No specific recommendation song for now
•••~~•••
Tzuyu mengenakan kaos putih lengan panjang dengan celana jeans. Ia benar-benar akan menikmati hari ini untuk sekedar berlibur. Tzuyu memperhatikan pantulannya di cermin, ia merapikan rambutnya, hari ini ia memilih model rambut yang menutupi keningnya.
Ia mencoba melatih senyumannya. "manisnya senyum gw," pujinya kepada diri sendiri.
Ia menyemprotkan hair spray dan tak lupa dengan cologne kemudian berjalan ke arah balkon. Terlintas sebuah ide di benaknya. Diambilnya ponsel yang segera menghubungi seseorang.
°
°Sana siap dengan ootd nya yang khas untuk pergi kencan. Tapi apa pantas ini disebut kencan? Apalagi dengan calon ipar? Sana menggelengkan kepalanya dan berpikir untuk mengganti pakaiannya. Namun..
Seseorang mengetuk pintu kamarnya. Ia memeriksa siapa yang datang dan langsung membukanya.
Sesaat pintu terbuka, terlihat Tzuyu yang tiba-tiba mematung. Ia memperhatikan penampilan Sana dari atas sampai bawah. Matanya berkedip beberapa kali.
"Ekhem" Sana menginterupsi.
"Ayo, udah siang nih. Gw laper juga.""Oh-emm- oke.." respon Tzuyu, gugup.
"Mau makan apa?" Tanya Tzuyu dengan suara yang tiba-tiba melembut.Sana mengernyit aneh. "Terserah."
Tzuyu menghela, ia sudah mengantisipasi diri dengan semua kemungkinan jawaban Sana sebagai perempuan.
"Mau beef?" Tanya Tzuyu.
"Seafood aja gimana?" Usul Sana.
Tzuyu memicing, 'dih, katanya terserah.'
"yaudah." final Tzuyu.
Mereka turun ke lobby dan bertemu Hana. Hana sendiri baru tau kalau Sana datang, tapi mereka tak berbincang lama. Hana harus segera pergi.
Sana mengedarkan pandang mencari keberadaan mobil kebanggaan Tzuyu. "Mobilnya mana?"
Tzuyu menoleh ke arah 2 orang penjanga yang menghampiri mereka. "Nah, kita naik itu!" tunjuk Tzuyu.
Sana tercengang, pantas Tzuyu sempat memintanya memakai celana. Jadi, mereka akan keliling dengan sepeda? Tzuyu sudah gila? Siapa yang sanggup berkeliling kota tengah hari dengan sepeda.
"Heh, kok ngga bilang kalo naik ini."
"Udah diem, gw udah lama ngga sepedaan sejak sepeda gw lo rusakin." Ujar Tzuyu mengambil sepeda berwarna hitam-merah.
Sana terdiam, ehh Tzuyu tau ya kalau dia yang tak sengaja merusak sepedanya.
"Lho cepetan, katanya laper. Jangan-jangan ngga bisa naik sepeda nih."
"Enak aja, gw jago kok. Dulu pernah ikut lomba balap."
"Balap sepeda?"
"Balap karung sih"
"Dasar aneh."
Sepanjang jalan, Tzuyu tak lupa memperhatikan keadaan Sana. Takutnya gadis itu terjatuh.
Setelah mengayuh kurang lebih 15 menit, mereka berhenti membeli minum di toko kecil. Setelah memilih, mereka hendak membayar kepada pemilik toserba itu yang tak lain seorang ibu dipertengahan usia 50 an.
"Wahh kalian pasangan ya? Bajunya sampai kembar seperti itu." Ucap ibu itu dengan bahasa Mandarin.
Tzuyu sontak menatap pakaian mereka. Benar apa yang dikatakan ibu itu, dari kaos putih, celana jeans, hingga sepatu, style yang benar-benar mirip. Tzuyu hanya tersenyum, Sana menyadari keanehan ekspresi Tzuyu pun menyenggol lengan Tzuyu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Forget The Memories [SatTzu]
Novela Juvenil⚜️Revisi on going⚜️ (maybe revisi take affect ke ending) Baca aja ya gengs :) M: 17-12-2020 S: 03-04-2021 Happy reading 🥉#7 - satzu 26012021