Perbedaan tidak menghalangi untuk kita berteman.
***
Nadine yang baru saja turun dari kamarnya pun mendekati Juli yang sedang fokus pada laptopnya.
Tiba-tiba ide jail muncul di kepala Nadine. Diam-diam Nadine mendekati Juli yang berada di ruang keluarga dengan televisi masih menyala.
Satu
Dua
Ti ....
Dorrr!
"Anjing!" umpat Nadine seraya mengelus dadanya yang hampir jantungan.
Niat ingin mengagetkan Juli malah ia yang dibuat kaget oleh Melinda. Melinda dengan wajah tanpa dosanya ia malah tertawa terbahak-bahak. Sedangkan Juli ia tidak menggubris kelakuan kedua sahabatnya itu. Inilah sifat Juli, jika dia sudah serius maka tidak ada yang bisa mengganggunya. Termasuk kedua Sahabatnya itu.
Melinda menyudahi tawanya, lalu pandangannya beralih kepada Nadine yang sudah menatapnya dengan tatapan tajam yang siap menerjang mangsanya kapa saja. Melinda sama sekali tidak takut jika ditatap seperti itu oleh Nadine, malahan dia ingin tertawa saat melihat wajah Nadine seperti itu.
"Jangan ganggu Juli. Juli lagi fokus bikin cover Wattpad gue," tegur Melinda.
Nadine menghela nafas kasar. Detik selanjutnya ia mengangguk dan menyusul Melinda yang sudah duduk di sebelah Juli.
"Lo bikin cerita lagi di Wattpad, Mel?" tanya Nadine kepada Melinda
Melinda mengangguk. "Iya, cerita yang kemarin udah tamat. Jadi gue buat lagi deh," jelas Melinda yang masih menatap layar televisi.
"Mel, udah jadi covernya. Tinggal lo pilih aja yang mana," sahut Juli kepada Melinda yang ada di sampingnya.
Melinda pun meraih laptop Juli untuk memilih cover mana yang akan ia pilih. Dan pilihannya jatuh pada cover nomer dua. Menurutnya simple, warnanya kalem dan tidak terlalu ramai. Pas untuk cerita yang ia buat.
"Gue pilih nomer dua yang ini," tunjuk Melinda pada laptop Juli. Juli mengangguk paham. Lalu ia menyimpan Cover buatanya ke dalam file.
"Entar gue kirim ke lo. Eh, omong-omong cerita yang kemarin mau lo terbitin?" tanya Juli.
"Iya, gue mau nerbitin cerita Elliza. Dan, gue udah kirim naskahnya ke penerbit," jelas Melinda.
"Loh! Bukannya tahun kemarin lo udah nerbitin novel? Emang beda lagi ceritanya?" tanya Nadine yang tidak tahu dunia pernovelan. Yang Nadine tahu hanyalah dunia modeling.
"Beda, yang kemarin kan judulnya Back. Kalau yang ini judulnya Elliza," jelas Melinda.
"Makanya lo tuh baca novel biar tahu," sarkas Juli. Nadine yang mendengarnya mendengus kesal.
"Gue kan nggak suka baca buku. Gue tuh sukanya jalan-jalan, foto, belanja, dan .... " Belum sempat Nadine melanjutkan ucapannya tiba-tiba Juli memotong ucapan Nadine.
"Dan narsis," sarkas Juli. Nadine yang mendengar itu pun sontak mendelik ke arah Juli.
"Ngemil terus tapi ngga gede-gede," sindir Nadine tak mau kalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Juli [On Going]
Ficção AdolescenteAku Juli sedangkan dia Maret. Kita bertemu di bulan Juli. Ceritanya singkat, namun membekas. Itulah kisah dari perempuan biasa yang bernama Julia Putri Maharani dengan pria dingin bernama Pratama Juliansyah. Bertemu dengan sosok pria dingin seperti...