11

378 69 4
                                    

Sebulan semenjak itu mereka menjadi dekat. Entahlah, mereka dekat begitu saja.
Misalnya jaemin butuh bantuan menjaga naira, hana dengan senang hati membantu. Terus kalau hana kesulitan ngerjain tugas, jaemin bantu.

Saking dekatnya sampai udah jarang main sama jea. Bukan tanpa alasan hana begitu, hanya saja jea berubah,

Kayak sekarang, dia sedang melihat jea yang menghempaskan kasar tangan jeongwoo yang niatnya ngajak dia ke kantin,

Bukan jea banget, dia nggak kasar. Dia pribadi yang lemah lembut walaupun kadang kelakuannya suka bikin kepala pusing.

Dan lagi, dia jadi temperamental. Emosinya tidak stabil, apa dia lagi dapet? Nggak. Hana tau, jea kalau lagi dapet itu lebih ke mager dan nangis daripada marah-marah.

"han?" yang dipanggil menoleh kesamping, "iya jen?" tanya nya pada sepupu jea dari kelas sebelah, namanya jena.

Jena menghela nafas "gausah dipikirin, maafin jea ya"

Hana menggeleng ribut, "nggak gitu jen, gue yang minta maaf, gue merasa gagal jadi temen yang baik sampai gak tau masalah dia"

Jena mengangguk seadanya, "lo gak tau dia kenapa?" tanya nya pada jena,

Jena menggeleng kaku, "anyway, lo gak makan?" hana menggeleng lagi, nggak ada mood sama sekali buat melahap makanan kantin.

"mau gue beliin nggak?" sekali-lagi hana menggeleng, "lo aja jen, gue disini mau belajar, nanti ulangan"

Jena tersenyum kecut lalu melengos dari situ. Hana menghela nafas lelah lalu menyumpal telinganya dengan earphone dan meletakkan kepala di tangan yang bertumpu pada meja.

Baru mau merem, ada tangan yang mengelus rambutnya pelan. Sontak ia terbangun dan mengucek kasar matanya.
"jangan dikucek, bukan cucian" kata jaemin yang menahan tangan hana,

Hana mencebik pelan, "ngelawak lo?" jaemin hanya mengendikkan bahunya acuh,

"ngapain kesini? Nanti dilihat orang-orang"

"ngapain mukanya sepet? Gaenak dilihat orang-orang" bukannya menjawab, lelaki pemilik senyum manis ini malah balik memberi pertanyaan,

"rese lo sumpah" cibir hana yang kesal,

"lo kenapa? Kok gak makan? Nanti perutnya sakit.."

Hana mendesis pelan, "lo yang kenapa, sejak kapan perhatian gini?"

"gue emang perhatian"

"ke semua cewek? Ck, buaya dong?"

Jaemin merotasikan bola matanya, hey dia tuh udah pensiun jadi buaya darat loh..

"harus banget gue beliin?" hana menggeleng lagi, hobinya geleng-geleng doang udah.

"kalau ada masalah lebih baik cerita, asal gak tentang privasi lo, itu gapapa kok" katanya yang terdengar cukup bijak.

Hana menimang sebentar lalu menatap jendela kelas untuk mengalihkan pandangannya, "mamah tau gue kerja, gue disuruh berhenti"

Jaemin menernyitkan dahinya lalu tersadar bahwa gadis didepannya ini bekerja sejak muda, "kalo itu gue setuju sama mamah lo"

From Home - Na jaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang