sorry

648 52 5
                                    

Empat hari sudah Tay menghilang dari hidup new,,Tay pulang ke rumah orangtuanya untuk sekedar mendinginkan pikirannya,berdiskusi dengan mama Wira apa yang seharusnya Tay lakukan.

"Mah..tay harus gimana?". Tay tidur di pangkuan mama Wira di sofa panjang ruang tv.

"Tay..kalau kamu mencintai dia, cepatlah selesaikan masalahnya,jangan sampe berlarut-larut,nanti kamu malah nyesel kalau terus-terusan menghindar gini,mana anak mama yang keren itu?mheh?". Tutur mama sambil mengelus rambut Tay.

"Tay ngerasa kalau Tay gak ada apa-apanya di bandingkan cowok itu mah,Tay ngerasa kecil". Ucap Tay murung.

"Tay..sayang anak mama,percaya sama omongan mama,kalau dia emang bener sayang sama kamu, bagaimanapun kekurangan kamu,kamu gak bakal ada tandingannya di hati dia Tay". Kening Tay berkerut memikirkan ucapan mamanya barusan.."cepet kamu selesaikan sekarang juga,dengerin dulu apa yang mau dia jelasin, setelah itu baru terserah kamu mau gimana"

Tay langsung mengubah posisi menjadi duduk dan meyakinkan diri untuk segera menemui new.."baiklah mah,,oke,aku pergi ya mah, terimakasih,love You". Tay mencium pipi sang mama lalu berlari menuju pintu keluar.

Karena Tay membuka pintu dengan terburu-buru hampir saja dia menabrak seseorang yang ada di balik pintu.

"P'tay..". New memanggil Tay sambil tertunduk sedih,new juga tak berani memanggil Tay dengan panggilan sayangnya,new sadar bahwa dirinya sudah salah,salah karena sudah membiarkan orang lain menyentuhnya tanpa sadar ada hati yang harus dia jaga.

Hati Tay berdenyut nyeri saat melihat orang yang begitu dia sayang terlihat tak baik-baik saja,muka new terlihat pucat dengan bawah mata yang menghitam,dan berat badan new juga terlihat menyusut,,"apa yang harus gue lakuin sekarang?Lo bener-bener bego banget Tay,Lo udah nyakitin dia". Gerutu Tay dalam hati.

Tanpa bertanya kenapa new bisa ada di depan rumahnya,Tay pun langsung memeluk new,Tay sungguh merasa semakin hancur saat  melihat new yang berantakan seperti ini karena perbuatannya. Tay mendekap new erat,mencium aroma tubuh new yang sebenarnya sangat dia rindukan.

Sedangkan new hanya bisa menangis saat menerima pelukan dari Tay,new menangis tersedu-sedu. "Phi..ma-maafkan a-aku,,hiks hiks". Tay hanya menggeleng tanpa bersuara dan semakin mengeratkan pelukannya.

Tubuh new terasa begitu lelah, empat hari tanpa Tay new mengabiskan waktunya hanya dengan menangis,new juga tak ada selera untuk makan,yang ada di pikirannya hanyalah Tay tawan. "Bagaimana kalau p'tay ninggalin aku, bagaimana aku bisa hidup tanpa p'tay". Selalu itu yang ada di pikiran new.

Setelah new menangis cukup lama di pelukan tay, tiba-tiba saja badan new serasa akan jatuh,badan new serasa tak memiliki tulang, karena sudah tak ada tenaga yang tersisa akhirnya new pun ambruk di pelukan Tay.

"New..new..kamu kenapa". Tay yang sedari tadi menahan tangisnya pun kini tak terbendung lagi.."HIN...maafin aku,hiks hiks..". Tay segera menggendong new dan membawanya ke dalam rumah.

"MAAAAH...MAAAH". teriak Tay panik sambil terus terisak.

"Kenapa kamu bal-,,TAY ini ada apa?". Betapa shock nya mama Wira saat melihat Tay yang menangis sambil menggendong new yang tak sadarkan diri. Mama menuntun Tay agar membawa new ke kamar tamu dan membaringkannya disana. "New kenapa Tay?". Tanya mama meminta penjelasan.

Tay hanya terus menangisi new,Tay menggenggam erat tangan new, pandangannya tak lepas sedikitpun dari new . "Ini semua salah aku mah,hiks hiks..new jadi kayak gini gara-gara kelakuan aku".

Mama Wira hanya menarik nafasnya panjang,lalu bergegas keluar untuk mengambilkan air hangat dan handuk kecil untuk mengompres badan new karena saat ini ternyata new demam cukup tinggi..mama kembali kekamar membawa baskom berisikan air hangat dan handuk kecil,Tay yang melihat,langsung mengambilnya dari mama wira.

Take my hand 💙 (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang