02. Rumor

306 61 42
                                    

Happy reading
.
.
.

'Dia kakak kelas yang aneh dan penuh tanda tanya'

Jika Allesya Windina, si perempuan yang penuh kecanggungan. Berbeda dengan Naka Yutama, laki-laki yang paling sok kenal sok dekat menurut Windi.

"Nih sepatu yang lo pinjamin, thanks bro!" ujar si kakak kelas itu sembari menyodorkan sebuah kresek berwarna hitam ke arah Jeffery.

"Yoa bang, eh bang.. ga mau kenalan sama dia?" bisik Jeffery kepada Yutama. Yuta bergidik bahu, seraya mencuri pandang kearah Windi. "Masih malu-malu tu anak, tatapan lagi ga bersahabat" sahut Yuta.

"Eh emil, ntar kita mabar yak!" ucap Yuta mengeraskan suaranya.

Windi menghembus napasnya, terkejut mendengar suara Yuta yang begitu nyaring. Kepalanya jadi pening sekarang.

"Ngokeh bang!" sahut Emil.

Sumpah, ini kakak kelas kapan balik ke ruangan kelasnya sih? kakak kelas bernametag Naka Yutama, kini malah asik menggoda Putri - Teman sekelasnya.

Windi menatap Yuta tajam, alisnya mengerut hebat. Bahkan, terlihat tidak nyaman ketika kakak kelas ini mulai mendekati Jenita.

"Nih permen buat cewek manis kaya kamu." Yuta menarik tangan Jenita, memberi beberapa bungkus permen untuk adik kelasnya.

Jenita menatap Yuta dan Windi bergantian. Windi yang merasakan ketidak nyamanan di dekat Yuta, dan Yuta yang berusaha memberikan senyuman manisnya. Nampak aneh untuk orang asing.

"Kalau ga mau, gue kasih ke teman sebelah lo kali ya." ucap Yuta menarik ucapannya.

"Sorry kak, aku ga suka permen." tolak halus Windi ketika Yuta menyodorkan sebuah permen, yang baru ia ambil dari saku celana.

Untuk yang kedua kalinya, seorang Naka Yutama tertolak.

"Ya udah deh, buat si cantik namanya Jenita aja kalo gitu." goda Yuta sejenak, laki-laki ini kembali memberikan permen baru untuk Jenita.

Sebelum benar-benar pergi dari kelas tersebut, Yuta melirik Jeffery yang tengah mengikat tali sepatu. Mengedipkan kelopak mata cepat, seperti memberi sebuah kode. Jeffery paham apa yang dimaksud oleh kakak kelasnya ini.

Langkah kakinya begitu cepat, keluar dari kelas itu. Menyelusuri koridor, Yuta tak sengaja ditabrak oleh seseorang. Antara sengaja atau tidak, Yuta pun tidak tahu.

Atala Abimanyu atau panggil saja Tala, anak laki-laki yang se angkatan dengannya. Hanya saja, mereka beda kelas. Tatapan tak bersahabat mulai di tampilkan oleh Atala, tatapan yang menurut Yuta mengintimidasi.

"Minggir."

Bahu Yuta tertahan seketika, sesaat tangan Tala menahan bahu Yuta agar tidak pergi dari hadapannya.

"Apaan si!" desis Yuta menggeram kesil.

Atala menurunkan tangannya, menepuk pelan kedua telapak tangan seperti tengah terkena debu.

"Gaje lo anjing!" umpat Yuta, anak ini tidak bisa menahan emosinya yang sudah di ujung kepala. Berjalan kembali, ingin menuju kelasnya.

HABROMANIA || Yuwin [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang