12. Atala Abimanyu

162 36 27
                                    

Happy reading
.
.
.

'Bahkan desiran angin, membantu mu menghilangkan amarah'

Atala mendengar semuanya, mendengar bahwa windi sudah memiliki tunangan. Oh tidak! Ini tidak masuk akal dan tidak mungkin terjadi. Atala berpikir, bahwa tunangan windi seharusnya tidak melakukan hal itu.

"Siapa tunangan windi tan?" Tanya atala.

Anak remaja ini berniat ingin menjemput windi, namun ternyata windi sudah berangkat lebih dulu dengan yutama.

"Siapa ya, yutama kalo ga salah namanya." Jawab laytaka. "Udah, nanti keburu telat kamu kalo diam di sini, buruan ke sekolah." Lanjut laytaka melihat atala yang berdiam diri, memamatung.

"Ah? I-iya tante, atala pamit dulu." Ujar anak tersebut.

Laytaka mengangguk.

Kini atala tengah menahan rasa kesalnya, berani-beraninya yutama melamar windi. Dasar curang!

Baiklah, untuk sekarang biarkan yutama menang. Tapi nanti ia pasti bisa mengalahkan yutama. Lihat saja!

"Ga bakal gue biarin lo lolos yut!" Monolog atala.

Ia melajukan mobil nya dengan kecepatan yang tinggi, melesat menuju sekolah.

Suara ketukan sepatunya yang tegas, pandangannya hadap kedepan terlihat sangat wibawa. Namun apa jadinya, jika di luar begitu tegas ternyata memiliki sifat yang egois dan arogan?

"Ga ada yang bisa ngemilikin windi, kecuali gue seorang." Atala membatin, kegigihannya untuk mendapatkan windi butuh apresiasi.

Kedua obsidian kelam yang nampak teduh melirik lapangan yang luas, terlihat jelas ada windi bersama yutama disana.

"Oh kaki yutama udah sembuh? Cepet juga."

Atala masih anteng memandang mereka berdua, sekilas ia bersmrik sembari mengumpat dalam hati. "Tunggu aja yut, mampus lo kali ini." Gumam remaja tersebut.

.
.
.

"Woah! Kak yutama hebat!" Pekik Windi berseru.

Yutama mengusak pelan surai windi, sembari mempukpuk pucuk kepala pacarnya.

"Kenapa harus gue yang melihat keuwuan ini? Kenapa bukan orang lain aja? Kenapa harus gue?!" Donita mengerutu kesal melihat adegan romantis dari yutama, jeffery, dan johnny.

Lihatlah ketiga temannya hanya bisa menertawai tingkah donita. Donita berdecak, "gue balik kelas dulu ya, bye."

Remaja berambut lurus tersebut memilih untuk pergi dari lapangan menuju kelas.

"Eh don! Tunggu napa!" Pekik Tya.

"Ah biasa, jomblo." Chitta mendengus sebal.

"Ga boleh gitu by," johnny mengingat donita juga temannya.

"By? Lo manggil pacar lo dengan sebutan babi?" Tanya yutama.

"Setan lo yut!" Umpat chitta kesal.

"Kak yutama ga boleh gitu," windi ikut serta menimpali.

HABROMANIA || Yuwin [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang