21 - Berbeda

21 7 18
                                    

Wajah yang sama namun dengan sifat yang berbeda.

***

Suasana Cafe JLove begitu ramai. Rata-rata yang datang ke cafe ini adalah anak remaja.

Cafenya pun terlihat instagram-able. Tak ayal jika para selebgram sering berkunjung ke sini hanya untuk berfoto.

Juli mencari meja kosong. Pelayanan yang ada di sini pun begitu baik.

"Permisi, boleh saya duduk di sini, nona?" Juli mendongak dan betapa terkejutnya ia saat tahu siapa orang itu.

Dia?

Orang itu tersenyum ke arah Juli. Juli hanya bisa merenung. Dia atau bukan?

"Maaf nona. Mengapa kau menatap ku seperti itu? Ada yang salah dengan wajah ku?" tanya pemuda itu. Juli masih diam membeku di tempat.

"Nona, hey! Apa kau mengenal ku?" tanyanya lagi membuat Juli tersentak.

"Kamu nggak kenal aku?"

***

Sedaritadi Ansyah di buat jengkel oleh anak teman bundanya ini. Eve terlalu keras kepala menurutnya. Jika permintaannya tidak di kabulkan maka ia akan terus diganggu sampai besok.

Huft. Sangat ribet.

"Ayo dong Ansyah ajak Eve ke Cafe. Eve juga pengin liat salju bareng Ansyah," kata Eve dengan memasang wajah sok imutnya.

"Gue capek!" sentak Ansyah yang sudah jengah dengan bocah di depannya.

Hari liburnya mendadak berubah dari ia pikir. Dia pikir jika di hari libur kerjanya ia akan bisa bersantai-santai tanpa adanya pengganggu. Namun, nyatanya ia salah. Ekspetasi tidak seindah realita.

Eve mengerucutkan bibirnya. Kejam sekali pria dewasa yang ada di depannya ini. Sungguh. Jika tidak karang Ansyah adalah anak dari Tante Disa ia tidak akan mau bersusah payah membujuknya.

Benar-benar pria kejam.

"Eve aduin nih ke Tante Disa kalau Ansyah nggak mau nemenin Eve ke Cafe yang Eve mau," ucap Eve seraya memalingkan wajahnya seperti sedang ngambek.

Ansyah menghela napas kasar. Sungguh keras Kepala sekali perempuan yang ada di depannya.

Dengan amat terpaksa ia menujui permintaan Eve.

"Yeayyy! Akhirnya bisa jalan berdua bareng Ansyah triplek," ucap Eve girang.

Ansyah yang mendengar ucapan Eve pun mendelik. Ia tidak terima jika di sebut 'Ansyah Triplek' dia kira Ansyah apaan?

***

Juli tidak mengerti dengan pria yang ada di depannya ini. Mengapa ia tidak mengenalinya?

"Hey, lo orang Indonesia juga?" tanya pria yang ada di depannya.

Juli hanya mengangguk saja. Ini aneh. Selama itu kah ia tidak bertemu dengannya sampai-sampai pria yang ada di depannya ini tidak mengenalinya?

"Kamu nggak inget aku?" tanya Juli hati-hati.

Pria yang ada di depannya tampak sedang berfikir. "Tunggu kayaknya gue pernah ketemu lo deh. Tapi di mana?" monolognya.

"Sekarang gue inget. Kita pernah ketemu di pantai, kan?" tanya pria itu. Juli masih belum mengerti. Ia masih bingung.

"Sayang, maaf tunggu lama," kata seseorang yang tiba-tiba datang.

Juli mengenali perempuan itu. Dia ingat jika perempuan itu pernah bersama Ansyah di pantai.

Tidak ingin berlama-lama di tempat ini dengan segera ia pamit undur diri dari sana.

"Maaf, saya permisi dulu." Setelah mengatakan itu ia langsung pergi dari cafe ini.

***

Tidak henti-hentinya Eve berbicara. Dia sangat cerewet menurut Ansyah. Andai saja perempuan yang bercerewet di samping Ansyah ini adalah Mamutnya. Pasti dia akan dengan senang hati mendengarkan ucapannya.

Lagi dan lagi hanya ada nama Juli di otak Ansyah. Rasa bersalah yang ia rasakan semakin besar. Andai saja waktu itu ia tidak terlalu cemburu dan bisa berpikir jernih.

"Jadi, Ansyah udah pernah pacaran belum? Kalau Eve belum pernah. Soalnya Eve sukanya sama Ansyah. Jadi kapan mau nembak Eve?" Dengan tidak tahu malunya Eve bertanya seperti itu.

Ansyah tidak menanggapinya hingga tanpa sadar mereka sudah sampai di sebuah Cafe ternama di sini.

Ansyah memakirkan mobilnya terlebih dahulu lalu ia keluar dari mobilnya dan meninggalkan gadis bernama Eve itu sendiri di dalam mobil.

Eve yang merasa di perlakukan seperti itu pun kesal. Hanya dengan Ansyah lah ia tidak pernah di perlakuan layaknya princess.

Padahal di sekolahnya ia selalu di dekati oleh banyak siswa di sana. Namun, mengapa Ansyah sama sekali tidak tertarik dengannya? Apakah karena ia masih bocah?

Tapi bukankah umur delapan belas tahun sudah cukup umur?

"Cepet turun." Suara berat Ansyah membuat Eve tersadar dari lamunannya. Dengan segera Eve turun dari mobil Ansyah.

"Ayo!" Eve menarik tangan Ansyah hingga tanpa sadar ia menabrak seseorang.

Ansyah terjungkal ke belakang. "Sorry, kau tidak apa-apa?"

Suaranya sangat familiar di telinganya. Seperti ... Ansyah langsung mendongak dan menatap orang itu untuk memastikan. Dan ternyata benar dugaanya.

Tbc

Makin bingung, ya? Wkwk sengaja. Dan, Juli malam ini insyaallah akan segera Tamat. Mengingat sekarang sudah akhir bulan.

Jadi, tetap baca part selanjutnya. See you👋

Rah🌹

Juli [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang