9| CEMBURU?

12 3 0
                                    

"Na, jalan-jalan ayo!" Geo berujar semangat. Mengguncang-guncangkan bahu Hana yang sedang asyik membaca novel.

"Ayo!" Hana bangkit berdiri, menaruh novelnya di meja belajar kemudian langsung mandi.

Geo pun kembali ke kamarnya untuk bersiap-siap juga.

Dua puluh menit kemudian Geo selesai, ia mengetuk pintu kamar Hana yang tertutup. Tidak ada sahutan.

"Hana?" Geo mencoba memanggil gadis itu. Tetapi masih tetap tidak ada jawaban.

"Na!!" Geo berteriak. Tidak ada jawaban.

Iapun mencoba meraih ganggang pintu kamar Hana kemudian membukanya.

cklek!

"DOR!" Hana muncul dibalik pintu mengagetkan Geo.

Geo terjengkang ke belakang karena tidak siap mendapat kejutan dari Hana. Yaiyalah lah, kalau udah siap bukan kejutan namanya.

"Hahahaha..." Hana tertawa memegangi perutnya melihat muka sangar Geo saat terjatuh tadi.

"Heh, puas kamu ya!" Geo menjewer telinga Hana kemudian menyeretnya.

"Aduh kak! aduh, sakit!" Hana mencoba melepaskan jeweran Geo tetapi sepertinya mustahil karena jeweran Geo sangat keras.

"Rasain tuh!" Geo berujar ketus kemudian berjalan mendahului Hana.

Sudah puas ia malu tadi karena ditertawakan Hana. Ia ingin memberi sedikit pelajaran untuk Hana dengan menjewer telinganya. Tetapi sepertinya Geo tidak tega sehingga melepaskan jeweran telinga Hana.

"Kak Geo nyebelin!" Hana sedikit berlari guna menyamakan langkahnya dengan Geo yang sudah berjalan duluan di depannya.

"Kamu yang nyebelin!" Geo berbalik menghadap Hana dengan menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

"Kak Geo lebih nyebelin, nyebelin banget!" Hana menatap Geo tajam.

Geo membalas tatapan Hana tak kalah tajam juga. Oke, perang dingin diantara mereka sudah dimulai.

"Aduh, ada apa ini kok marah-marahan" Meli berjalan menuruni tangga kearah mereka dengan kemoceng berada di tangannya.

"Kak Geo bu, kak Geo jewer Hana, lihat nih lihat bu telinga Hana jadi merah" Adu Hana kepada ibunya seraya menunjuk telinga kirinya yang dijewer Geo tadi.

"Benar Geo?" Tanya Meli memastikan.

Geo mengangguk, "Tapi Hana duluan yang mulai tante, Hana ngagetin Geo tadi yaudah Geo bales"

"Udah-udah kalian saling minta maaf sana" Meli tak ambil pusing dengan pertengkaran tak penting mereka, iapun kembali menaiki tangga untuk menyelesaikan kegiatannya yang tertuda.

Dan meli sudah tahu bahwa Geo dan Hana akan pergi, karena Geo sudah izin kepadanya tadi.

"Maaf bang jago" Hana menyatukan kedua tangannya di depan dada.

"Iya-iya, Kakak juga minta maaf" Ujar Geo sambil mengusap pucuk kepala Hana.

Hana tersenyum senang, iapun melanjutkan langkahnya keluar dari rumah dan menaiki motor Geo. Sebenarnya, motor ayahnya sih, cuma karena ayahnya punya dua, yasudah dipinjamin ke Geo selama masih berada di sini.

"Semangat banget" Ujar Geo memberikan helm kepada Hana.

"Iya dong, kan mau nonton bioskop. Iyakan? iyakan?" Hana mencoba memasangkan tali Helm tersebut tetapi tidak bisa.

Geo pun mengambil alih kegiatan Hana, "Iya, semau kamu aja Na"

Setelah selesai, Geo memasangkan helmnya sendiri kemudian menyalakan mesin motornya.

"Udah siap?" Tanya Geo melirik Hana melalui kaca spion.

"Siap!" Jawab Hana semangat.

Geo pun langsung menjalankan motornya menjahui perkarangan rumah Hana.

«§»

Geo memakirkan motornya setelah sampai di Royal—Nama Mall itu. Ia turun dari motor kemudian berjalan dengan menggandeng Hana. Hana terlihat senyum-senyum karena sangat senang.

"Na, makan dulu yuk baru nonton" Geo mengalihkan atensinya menatap Hana yang lebih pendek darinya.

"Lesgow!!" Hana berujar semangat.

Mereka memilih menu makanan ala jepang karena makanan itu salah satu favorit Geo dan Hana.

Hana makan dengan lahap, maklum saja mereka tadi berangkat belum makan sama sekali. Lagian, makanan itu sangat enak menurut Hana.

Hana mengambil tisu kemudian mengelap bibirnya yang mungkin terkena noda makanan, kemudian melanjutkan makannya.

"Nih" Geo mengangkat salah satu sushi dengan sumpitnya kemudian mengarahkan ke Hana.

Hana menerimanya dengan senang dan langsung melahapnya, "Enywakk" Ujar Hana dngan mulut masih penuh.

"Ck, kalo makan jangan ngomong, muncrat-mucrat tuh" Geo memperingati sedangkan dan Hana mengangguk sembari ketawa kemudian menghabiskan makanannya yang tersisa.

Setelah makan, keduanya bangkit berdiri dan berjalan menuju arah bioskop. Tiba-tiba Hana membulatkan matanya saat melihat Lin berada di toko buku tak jauh dari arah mereka.

Hana menghentikan langkahnya tiba-tiba, hal itu tentu saja membuat Geo penasaran dengan apa yang dilakukan oleh Hana.

"Kenapa Na?" Tanya Geo.

"Bukan apa-apa kok kak hehehe lihat temen sekolahku aja tadi hehehe" Hana mencoba menarik Geo untuk berjalan kembali, untungnya Geo tidak penasaran dengan temannya.

Hana tidak bisa untuk tidak berpikir, melihat Lin tadi sangat memenuhi pikiran di otaknya. Ia tidak hanya melihat Lin saja disana, tetapi juga... Kanza.

Lin berdiri di sebelah Kanza, juga menggandeng tangan Kanza. Sedangkan Kanza terlihat memandangi Lin dari samping. Hana tidak salah lihat! itu benar-benar Lin dan Kanza karena mereka berdiri menghadap kearah Hana. Tetapi untung saja mereka tidak melihat Hana.

Ada apa hubungan mereka berdua? Apakah mereka pacaran? Hana sendiri pun pusing memikirkannya, dan dadanya seketika begemuruh juga sesak.

"Aku kenapa sih?" Gumam Hana pelan.

Sampai di dalam bioskop pun Hana tidak fokus dengan film yang ditontonnya karena memikirkan Lin yang berada di toko buku dengan osis yang paling dibencinya yaitu Kanza.

Mungkin aku kesal kepada Lin karena tidak menceritakan kedekatannya dengan Kanza, ya! mungkin karena itu! Batin Hana.

Hana pun memilih menanyakan kepada Lin besok di sekolah.

«§»

its MAGICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang