24 - Di Lamar?

22 9 17
                                    

Yang dilamar siapa, eh yang baper siapa.

***

Hari ini adalah ulang tahun Arga. Tepat pada tanggal 12 Desember.

Dan, hari ini Arga kembali ke kota London. Di hari yang membahagiakan ini ia berniat untuk melamar seseorang.

Ya, sudah lama ia menunggu moment ini. Dirinya sudah tidak sabar untuk menemui gadis pujaannya itu.

Sebelum ia ke apartemennya. Arga berniat untuk mampir membeli sesuatu. Dan, sampailah di toko perhiasan.

Dirinya sudah izin kepada kedua orang tuanya untuk melamar seseorang. Dan, alhamdulillah nya kedua orang tuanya itu sangat menyetujui keputusannya.

Arga bingung harus memilih cincin mana yang pantas untuk gadisnya itu.

Lalu dia mengirim sesuatu ke seseorang untuk menanyakan mana yang lebih pantas dan ia sukai.

My Bochil : lo lebih suka yang mana?
Send pict

Ansyah yang baru saja keluar dari kamar  mandi langsung membaringkan tubuhnya di atas ranjang.

Ting

Tiba-tiba ponsel milik Juli berbunyi. Ansyah meraih ponsel Juli yang ada di atas nakas.

Tidak terlalu susah untuk membuka ponsel Juli. Karena pasword Juli ternyata nama dirinya. Oh, ralat. Nama kesayangan yang di beri oleh Juli. Es Batu Bernyawa. Itu adalah paswordnya.

Ada notif dari My Kunyuk🐒 isi dari pesan itu adalah ....

Ansyah menghempaskan ponsel Juli pada kasurnya. Dia tidak bodoh. Dirinya juga tahu apa maksud dari orang itu. Dan, tentu saja Ansyah tahu. Dia adalah pria.

Dia harus cepat-cepat bertemu dengan Juli jika dia tidak ingin melihat Juli berada di pelaminan bersama orang lain.

Ansyahlah jodohnya. Jadi, Juli harus menikah dengan dirinya.

***

J

uli, Lio dan Ara sedang bersiap-siap menanti Arga. Dan, di sini juga sudah ada Mama dan papanya Arga.

Sungguh Juli ingin sekali melihat muka Arga yang akan di penuhi dengan cream dari kue. Membayangkannya saja bisa membuat dirinya terkekeh geli.

"Kenapa lo ketawa kek orang gila gitu? Mikir jorok ya lu?"

Juli tidak menggubris ucapan kakaknya itu. Lebih baik ia membayangkan wajah Arga yang penuh dengan cream kue. Ahh. Rasanya Juli tidak sabar menanti moment itu tiba.

"Eh! Si Arga dateng. Sembunyi!" titah Lio.

Apartemen Arga tampak begitu gelap sehingga Arga mencari saklar lampu berada. Ketika lampu sudah menyala semua orang yang bersembunyi pun menampakkan wajahnya di hadapan Arga.

"Selamat ulang tahun, kunyuk!" seru Juli dan di sahuti oleh Lio dan Ara.

"Happy birthday Arga! Semoga tambah umur, sehat selalu. Dan semoga jangan pelit sama temen mu ini," tutur Lio membuat Arga terkekeh.

"Selamat ulang tahun, Arga. Semoga di tahun ini kamu bisa dapet jodoh. Inget, umur kamu udah dua puluh lima tahun. Emang gak mau nikah apa?" kata Ara. Arga mendengarnya pun terkekeh.

"Hilih. Nyuruh orang buat nikah tapi sendirinya jomblo. Ngaca sanah," sindir Juli membuat Ara cemberut.

Arga yang melihat Ara cemberut ingin sekali membawanya ke KUA. Eh, keceplosan.

"Kalian berdua cocok," ceplos Lio.

Arga tersenyum manis. Mungkin ini saatnya ia mengutarakan perasaannya dan mengikat perempuan yang ia sayang dalam ikatan pernikahan.

Arga mendekat ke arah Juli dan Ara. Dia sudah sangat yakin dengan keputusannya itu.

Lalu ia berlutut di depan salah satu perempuan yang ada di hadapannya itu dengan kotak cincin yang sudah ia buka.

Ingin rasanya ia menjerit sekeras-kerasnya. Sungguh ini adalah moment langka.

Rasanya ingin terbang namun ia masih ingat bahwa dirinya tidak memiliki sayap jadi ia tidak jadi terbang.

***

D

i sisi lain pria berwajah brewok sedang di kandang gelisah. Baru saja ia merasa bahagia karena akan bertemu pujaan hatinya namun itu semua berubah seketika karena satu notif yang membuat Ansyah menebak-nebak.

Juli akan di lamar?

Apakah Juli akan menerima lamaran dari cinta pertamanya itu?

Huftt. Ansyah menghela napas berat. "Semoga ditolak," lirih Ansyah.

"Siapa yang ditolak?"

Ansyah menoleh kearah sumber suara dan ternyata orang itu Arsyah.

***

"Will you marry me?"

"Huaaa! Gue baper. Tolong, Arga kampret jiwa bucin gue meronta ronta woy!" teriak Juli yang sudah tidak tahan untuk tidak berteriak.

Arga mendengus kesal. Ia menatap Juli dengan tatapan tajam. Rusak sudah semuanya. Andai saja tadi Juli tidak berteriak pasti suasananya romantis dan deg-degan.

"Lia kampret!" umpat Arga. Membuat semua orang di sini tertawa terbahak-bahak.

Tbc

Rah🌹

Juli [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang