Part 1 || First meet?

880 94 12
                                    

-

•••~~•••

Touchdown~ (bunyi alarm)

(Nguap) "Hmm... Jam berapa sih? Masih ngantuk," gumam Sana dengan mata terpejam dan tangan yang sibuk mematikan alarm di ponselnya.

Biasanya dihari libur Sana bangun jam 9 pagi, tapi berhubung ada janji bertemu dengan seseorang hari ini, jadi harus bangun lebih awal.

Dengan langkah yang berat, ia menuju kamar mandi dan bersiap.

-

-

Ny. Minato yang melihat anaknya berlari menuruni tangga, langsung menegurnya.

"Kamu ngapain sih lari-lari kayak gitu?! Nanti kalo jatuh gimana?..." Ujarnya dengan khawatir.

"Lagi buru-buru, nanti telat!" Sana berlari melewati sang bunda.

"Ehhh... Mau kemana? Sini sarapan dulu!"

"Nggak sempat, nanti aku makan diluar aja..."

Sana berlari keluar rumah tanpa mendengarkan perkataan bundanya itu.


Sana POV

Sekarang aku berdiri di depan gerbang dan tengah melihat sosok pria yang sedang melambai kearahku dan kubalas tersenyum

.

"Kamu kok lama banget sih?" tanya nya sambil berjalan ke arahku. Aku melihat ponselku yang menunjukkan pukul 9.30. Berarti aku telat 2 jam :)

"Maaf, tadi kesiangan bangunnya." Jawabku sembari membenahi tas selempang ku.

"Ya udah pergi sekarang aja yuk! aku ambil mobil dulu." katanya sembari berjalan menuju mobilnya.

-

-

Kami memutuskan sarapan di salah satu cafe di Busan, ya rumahku memang tidak terlalu jauh, sekitar 1 jam 30 menitan dari cafe ini. Eh (?) kayaknya itu lumayan jauh.

Kami duduk di meja dekat dengan jendela. Suasana Busan memang lumayan nyaman untukku.

Aku menebar pandang ke sekitar cafe. Pandanganku tertuju pada sesosok laki-laki menyerupai tiang listrik yang terlihat marah-marah dengan seseorang melalui telepon. Aku hanya mengernyit bingung kearahnya. 'Orang aneh,' pikirku

"Hyun, bentar ya. Aku mau ke toilet dulu," kataku pada Dahyun yang sedang memesan.

"Kamu mau pesan apa?" tanya pria itu.

"Terserah kamu aja," jawabku sambil bangun dari kursi.

Skip toilet

Saat aku berjalan menuju tempat duduk kembali, tiba-tiba tanpa sengaja, aku bertabrakan bahu dengan seseorang.

Brak *hp jatuh

"Aduh maaf saya nggak sengaja," kataku kepada seorang pria tinggi yang sedang mengambil hpnya yang jatuh karena aku yang tak sengaja menabraknya atau mungkin dia yang nabrak (?)

'Loh itu kan tiang listrik yang tadi marah-marah didepan?' batinku setelah melihat wajahnya. Tunggu! Kenapa jantungku serasa habis lari maraton sekarang? Padahal kayaknya aku lagi nggak sakit.

Dia tak menunjukkan respon apapun dan hanya menatapku malas. Aku jadi merasa seperti gadis menyedihkan sekarang.

"Tunggu!" Cegahku sebelum dia kembali berjalan.

"Hm?"

"Itu hp lo rusak nggak?"

Dia mengangkat tangannya, menampakkan layar ponselnya yang masih menyala. Untung aja..

"Oh ok." Dengan sedikit kikuk, aku mulai berjalan kembali ke meja tadi.

Entah hanya perasaanku atau bukan. Aku merasa sedari tadi sepertinya Dahyun memperhatikan ku dengan pria jangkung tadi.

"Hey! Ngeliatin apaan?" Aku membuyarkan lamunan manusia cat tembok itu.

"Eh? Nggak liat apa-apa kok." Jawabnya tak yakin

"Owh"

Sana POV end

Selama kurang lebih 15 menit, mereka sibuk dengan hidangan masing-masing tanpa mengeluarkan suara sedikitpun.

"Ngomong-ngomong, tadi itu siapa?" Dahyun memulai pembicaraan.

"Siapa?"

"Cowok tinggi tadi."

"Ohh... Tadi cuma nggak sengaja tabrakan, terus hpnya jatuh."

Dahyun mengangguk paham dan tersenyum saat melihat Sana menyeruput latte nya.

'Kalau dipikir-pikir, sudah 2 tahun terakhir aku suka sama kamu San, tapi aku belum berani buat nyatain perasaan ku.' batin Dahyun.

-

-

Sementara itu, disisi lain, seorang Chou Tzuyu yang dari tadi sudah berada diatas sepeda yang dibawanya, nampak mencoba menyalakan ponselnya yang jatuh tadi.

"Sial! Mati lagi nih hp. Tadi perasaan masih nyala!" Gertak Tzuyu sambil memukul stang sepedanya sampai nyaris jatuh karena hilang keseimbangan.

Tidak biasanya Tzuyu mudah emosi seperti saat ini. Hanya saja suasana hatinya saat ini sedang kurang baik. Penyebabnya tak lain, tak bukan karena kakaknya tadi menghubunginya dan meminta Tzuyu kembali atas perintah papanya.

Tzuyu POV

Ada apa sih hari ini? Kayaknya sial banget. Ada aja masalah. Tapi katanya kalau habis kena masalah terus-menerus, artinya akan ada sesuatu yang baik. Tapi kata siapa ya? Atau aku cuma ngarang aja kali ya (?)

Hening...


"Harusnya kalau emang papa mau gua pulang, ya telp gua langsung lah--masa gitu aja harus lewat si Tae?" aku terus menerus menggerutu karena sebetulnya sudah 2 tahun terakhir, aku tidak pulang. Papa memaksaku kembali dengan alasan untuk mengurus rumah sakitnya.

"Tapi ngomong-ngomong, kok gua ngerasa nggak asing sama cewek tadi ya? Apa cuma perasaan aja? Tapi kayak pernah ketemu..." Aku mencoba mengingat wajah gadis di cafe tadi. Tampaknya tak asing, tapi tak ada apapun yang terlintas diingatkan ku tentang gadis tadi.

"Akh! Masa bodo lah, yang pasti tu cewek rese banget. Hp gua jadi mati!"

Tzuyu berdecak kesal dan segera menjalankan sepedanya

•••~~•••

Don't Forget The Memories [SatTzu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang