10| ELEESKIA

11 2 0
                                    

"Eunghh" Hana mengerang terbangun dari tidurnya saat matahari menyelinap melalui kaca jendela kamarnya yang sedikit terbuka.

Hana menguap pelan kemudian mengucek matanya. Perlahan matanya sedikit terbuka walau sayu.

"Hah!?" Hana mencoba mengucek matanya kembali, tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.

Masih tetap sama, Hana mencoba mencubit dirinya sendiri, mungkin ini mimpi!

"Aw" Sakit. Tidak, ini bukan mimpi.

Tunggu, ini bukan kamar Hana. Hana mengedarkan pandangannya ke sekeliling kamar, perabotan tampak kuno. Kasurnya pun tidak bersprei biru seperti di kamarnya.

Dimana aku? Batin Hana mulai ketakutan.

Apa mungkin ia di culik? seingatnya, tadi malam ia tidur di kamarnya sendiri tidak di kamar ini, tetapi kenapa ia sekarang berada disini?

"Ibu.. ibu!!" Hana berteriak memanggil ibunya.

Pintu kamar terbuka, tempapang sosok Meli di depannya dengan gaun yang tampak kuno. Hana mengernyit hean, ada apa ini sebenarnya. Namun ia juga sedikit lega karena ada Meli ibunya.

"Ibu dimana aku?" Pertanyaan itu langsung Hana lontarkan.

Meli mengelus rambut Hana mencoba untuk merapikan rambut putrinya yang acak-acakan itu.

"Kamu mandi dulu ya nanti ibu jelasin, kamar mandi ada di sebelah sana" Tunjuk Meli kearah Barat dari kamar Hana.

Hana memilih mengangguk mengiyakan, dan iapun segera mandi dengan cepat karena dirinya sangat penasaran.

Selesai mandi Hana kembali lagi ke kamarnya. Ia membuka pintu lemari untuk berganti baju tidurnya.

"Nggak ada yang bagus" Hana berujar seraya mencari-cari baju yang pas untuk dirinya. Disana hanya nampak banyak Gaun yang kuno.

Hana menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "Yang apa ya..." Ujarnya pada dirinya sendiri.

Sampai akhirnya ia memutuskan memakai gaun berwarna Hijau muda yang sepertinya cocok dengan tubuhnya, Hana sedikit ragu memakainya karena ia sangat jarang sekali memakai gaun seperti ini.

"Selesai!" Hana menatap cermin besar di hadapannya. Ia berputar-putar hingga gaon yang dipakainya mengembang kemudian tertawa sendiri karena tingkahnya.

Hana keluar dari kamarnya seraya menyisir rambut coklatnya yang panjang. Ia mencari-cari letak meja makan.

Dan akhirnya ia menemukan ruang makan berada di sebelah dapur. Ia melihat disana ada Had, Meli dan satu orang lagi yang tidak Hana kenali sedang berbincang dengan ayahnya.

"Ayah-"

"Makan dulu semuanya ya" Meli memberi instruksi.

Dengan terpaksa Hana harus membungkam pertanyaannya dulu kali ini.

Mereka semua makan tanpa suara, hanya dentingan sendok dan piring yang terdengar. Jujur saja, Hana sangat asing dengan suasana ini. Biasanya pagi-pagi ia sarapan lalu sekolah, pagi ini tidak seperti biasanya.

Tak lama, mereka ber-empat menyelesaikan makannya, Meli kemudian menuangkan minum pada gelas besi untuk mereka. Hana menerimanya dengan senang Hati dan mengucapkan terimakasih pada Ibunya.

"Ayah kita ada dimana?" Hana langsung bertanya tanpa ba-bi-bu lagi, Bagaimanapun ia sangat sangat sangat dan sangat penasaran.

Apalagi ia melihat ayah dan ibunya yang seperti tidak asing dengan tempat ini, atau... terbiasa? mungkin.

its MAGICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang