Bunny Kookie🐰

[🐰] Prolog : Ulineun Eotteohge Manna?

🐇Bunny Kookie🐇

/Fantasy—Romance/

🐰

🐰

🐰

"Sandalkuu huaaa!" Gadis berteriak seperti orang gila, dia berkacak pinggang didepan pintu kelas dan meratap menatap kakinya yang beralaskan satu sandal kelinci saja.

"Aku memang bodoh, kenapa aku mencoba bergaul dengan mereka dan berakhir hidup tidak tentram" Lisa, namanya. Dia berbalik sambil menundukkan kepala, memilih keluar dari kelas mungkin jalan terakhir karena sebentar lagi pasti ada saja yang akan mengganggunya.

Entah itu panggilan guru Bimbingan konseling, atau mereka yang katanya teman sekelas itu tetapi suka sekali mengucilkan dan merusak barang-barang Lisa. Bahkan, tasnya selalu punya coretan baru setiap harinya dan sedihnya, Lisa tidak punya siapapun untuk diajak mengeluh.

Jika berpikir kalau Lisa adalah gadis pendiam di sekolah dengan tipikal paling disegani maka kalian salah besar, hanya ada satu hal yang cocok mendeskripsikan Lisa.

Bodoh, naif, dan terlalu baik.

Klak~

Lisa menarik tutup loker miliknya, ia tidak terkejut lagi apabila mendapati tumpukkan kecoa mati didalamnya yang mengakibatkan bau tak sedap sehingga bukunya jadi rusak. Lisa cuma menghela napas dan mengeluarkan tissue dari saku roknya, membersihkan loker sebelum menutupnya kembali.

"Dikunci pun rasanya percuma, mereka selalu punya cara untuk membukanya" Gumamnya memirisi nasib sendiri, Lisa bergegas pergi ke toilet untuk membersihkan tangannya.

Dengan langkah cepat ia memasuki salah satu bilik dan membasuh tangannya setelah dipenuhi busa sabun, awalnya Lisa pikir kalau perbuatan baik akan selalu dibalas dengan kebaikan yang setimpal tapi nyatanya dunia tidak sebaik itu, walau Lisa sudah bersikap sebaik mungkin yang terjadi ia malah menjadi olok-olokkan juga korban penindasan, walau bukan secara fisik tetapi tetap saja kemungkinan mentalnya terguncang bisa datang kapan saja.

Hanya ini yang bisa Lisa dapatkan, sudah sepantasnya dia tidak mengeluh lebih jauh lagi dan itu terjadi, ketika dia mengelap wajah dengan sapu tangan sambil memejamkan mata, lampu mendadak padam. Semua gelap sampai Lisa tersentak meraba dinding mencari pintu, ia menemukan gagang pintu bilik tapi kemudian wajah lega yang tidak kelihatan karena terselimuti oleh gelap itu perlahan pudar.

"Hei, jangan bercanda. Tolong buka pintunya, aku mau keluar!" Seru Lisa berteriak dari dalam sambil menggedor-gedor pintu tetapi jawaban nihil yang ia dapatkan, tak ada sahutan atau bahkan suara napas.

Lisa mendesah berat dan menyandarkan punggungnya dipintu, ia meremas jemarinya cemas sambil menggigit bibir. "Mereka melakukannya lagi, murid laki-laki itu selalu meminta temannya untuk mengunciku tiap kali aku ke kamar mandi" Ucapnya yang tak akan didengar oleh orang lain, Lisa hanya berbicara pada dirinya sendiri selagi mencoba melakukan flashback kesalahannya dimana sampai murid laki-laki bernama Hwang Hyunjin si anak kepala sekolah itu benci sekali padanya.

"Hyunjin-ssi aku tau kau diluar, tolong buka biarkan aku pulang!" Lisa panik setelah mendengar bel pulang sekolah berbunyi yang artinya sudah menjelang pukul empat sore.