Part 8 || About Feeling

479 72 11
                                    

🎧 APRIL - FEELING

•••

Sudah seminggu berlalu sejak malam itu. Sana dan Tzuyu kini jarang berbicara, Sana cenderung lebih dekat dengan dokter Mark. 

Tiap sore, selalu mobil yang sama menjemput Tzuyu entah kemana. Lama-kelamaan membuat Sana Jengah dengan perilaku Tzuyu belakangan ini yang lebih sering sibuk dengan ponselnya dan pulang bersama gadis lain.


"Kan saya sudah bilang, mending kamu jangan kesini lagi deh!" ujar Tzuyu jengah.

"Tapi saya tidak bisa kembali tanpa anda. Lagipula anda tau sendiri kan bagaimana watak Tuan Chou." balas gadis bernama Nay itu.

"Untuk kali ini saja, coba anda bicarakan dulu bersama Tuan dan Nyonya Chou," Nay menggenggam pergelangan tangan Tzuyu dengan ekspresi memohon. 

Tak jauh dari tempat mereka Sana diam-diam memperhatikan. Tak begitu jelas percakapan yang ia dengar, namun perilaku perempuan yang tiba-tiba memegang tangan Tzuyu membuat Sana geram. Ia kemudian menghampiri keduanya. 

"Tzu!" Panggil Sana menginterupsi, sontak Nay melepas genggamannya. 

Tzuyu menoleh dengan wajah datar, entah cobaan apa lagi kali ini. 

"Jadikan pulang bareng? Sekalian ngomongin yang waktu itu," Sana membuat ekspresi yang mengisyaratkan Tzuyu untuk berkongkalingkong dengannya. 

Tzuyu hanya menyernyit bingung.

"Kalau begitu kami permisi dulu," ujar Sana menarik lengan Tzuyu. "Eh, tapi saya belum selesai bicara dengan Tzu-" belum sempat Nay menyelesaikan kalimatnya, Sana melemparkan tatapan tajam kearahnya yang membuat Nay terdiam. 

•••

"Udh, lepas!" Dingin Tzuyu yang melepas paksa genggaman Sana. 

Sana menatap kesal, "apa sih? bukannya bilang makasi."

"Makasi buat apa? Buat nambahin beban gw?" Sarkas Tzuyu.

"Heh! Jelas-jelas gw nyelamatin lo dari gangguan cewek tadi, lo sendiri kan ga nyaman waktu ngobrol sama tu cewek!"

"Lo tau apa? Gimana kalo dia mikir kita ada apa-apa!" Tzuyu menaikkan nadanya.

"Emang kita ada apa-apa kan!" Sana tak kalah menaikkan nadanya.

deg

Jantung mereka sama-sama berdetak cepat menyadari perkataan masing-masing. Secepat mungkin Sana merutuki mulutnya yang tak bisa di rem.

"Ya-ya emang kan kita rekanan kerja, emang lo mikir apaan?" Sana.

Tzuyu memasang wajah tak pedulinya, padahal di lubuk hati terdalamnya, ia berharap ucapan Sana di awal benar adanya.

"Yaudah, ayok!" Ajak Sana langsung masuk ke dalam mobilnya. Tzuyu tetap diam ditempatnya. 

"Ngga usah! Gw pulang sendiri aja." Tzuyu. 

Sana langsung keluar dari mobilnya dan mengejar Tzuyu. Tzuyu melirik sekilas gadis disampingnya itu. "Ngapain lo ikutan jalan?"

"Biarin suka-suka gw." Jawab Sana cuek.

Tzuyu menghentikan langkahnya dan menatap kesal ke arah Sana. Belum sempat Sana membuka mulutnya, Tzuyu segera berbalik arah.

Sana terpaku ditempatnya, melihat ke arah dokter tampan itu. Wajahnya kebingungan saat Tzuyu tiba-tiba membuka pintu mobil.

"Ck, cepet masuk!" Tegas Tzuyu, membuka pintu kemudi. 

Sana menahan senyumnya dan berjalan hendak memasuki pintu kemudi yang dibukakan Tzuyu. Belum sempat ia masuk, tiba-tiba Tzuyu menyela dan duduk di tempat kemudi.

Don't Forget The Memories [SatTzu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang