Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
◾◾◾◾ ⬇️⬇️⬇️
Seminggu setelah kejadian di kamar lim membuat jennie dan lim terlihat gugup jika bertemu. Ya mereka tak berkata apapun dipagi hari setelah malam itu. Bahkan mereka disibukkan kembali dengan kegiatan masing-masing.
Hari ini jennie menunggu felix diruangannya. Ini sudah cukup waktu bagi felix untuk melaporkan hasil kerjanya itu kepada jennie. Dan Hari ini pula jennie berencana akan berbicara pada appanya. Beruntunglah mino sedang ada urusan keluar kota jadi jennie bisa bebas berbicara dengan appanya nanti.
Jennie sedikit resah menunggu felix di ruangannya. Ia sangat penasaran dengan hasil yang akan felix laporkan kepadanya.
"Tok tok tok" pintu ruangan jennie diketuk
"Masuk..." teriak jennie
Pintupun terbuka dan datanglah orang yang sudah jennie tunggu dari tadi.
"Duduklah.." titah jennie pada felix yang sebumnya sudah membungkuk memberi hormat kepada jennie.
Felixpun duduk di hadapan jennie dengan membawa beberapa map ditangannya.
"Apa yang kamu bawa?" Tanya jennie menunjuk map di tangan felix.
"Ini berkas dari rumah sakit dibusan nonya" jawab felix seraya memberikan map itu kepada jennie membuat jennie sedikit penasaran dengan ucapan felix.
"Ceritakan apa yang kamu dapat tentang wanita itu" titah jennie kembali dengan nada tegas
Jennie menyenderkan tubuhnya di kursi dan siap mendengarkan semua laporan felix.
"Namanya joy, dia tinggal di busan bersama adiknya yang bernama yeri dan juga ibunya. Ayah mereka sudah meninggal sejak adiknya kecil dan joylah yang menjadi tulang punggung keluarga. Naas sebulan yang lalu ibu joy juga meninggal, penyakit jantung yang ia derita tak bisa diobati lagi dan ajalpun datang menjemputnya. Dan map yang sedang nyonya pegang sekarang adalah keterangan dari pihak rumah sakit serta jumlah biaya selama ibu joy dirawat disana" tutur felix membuat jennie menatao map yang sedang ia pegang.
