Tidak.
Kanza, kenapa lagi laki-laki itu menemukanku, tidak tahukah dia kalo aku sangat malu karena kejadian di lorong tadi. Untung tidak ada yang melihat, kalo ada, mereka pasti berpikiran macam-macam.
Ini hari pertama sekolahku tapi sepertinya hari ini juga menjadi hari yang sial. Kanza sumber utamanya. Sudah pasti.
Aku memutar badan menghadap belakang berjalan menjauhi Kanza.
"Hei mau kemana lo, murid bandel harus dihukum!" Teriaknya berlari mengejarku.
Aku semakin mempercepat langkah sebelum Kanza benar-benar meraihku. Hahhh cukup merepotkan menghadapi makhluk seperti Kanza
Saat aku berlari tiba-tiba bunyi bel terdengar sangat nyaing, aku bernafas lega. Sekarang sudah boleh pulang dan aku melihat Kanza dibelakangku yang akhirnya menyerah mengejarku.
"Tuh kan udah waktunya pulang!" Teriakku sambil tertawa mengejek.
Kanza berbalik kemudian mengejarku lagi. Sialan. Aku merutuki kebodohanku karena mengejek Osis pemarah itu.
Masih dengan tenaga yang tersisa aku berlari menuruni tangga, kulihat segerombolan murid baru juga menaiki tangga. Aku tersenyum senang. Kanza, laki-laki itu tidak lagi mengejarku karena kerepotan berlari disela-sela murid yang berbondong-bondong ingin cepat pulang karena awan mulai gelap.
huh, Hana kok dilawan.
«§»
Tidak ada hal yang tenikmat selain rebahan. Hana terlihat santai dengan kaos hitam dan celana pendek yang melekat ditubuhnya. Ia menatap layar handphonenya dengan khidmat.
"Apa ini miskaahhh?" Tiba-tiba Terdengar suara teriakan.
Aku berdecak malas kemudian memutar bola mata malas setelah tahu ternyata itu adalah Kak Geo.
"Apaan sih kak, suara kakak udah kaya Speaker konser blackpink tau ga!?" Aku duduk di kasur seraya menatap kak Geo.
"Habis pulang sekolah itu yang rapi, sepatu, kaos kaki, seragam, tas berhamburan kemana-mana" kak Geo menunjuk barang-barang itu yang ada dikamarku.
Menyebalkan. Tidak tahu apa aku sedang mager. Males gerak!
"Nanti ih, aku lagi males" Aku kembali merebahkan diriku kemudian asyik kembali dengan ponselku.
Terdengar decakan malas dari Kak Geo aku hanya tertawa dalam hati. Aku sangat capek setelah pulang sekolah tadi. Apalagi pake acara lari-larian karena dikejar oleh Kanza sialan itu.
Sebenar-benarnya dan sejujur-jujurnya Kanza itu sangat jelek sekali! Muka sangarnya, senyum anehnya, dan tatapan tajamnya. Ugh! tidak ada hal indah yang terlihat darinya.
Aku berguling menjadi telentang, kulihat Kak Geo sedang membersihkan kamarku. Aku membiarkannya, lumayan bisa rebahan lebih lama lagi.
"Apa?" Kak Geo melotot ke arahku.
Aku hanya tertawa pelan kemudian bangkit dari kasur empukku dan berniat membantu Kak Geo memberskan barang-barangku.
"Udah sana mandi Na, bau"
"Iya-iya..." Jawabku malas, tetapi meskipun begitu aku tetap melangkahkan kakiku menuju kamar mandi.
Sekitar dua puluh menit lamanya, aku keluar dari kamar mandi. Kulihat kamarku sudah rapi. Kak Geo memang bisa diandalkan!
Aku menutup pintu kamar kemudian berganti baju. Sarung tanganku, tentu saja masih melekat ditanganku.
Aku membolak-balikkan tanganku, tidak ada yang aneh. Kulepas sarung tangan itu kemudian menyentuh pensil di meja belajarku. Menghilang. Aku masih penasaran, Kusentuh salah satu buku novelku. lagi-lagi menghilang.
Aneh. Tidak sekali dua kali aku mencoba kekuatan magic di tanganku ini. Aku sangat penasaran bagaimana bisa? sedangkan ayah ibuku normal.
Kemudian ibu bilang sarung tangan milikku dari nenek, kenapa nenek bisa mempunyai sarung tangan ini? Aku sangat bingung.
Tiba-tiba sebuah ide terpikirkan olehku. Apa kalau aku menyentuh diriku sendiri maka aku bisa hilang? Kemudian aku akan tahu kemana perginya benda-benda yang kuhilangkan itu.
Aku tersenyum senang, bisa-bisanya ide ini baru terpikirkan olehku.
Kuayunkan tanganku untuk memegang keningku. Dengan perlahan, kusentuh keningku dan..
Blam!
«§»
KAMU SEDANG MEMBACA
its MAGIC
FantasíaATTENTION: FOLLOW SEBELUM MEMBACA❗❗❗ Tidak yang aneh dalam keluargaku, ayahku bernama Had, ia seorang pandai besi. Ibuku bernama meli, seorang ibu rumah tangga biasa. Dan aku anak tunggal. Kata ibu, sebenarnya aku bukan anaknya, tapi kurasa ibu berc...