·˚✎ 21'

1K 180 8
                                    

𝐀𝐧𝐞𝐡 . 𝐋𝐚𝐢𝐥𝐲 𝐒

0:03 ──⊙──────── 4:03
 ↻  ◁  II  ▷    

   • 

♡   : ·  •

Jangan lupa tinggalkan jejak,berupa vote dan koment, next chap bakal fast up. Kalo komennya rame ^^❞

Happy Reading 🌿

"Boleh gak, kalau Yusuf pulang besok? Rencananya, Yusuf mau ngajak Hasna ke beberapa tempat hari ini," ujar Yusuf saat membantu orang tuanya memasukkan barang-barangnya ke bagasi.

Eyang Wiji yang mendengar perkataan Yusuf langsung menepuk-nepuk punggung Yusuf. "Jalan-jalan atau bulan madu? Ingat, kalau sampai perjalanan ke beberapa tempat itu jadi bulan madu, kamu harus berani bertanggung jawab sepenuhnya atas diri Hasna!" ucap Eyang kemudian.

Yusuf hampir tersedak mendengar peringatan dari eyang. Kedua orang tuanya ikut tersenyum lalu menganggukkan kepala, setuju. Amar yang ikut mendengar ucapan eyang tadi, turut mengerling nakal pada Yusuf.

Ini karena Yusuf ingin tahu, apakah benar Hasna tidak bahagia dengan pernikahan ini? Kalau dia tidak suka, kenapa tidak menolak dari sebelumnya?

Batin Yusuf seraya menoleh ke arah Hasna yang berdiri di belakang orang tuanya.

Setelah eyang, keluarga Yusuf dan keluarga Amar pergi, Hasna langsung masuk ke dalam kamarnya. Ia mengguyur tubuhnya dengan air. Mencoba menebak-nebak, apa sebenernya rencana Yusuf. Kenapa dia tiba-tiba saja mau mengajaknya jalan-jalan.

˗ˏ✎ [Rahasia] *ೃ

Hasna menghampiri Yusuf di meja makan, setelah bunda menyuruhnya untuk melayani dan menemani Yusuf makan. Kebetulan ayah dan bundanya hari ini juga ada acara keluar kota, jadi tidak bisa ikut sarapan.

"Yusuf masih mau menginap semalam lagi 'kan? Kalau begitu kebetulan, sekalian nanti temenin Hasna saja dulu di rumah ini. Acara Ayah Hasna kadang bisa molor sampai malam. Kalau memungkinkan ya langsung pulang, kalau tidak memungkinkan mungkin akan bermalam dulu. Jadi, kalau Yusuf mau balik sebaiknya tunggu kami pulang dulu!" kata Bunda seraya menyiapkan nasi ke dalam kotak bekal yang rencananya akan mereka santap di jalan.

"Sudah beres, Bunda berangkat dulu!"

Bunda menenteng kotak bekalnya, sembari menepuk pundak Hasna. Yusuf bangkit dari duduknya, lalu ikut mengantar bunda dan ayah mertuanya ke depan bersama Hasna.

"Mau makan di luar atau sarapan di sini dulu?" tanya Yusuf pada Hasna setelah mobil ayah dan bundanya tak terlihat.

"Kak Yusuf kenapa sih? Aneh deh!" Hasna sedikit bergidik sambil lalu meninggalkan Yusuf ke arah dapur.

"Kok aneh? Aku mau ngajak kamu jalan hari ini." Yusuf mengekor di belakangnya.

"Justru itu yang bikin aneh, sikapnya biasa aja kek, udah gak ada ayah bunda ini. Jadi, gak usah bersandiwara lagi."

"Ss - Sandiwara? Sandiwara apaan sih?" Yusuf tak mengerti.

Hasna membalik piring di depannya, menyendokkan secentong nasi ke piring.  Lalu mengambil sedikit sayur di depan Yusuf. Mencampur dengan nasi yang masih mengepul di piringnya.

Rahasia [REPUBLISH ; SUDAH DI TERBITKAN] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang