🎧CHEN x Punch - Everytime
•••~~•••
Sinar matahari pagi yang masuk dari balik tirai rupanya mengusik gadis yang tengah tenggelam dalam mimpinya.
Ia mulai meregangkan otot nya dan duduk bersandar.
"Hoammm (merenggangkan tubuhnya). Selamat pagi diriku sendiri!! Huffft, lain kali gua ganti yang warna gelap aja deh biar nggak tembus cahaya." Sana memandangi tirainya sembari menggaruk kepalanya yang terasa pusing.
Gadis itu masih mengumpulkan nyawanya di atas tempat tidur. Sampai tiba-tiba dia teringat sesuatu yang membuat nya panik seketika.
"Loh bentar, kok ini di apartemen? Astagaaa... Lupa, kemarin kan gua bawa pulang anak orang ke sini supaya gak ketauan bunda." Sana langsung beranjak dari tempat tidur dan menjepit rambutnya asal.
"Duh gua lupa. Tu orang semalem tidur dimana ya?" Sana terburu-buru ke luar dan hanya mendapati barang-barang Tzuyu yang masih berantakan dan gelas sisa kopi.
Sana berpangku tangan memandangi apartemen nya yang berantakan bercecer kertas-kertas. Dia ingat betul kalau semalam tertidur diatas meja dan berarti pria itu yang membawa nya ke kamar.
Membayangkannya saja membuat wajahnya semerah tomat dan segera mengusir pikiran itu jauh-jauh.
"Tapi tu orang kemana ya?" Sana menebar pandang dan mendapati samar suara air dari kamar mandi.
.
Tak lama Tzuyu keluar dengan tubuh polosnya yang hanya berbalut handuk di bagian bawah nya.
"Aaaaaaaa!! Ngapain lo disini?" teriak seorang pria keluar dari kamar mandi dengan hanya mengenakan handuk di pinggangnya.
'yahhh, gak seru. Masa udah lo gua lagi sih' batin Sana.
"Kan harusnya gue yang nanya. Jelas-jelas ini tempat gue." Sana cukup terkejut dengan kehadiran Tzuyu di hadapannya, tapi jantungnya berdetak cepat saat melihat bentuk tubuh indah itu di hadapannya.
Tzuyu yang menyadari Sana tengah memperhatikan nya pun segera berbalik badan.
"Ngapain lu liat-liat? Udah sana mandi gih!" Katanya sambil berjalan menyamping supaya tak terlihat Sana.
'Apaan dah, gak bisa liat orang bahagia bentar doang.' Sana langsung masuk ke kamar mandinya yang sudah tercium wangi itu.
"Oiya, baju lo kan kotor kemarin, nah buka lemari yang atas. Terus ambil kemeja yang ditumpukan paling atas." Sana memunculkan kepalanya dari balik pintu.
Tzuyu hanya menurut karena bajunya memang kotor.
"Eh! Tapi kan badan lu kecil, nggak bakal muat lah."
"Ish! Coba dulu napa!" Sana menutup pintu kamar mandi dengan kesal.
Tzuyu membentangkan kemeja itu dan memakainya. Rupanya pas ditubuhnya.
"Dia pake kemeja gede kayak gini?" Muncullah bayang-bayang lucknut dibenaknya.
Saat Sana hendak mengambil handuk, ia teringat kalau handuknya tadi di pakai Tzuyu keluar kamar mandi dan sialnya itu satu-satunya handuk di apartemen Sana. Biasanya ia ke apartemen hanya sekedar untuk berkumpul bersama temannya supaya tak mengganggu di rumah.
Sana pun memberanikan diri meminta Tzuyu mengambilkan handuknya tadi.
"Tzuyu-ahh! Dimana handuknya WOI?!" Teriak Sana sambil menutup matanya. Mungkin karena menahan malu.
Tzuyu dengan malas segera mengembalikan handuknya ke Sana.
"Nihh." Sembari memalingkan wajahnya ke tembok setelah berpakaian..
Tak lama kemudian mereka sudah bersiap untuk kembali ke klinik. Pagi ini, Tzuyu memutuskan untuk menyetir sampai klinik karena Sana yang terus melakukan hal ceroboh sejak tadi yang membuat Tzuyu ragu membiarkannya menyetir.
••••Setelah sampai di klinik kira-kira pukul 10.50 mereka langsung bergegas ke ruangan dan ternyata Sana langsung mendapat pasien gawat darurat karena sebuah kecelakaan di sekitar klinik. Saat diperiksa ternyata pasien kehilangan banyak darah dan membutuhkan penanganan operasi segera. Berhubung tidak ada rumah sakit di sekitar situ, jadi mereka lah yang harus melakukan tindakan operasi tersebut. Kebetulan klinik milik papa Dahyun memiliki segala peralatan yang memadai.
Tzuyu pun diminta untuk memanggil dokter Mark untuk membantu operasi karena kebetulan dokter Mark merupakan salah satu dokter bedah yang handal. Sana, Tzuyu, Mark, dan 2 perawat lainnya segera melakukan tindak operasi.
-
-
Setelah 3 jam berlalu, pasien nyaris tak tertolong. Tetapi karena keahlian dokter Mark, akhirnya operasi dapat selesai dengan baik.
"Hah (mengelap keringat) syukurlah semua sudah normal." Kata Sana.
"Iya, ini semua berkat keahlian anda dokter Sana..." Puji Mark sambil menatap wajah Sana. Mungkin ia juga tengah mengagumi paras nya yang rupawan.
"Ahhh, tidak juga. Justru saya kagum dengan kemampuan bedah anda." jawab Sana dan nampak membalas senyuman ke Mark.
Tzuyu yang melihat nya merasa tak nyaman dan segera pergi meninggalkan mereka berdua. 'Heleh, gua gak di anggep apa? Padahal tadi kan gua banyak bantu juga.' gumam Tzuyu kesal. Lalu segera pergi membersihkan diri.
.
.
Saat di toilet, Mark menghampiri Tzuyu yang tengah membersihkan tangannya.
"Ehhh, dokter Chou! By the way, saya kagum karena dokter magang seperti anda ternyata handal dalam ruang operasi." Kata Mark, tak tau itu pujian atau hinaan.
'dihhh dikata magang. Gini-gini gua sarjana muda. Gak kayak situ.' batin Tzuyu. Ia pun lantas tak menghiraukan nya dan berniat pergi, namun...
"Oiya, maaf menanyakan masalah pribadi, tapi anda dan dokter Sana ada hubungan apa? Seperti kalian dekat." tanya Mark lalu menghampiri Tzuyu yang hendak membuka pintu toilet.
Tzuyu pun menghembuskan nafas kasar dan berbalik.
"Memang kenapa? Apa ada sesuatu yang merugikan anda kalau kami dekat?" Tanya Tzuyu yang berpangku tangan.
Mark yang mendengar jawabannya agak terkejut, pasalnya ia pikir bahwa Tzuyu adalah anak yang pendiam dan mudah diperintah.
"Oh tenang. Kau jangan salah paham dulu. Tadi pagi aku melihat kalian datang bersama, jadi aku pikir kalian memiliki suatu hubungan."
"Tidak! Kami tidak ada hubungan apapun dan hanya sebatas rekan kerja. Kalau begitu saya permisi." Tzuyu segera meninggalkan tempat dan terlihat tak senang.
Mark tersenyum lega mendengar penjelasan pria jangkung itu dan segera menyusul keluar dari toilet.
•••~~•••
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Forget The Memories [SatTzu]
Teen Fiction⚜️Revisi on going⚜️ (maybe revisi take affect ke ending) Baca aja ya gengs :) M: 17-12-2020 S: 03-04-2021 Happy reading 🥉#7 - satzu 26012021