02

727 154 60
                                    

Hana mengelap keringat di pelipisnya, habis ngehitung uang lumayan capek juga.

Ia melirik jam dinding, sudah jam 19.48, berarti sebentar lagi ia bisa pulang. Sebenarnya cafe lumayan sepi sekarang hanya ada 2 pengunjung.

Jiho dan yuqi berganti baju, junho dan minhee masih perang sama dapur, yang lain sibuk dengan pekerjaannya masing-masing,

Ting ting

Baru satu langkah ingin pergi ia mendengar bunyi pintu cafe di buka,

Ada seorang laki-laki memakai kemeja abu-abu dengan celana jeans nya ditambah rambut ber-poni yang membuat ia semakin tampan jika dilihat.

Tapi ia menggendong seorang bayi yang terus menangis. Pengunjung mulai pergi, hingga tersisa mereka berdua—ralat, bertiga.

Ah hana ingat,

Ini orang yang tidak sengaja ia tabrak tempo hari lalu,
"mau pesen apa ya, kak?" tanya hana mencoba ramah,

Pria itu terlihat ingin menjawab namun ia juga sedikit kewalahan karena bayi di gendongannya yang terus menangis,

"ice americano 1, ini uang nya pas" ucapnya memberikan uang yang memang benar pas,

Hana memiringkan kepalanya bingung ketika orang itu berlalu dan mencari tempat duduk paling pojok,

Hana kembali menggelengkan kepalanya,
Lalu ia membuatkan ice americano sesuai pesanan dengan takaran yang pas, karena itu juga minuman kesukaannya.

Walau pahit. Tapi punya cirikhas tersendiri bagi yang menyukainya.

Ia menghantarkan minuman itu dan tak lupa mengucapkan terimakasih.

Beberapa menit kemudian jiho dan yuqi menghampiri hana dengan sedikit berlari, "na, kita duluan ya jaehyun sama lucas kecelakaan" ucap jiho panik yang membuat hana ikut panik,

"l-loh terus kita langsung tutup aja mbak? Yang lain udah di kasih tau?"  tanya hana, "iya udah, itu tinggal ada yohan sama junho. Sorry ya, lo nebeng mereka aja"

Belum sempat hana menjawab mereka berdua sudah berlari keluar cafe. Hana menghela nafas kasar, bentar lagi cafe harus tutup sedangkan orang itu masih sibuk di pojok sana dengan handphone dan bayi-nya yang masih menangis,

Ini orang habis nyolong bayi ya?  pikirnya.

Setelah ia berganti pakaian SMA nya lagi, cafe nya sudah mau tutup. Bahkan junho sudah pulang duluan, orang tadi juga sudah menghilang.

"hehe maafin akang ya gabisa nebengin, tuh liat ada neng hyewon, masa mau ceng tiga?" hana merotasikan bola matanya mendengar penuturan alay dari mulut yohan,

Udah biasa dia tuh ngehadapin jamet.

"iya sana, hati-hati kak yohan, kak hyewon" pamit nya.

Kini ia benar-benar sendiri di pinggir jalan,
Tak terasa jam menunjukkan pukul setengah 9 malam.

Dia belom ngerjain pr,

Samar-samar ia mendengar suara orang, ia menengok ke kanan, gaada.

Ke kiri, ada.

Orang tadi, hana lupa namanya.

Siapa namanya?

Jamin?

Jamet?

Jimin?

Itu sih satpam sekolah.

Ia sedikit terkejut saat pria itu terlihat sedikit menbentak bayi di gendongannya, ia ragu untuk menghampiri.

Tapi rasa iba nya lebih besar, "p-permisi kak, ada yang bisa saya bantu?" tanya hana ragu karena wajah pria di depannya ini terlihat lelah dan kesal,

"kamu yang nabrak saya tempo hari lalu kan?" tanya nya memastikan, hana mengangguk ragu.

"yakin mau bantu saya? Anak SMA kayak kamu bisa apa?" tanya nya datar namun terlihat meremehkan,

"ya niat saya baik kak mau bantu kakak kalau kesulitan, tapi kalau tidak ya saya pulang" pria itu menahan tangan hana,

"iya, tolong saya"

Hana tersenyum senang, lalu tanpa aba-aba pria itu menariknya ke dalam mobilnya, hana jadi parno.

"tenang, saya gak doyan berondong kayak kamu" ucap jaemin datar sembari memberikan bayi nya kepada hana,

"a-apa?"

"bisa buat dia berhenti menangis?" hana mengambil ragu bayi itu, megang nya aja maish gemeteran. Masih amatiran.

Dia suka sama anak kecil, tapi kalau menggendong bayi dia parno duluan.

Hana tersenyum kecil lalu mengelus kepala si bayi dengan pelan dan lembut, dan seperti keajaiban ia berhenti menangis.

"lucu kak, namanya siapa?" ia bertanya tanpa sadar,

"naira" balas nya,

"namanya cantik, kayak bayi nya. Pasti mama nya juga cantik" jaemin tersenyum kecil mendengarnya,

"makasih ya, hana?" ujar jaemin ragu-ragu menyebut nama hana karena tak begitu asing dengan namanya, tapi kan nama hana banyak.

Lah cecan diinget -batinnya ber flower,

"iya kak, kakak namanya?"

Jaemin mengulurkan tangannya yang tentu dibalas hana,

"jaemin"

,, Jangan jadi silent readers dong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

,, Jangan jadi silent readers dong

From Home - Na jaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang