mendengar mereka menyanyikan lagu itu, Hira teringat akan janji mereka yang akan mengcover lagu itu untuk dia.

Boleh Hira merasa besar kepala, bahwa lagu itu ditujukan untuknya? Karena sekarang dia merasa kegeeran.

Hira mengangkat ponselnya untuk merekam penampilan itu dan akan memerkannya kepada kakaknya, bahwa mereka membawakan lagu itu untuknya. Walau kenyataannya tak akan seperti itu.

Di tengah penampilan, tiba-tiba suasana menjadi gelap dan vcr yang memperlihatkan video masa kecil Malik dan Haikal diputar. Mereka saling mengenal sejak SMP dan ternyata mereka pernah membuat cover lagu milik Bruno Mars yang berjudul 'Billionaire'  tapi tak pernah diekspose dimana pun.

Layar menggelap dan lampu kembali menyala. Sebuah into lagu terdengar dan mereka membawakan lagu yang mereka cover ketika masih belia di acara showcase mereka. 

Haikal membukanya dengan nyanyian solo dan disusul oleh Malik yang menunjukkan bakat rap yang dia miliki. Hira semakin dibuat jatuh cinta ketika laki-laki itu melantunkan rapnya, sungguh Malik adalah idola dengan segudang bakat. Tak salah dia mengidolakannya.

Malik terlihat semakin berkarisma, kemampuan rapnya tidak bisa dibilang biasa tapi luar biasa.

Wah! Kak Malik, ditunggu lagu full rapnya.

Showcase berlangsung selama kurang lebih dua jam, diisi dengan berbagai pernampilan mereka, sesi main game, tanya jawab dengan penggemar dan sebelum ditutup dengan lagu terakhir mereka berfoto bersama.

Showcase berakhir dengan mereka membawakan lagu yang milik mereka. Setelah showcase benar-benar ditutup, para Cityzen berhamburan keluar, kecuali Hira. Hira menunggu venue sepi terlebih dahulu. Dia ingin merasakan suasana ini lebih lama, karena belum tentu dia bisa datang ke acara ini lagi. Hira memandang foto Malik yang menjadi lockscreen di ponselnya, memandangnya lama hingga hatinya menjadih perih.

Kak, kenapa sih gue harus sesuka itu sama lo. Gue lama-lama tersiksa. Mau berhenti, rasanya gue gak rela lo kehilangan satu penggemar.

"Mau sampai kapan kamu mandangin foto itu?"

Suara yang tiba-tiba terdengar di indra pendengarannya, membuat Hira sedikit terkejut, dia menoleh bersamaan dengan air matanya yang menetes.

Malik dibuat bingung, kenapa gadis ini tiba-tiba meneteskan air mata. "Loh, kamu kenapa?"

Hira segera menghapus air matanya dan tersenyum ke arah Malik. "Enggak, Kak. Aku terharu aja, akhirnya Kak Malik benar-benar debut." Dan semakin susah aku gapai.

Malik tersenyum dan mengulurkan tangan. Uluran itu membuat Hira mengerutkan dahi.

"Gak mau ngasih selamat?" Tanya Malik, masih menunggu Hira mengucapkan selamat kepadanya.

Hira merasa situasi ini sangat lucu, dia tak bisa menahan tawanya. "Selamat ya, Kak!" Ujarnya sambil tertawa.

"Makasih."

"Kak Haikal ada?"

"Loh? Sekarang nge-fan sama Haikal gak sama saya?"

Hira tertawa lagi. "Kakak ini lucu banget. Ngarep banget aku jadi fan kakak?"

"Iyalah. Kamu itu penggemar pertama yang dapat tanda tangan saya. Masih di simpan, kan?"

"Masih dong."

Mereka diam, rasanya begitu canggung karena ini baru pertemuan kedua mereka. Tapi jika dipikir-pikir, bagaimana bisa Malik tahu kalau dia datang dan atas dasar apa dia tiba-tiba mendatangi Hira?

"Kak, makasih udah bawain 'Waktu Yang Salah'. Jujur, aku nungguin kalian bawain lagu itu."

Malik hanya mampu tersenyum. Itu memang spesial untuk kamu. Karena saya tahu, kamu bakalan datang.

"Syukur kalau kamu suka. Kamu apa kabar?"

Rasanya, Hira seperti disambar petir. Pertanyaan itu terlalu mendadak dan terlalu aneh untuk orang yang baru bertemu untuk kedua kali setelah sekian lama.

Tapi Hira tetap menjawabnya. "Baik."

"Gak berniat nanya kabar saya?"

Hira tersenyum dan menyandarkan punggungnya. "Lihat vlog kakak tiap hari, buat aku tahu segalanya tentang kegiatan kakak dan tahu kalau kakak baik-baik aja."

"Penonton setia?"

"Banget. Tiap ada notif langsung aku tonton. Aku ini penggemar garis keras!" Jeda beberapa saat, Hira buka suara lagi. "Kok tahu kalau aku datang?"

Malik menatap Hira dalam. "Karena saya tahu, kamu bakalan selalu dukung saya dan Haikal."

"Selain itu?"

Malik mencondongkan badannya mendekat ke arah Hira. Menempatkan bibirnya di dekat telinga Hira. "Kalau saya bilang, saya jatuh cinta sama kamu dari awal pertemuan kita tiga bulan lalu, kamu percaya?"

🍉🍉🍉

Cerita ini hanya akan menjadi kisah yang selalu gue harapkan untuk jadi nyata. Tapi gue sangat sadar dan bilang kalau itu mustahil.

December 12, 2020 (4.12 PM)

🍉🍉🍉

January 3, 2021 (11.23 AM)

He Is An Idol | Mark Lee ✔️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang