Part 3||Close partner

520 85 7
                                    

🎧EXO - 'Peter Pan'

•••~~•••


Sudah beberapa waktu berlalu, walaupun Sana dan Tzuyu sering bertengkar hanya karena permasalah sepele, tapi mereka juga semakin dekat dan bergantung satu sama lain dalam pekerjaan. Tapi sepertinya belakangan ini, Sana sudah tak terlihat bersama dengan Dahyun. Entah kemana perginya orang itu...

Karena khawatir dengan sahabatnya yang nyaris tak ada kabar, Sana memutuskan untuk menanyakan kabarnya. Alhasil, Dahyun berbicara mengenai proyeknya yang mengharuskan pria itu keluar negri untuk beberapa waktu tanpa sempat memberi kabar kepadanya sahabatnya karena kepadatan jadwalnya. Ada rasa bersalah dalam dirinya karena membuat gadis itu khawatir.

-

-

Sana yang sedang berada di ruangan kerjanya memanggil Tzuyu untuk segera ke ruangan nya melalui chat. Setelah lama menunggu dan Tzuyu tak kunjung datang, Sana pergi ke resepsionis menanyakan keberadaan Tzuyu.

"Permisi! Apa anda lihat Chou Tzuyu, si intern itu?"

"Maaf dok, sepertinya hari ini jadwalnya berkuliah. Jadi saya fikir dokter Chou akan datang sore nanti." Jawab seorang perawat di resepsionis.

"Baiklah kalau begitu. Hmmm, apa  bisa berikan alamat universitas nya?"

"Dokter Chou mengambil program S2 di Universitas ***"

Sana yang mendengarnya terkejut, 'pinter juga ternyata tu orang.'

"Terima kasih informasinya."

Sana kembali berjalan menuju ruangannya dan melihat jam menunjukkan 13.05.

'Mumpung belum ada janji dengan pasien, apa gua coba jemput dia aja ya? Daripada dia malah pacaran di luar.' gumam Sana pada dirinya sendiri. Sana pun mengambil kunci mobil dan segera bergegas menuju kampus Tzuyu.

-


-

Tzuyu POV

'Hari ini cuaca cerah, tapi perasaan gua kok nggak enak ya...' batinku sembari menghembuskan nafas kasar. Mana aku harus ke klinik lagi sore ini, males banget ketemu dokter cerewet itu. Kayaknya dia tiap hari PMS mulu.

Sekarang aku berada di koridor sambil berjalan menuju parkiran, tentu untuk mengambil sepeda kesayanganku dan pergi ke perpus. Tapi sepertinya takdir tak berada dipihakku. Terdengar suara teriakan yang menggangguku.

"YODAAAA!" Seseorang berteriak sambil berlari dengan seseorang lainnya mendekati ku.

"Duh, ngapain sihh kalian disini? gua pen buru-buru. Bye!"

"Heleh sombong lu, mentang-mentang dah punya tempat kerja. Jadi sok sibuk." kata Sehun melipat kedua tangannya di depan dada

"Lagian kalian tuh kayak anak kecil begitu. Dewasa dikit napa."

"Ya udah, maaf deh Chou Tzuyu yang paling bijaksana dari kita bertiga." Jeongyeon lalu merangkul kan tangan nya kepadaku dan ikut berjalan ke parkiran.

Saat itu mataku tertuju pada seseorang yang tak asing tengah berdiri dan menyandarkan punggungnya di tembok sambil berulang kali melihat jam tangannya.

Saat aku mulai mendekat...

"Yakkk! Chou Tzuyu, kemana aja lo, kata teman lo pelajaran sudah selesai dari tadi, tapi kok lama banget?"

"Dokter cerewet? Kok lu bisa disini? Gimana lu tau gua kuliah di sini? Dan-..."

Belum sempat ku selesaikan kalimat ku, (ekspektasi) dia langsung meletakkan telunjuknya di bibir ku. (realita) dia meletakkan seluruh permukaan telapak tangannya menutupi wajah tampanku.

Ehh apa-apaan dia? Aku menyipitkan mataku kesal.

"Sttt diem dulu, sekarang ini siapa yg cerewet? Sekarang ikut gua, gua datang kemari buat jemput lu."

"Ahhh kalau begitu kami permisi dulu, bye Tzuyu." Kata Jeongyeon sambil menarik tangan Sehun.

'Lah, kenapa mereka pake pergi segala? ' batinku.

"Nope! Gua bisa pergi sendiri. Lagi pula gua bawa sepeda." Kata ku lalu berjalan melaluinya.

Saat mendekati sepedaku, aku terkejut karena ban depanku hilang. Dengan raut wajah kebingungan dan panik, aku menengok ke arah dokter rese itu.

Sana yang mengikuti ku dari belakang pun tertawa puas.

"Gimana, mau ikut gua atau lu pulang naik sepeda sirkus?" tawarnya sambil menunjuk kan senyum meledek, tapi menurutku manis walau agak nyebelin.

Aku menjambak rambutku frustasi dan menatapnya dengan ancaman.

"HAH! Lu apain sepeda gua?!"

"Lah--mana saya tau... kalo lu pikir gua yang isengin lu, sorry gua kagak segabut itu."

Dengan terpaksa aku pun berjalan dan langsung masuk ke dalam mobil Sana tanpa diminta. Gadis cerewet itu pun tersenyum penuh kemenangan.

Tzuyu POV end

.

.

Didalam mobil, mereka terlihat sama-sama mematung, kecuali Sana yang menyetir. Canggung? Mungkin.


"err, lu udah makan?" Sana bertanya basa-basi.

"Nggak laper. Mending kalo lu beneran niat nganter gua, cari perpus aja. Gua ada perlu."

"Idih--masih jaman ke perpus? Cari sumber buku di internet aja kali."

"Lah suka-suka gua dong."

"Oh! Gua tau! Udah lu diem aja. Ntar kalo dah deket, gua kasih tau."

Tzuyu melirik ke arah Sana sambil menggeleng pasrah.

•••~~•••

Don't Forget The Memories [SatTzu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang