01. Memories

499 64 38
                                    

Happy reading
.
.
.

Ku pandang buku tebal yang sedikit berdebu, buku yang penuh dengan coretan kecil si penyemangat ku. Buku diary seseorang yang merupakan alasan ku untuk tersenyum, sedikit rasa perih dan pedih mengingat semua kenangan pahit yang menyakitkan bersamanya.

Aku membuka haluan kertas satu per satu berisikan coretan-coretan manis si penyemangatku.

Sedikit tukikan senyum kecil yang tertampil didalam wajah ku. Si penyemangat ku, aku merindukan mu.

-o0o-

'Si kakak kelas yang selalu mengawasiku!'

Gadis bersurai coklat karamel yang di kuncir kuda, berjalan menampilkan kaki jenjangnya di sepanjang koridor sekolah.

Allesya Windina, nama gadis cantik keturunan China-Indonesia. Bisa dibilang anak kelas 10 yang tengah naik daun se angkatannya. Bagaimana tidak? paras wajah yang cantik nan polos, bak bagaikan malaikat kini menjadi primadona SMA Cakra Nusantara. Windi, hanya bisa mengulas senyum ramah kepada orang yang menyapanya.

Dua kata yang menggambarkan Windi, Murah Senyum.

Windina, ah bukan. Windi saja, gadis yang masih berumur 16 tahun ini gemar membawa buku diary. Ia akan selalu membuat goresan pena di dalam diary miliknya. Sangat menggemaskan bukan?

"Win!"

Windina menoleh seketika, yang memanggilnya seorang laki-laki remaja yang tengah bermain bola basket.

"Hm, iya?" canggung Windi.

Remaja itu menghampiri Windi seraya menodongkan beberapa pemanis gula, maksudnya permen.

"Ambil" titah Jeffery Angkasa, teman sekelas Windi. Tetapi Windi mengangguk, ingin menolak pemberian dari Jeffery. "Kenapa?" heran anak remaja laki-laki ini.

"Lagi sakit gigi, duluan ya" Windi melanjutkan langkahnya menuju kelas miliknya.

Sedangkan Jeffery masih termangu menatap bungkusan permen yang merupakan milik seseorang.

"Gimana Jeff? Diterima ga?"

Jeffery menggeleng kini menarik tangan si raja futsal, Naka Yutama.

"Ga bang, katanya lagi sakit gigi" Jeffery pun mulai meninggalkan Yuta dan lanjut bermain.

Sedangkan Yuta hanya bisa mendengus pelan.

.
.
.

Lita Anastya, panggil saja Tya. Ia merupakan anak kelas 11 Mipa 2, yang merupakan primadona di SMA Cakra Nusantara. Memandang foto adik kelasnya tak suka, Tya pun berdecih.

"Ck! bisa-bisanya dia jadi primadona di sekolah, dan ngelengserin gue!" pekiknya heboh.

"Tapi banyak banget anak-anak yang kecantol ama kecantikan dia" sahut teman sepergenk an Tya.

"Wajah putih menang pucet aja! apa cantiknya si dia?!" gerutu kesal Tya.

"Yaudah gih, samperin aja kekelasnya. Gitu aja ribet lo!" celetuk Selena Chittaya. Perempuan berumur 17 tahun ini, mengibas-gibasi rambutnya yang terurai panjang. Gerah.

HABROMANIA || Yuwin [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang