15. Minta Maaf

160 34 14
                                    

Happy reading
.
.
.

Suara kicauan burung melengkapi suasana pagi yang cerah nan hangat, matahari tidak terlalu menyengat sepagi ini.

Yutama memarkirkan motor vespa milik nya di parkiran, terduduk di atas motor sembari merapikan anak-anak rambut nya yang agak lepek.

Seminggu yang lalu windi sudah di perbolehkan pulang, berarti hari ini windi akan bersekolah. Yutama tak sabar untuk menemui windi di sekolah, apalagi mengingat yutama akan tanding bola sepak ia butuh semangat dari pacar nya ini.

"Woi! bengong aja lo." Kejut johnny. Yutama melirik sekilas wajah johnny dengan tatapan malas.

"Halah! Gue lagi nunggu ayang beb nich." Yutama berujar dengan nada alay nya.

"Iyuh, gelay." Johnny bergidik ngeri mendengar suara yutama yang agak kemayu.

Yutama berdecak pelan, "eh btw kok windi belum dateng ya?" Tanya yutama heran.

"Mana gue tau, lo pikir gue emak nya?" Sahut johnny kesal.

Yutama menukik satu alis nya tanpa sengaja, ya benar juga kata johnny. Teman nya ini kan bukan kerabat dekat windi, kenapa ia harus bertanya dengan johnny? Dasar yutama aneh.

Membenarkan tali sepatu nya, yutama mendongak saat pundak nya disentuh oleh tangan seseorang. Betapa rindu nya yutama dengan sang terkasih, ia segera menenggelamkan wajahnya membenam di perut windi.

"Aih! Kamu sejak kapan datang win?"

"Barusan banget kak,"

"Udah mendingan kan win?"

Windi mengangguk. Saat ia sampai di sekolah, tak sengaja melihat area parkiran. Di situ pula ada johnny yang tengah melambaikan arah kepada nya.

"Ya udah! Hayu kita barengan ke kelas nya." Yutama menggandeng tangan windi dan bergegas menuju ruang kelas.

"Lah si anying! Gue di tinggal," umpat johnny.

.
.
.

Selama berjalan di koridor, mereka bercengkrama dan canda ria. Terlihat seperti pasangan yang sangat bahagia, membuat orang lain pun iri karena kedekatan yutama pada windi.

"Kak, windi ke perpustakaan dulu ya. Kelupaan mau minjem buku," ucap Windi yang masih berjalan kecil, sambil membuka tas.

"Kakak ikut win, lumayan mau ngadem dulu."

"Eh? Jangan! Biar windi aja, kakak buruan ke kelas." Gelak windi.

"Hm, buruan juga balek ke kelas kamu!" Pesan yutama saat windi mulai berjalan menjauhinya.

Perpustakaan sekolah berada di paling ujung koridor lantai bawah, yang mana gedung sekolah ini hanya satu namun begitu panjang.

Yutama ingin melangkahkan kaki nya menaiki anak tangga. Namun, ia terhalang oleh beberapa orang.

Yutama kembali ingin melanjutkan perjalanannya menuju kelas, tapi tiga orang yang berada di depannya kembali menghalanginya. Terangkat alis yutama membuat tiga anak laki-laki lain berdecih.

HABROMANIA || Yuwin [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang