10. Yutama Bar-Bar

196 43 26
                                    

Happy reading
.
.
.

'Cemburu buta, membakar api asmara'

Tatapan Yutama memicing mengarah Atala yang tengah meledeknya dari atas rooftop. Mengerakkan kursi rodanya untuk pergi dari tempat itu juga.

"Yut!"

Yutama tak mengubris panggilan dari Johnny dan Kunaka, ia masih tetap melanjutkan mengoyah kursi roda nya.

Johnny dan Kunaka pun mengejar Yuta sampai depan pintu kelas.

"Capek njir, baru lo pake kursi roda." tukas Kunaka dengan napas terengah-engah.

"Kenapa emang kalo gue pake kursi roda?"

"Lo jalan lebih cepet," sahut Johnny. Pria remaja yang amat tinggi itu menghampiri Yuta. "Jangan peduli sama si Atala itu. Gue ga yakin si sebenernya, cuma lo harus gentle punya musuh kek Atala." lanjut Johnny.

"Dia bukan musuh gue, lo pikir gue apaan punya musuh." sungut Yutama.

"Rival lo deh dalam semua bidang," ujar Kunaka.

"Oi anyer! lo ngapain masi berdiri, cepet duduk ke bangku lo!" jerit Donita yang masih terduduk di bangku. Menatap sinis ketiga pria yang masih berdiri di depan pintu.

"Lo mah! Sering bener sensian ama cowok gue," Celetuk Chitta.

"Tau tuh!" Sahut Tya kemudian.

Di dalam benak Donita, hanya terpikirkan Atala. Hanya karena satu perempuan, Atala sampai rela mencelakai Yutama? Atala memang gila.

"Jangan bengong, ntar kesambet kunti kelas lo!" Kejut Kunaka yang ingin duduk disamping Donita. Maksudnya, mereka adalah teman duduk di bangku kelas.

"Lo kali kuntinya," Sinis Donita.

"Eh!"

***

"Anjirlah! Win, lo kemana aja tadi?" Panik Jenita setiba Windi masuk kedalam kelas dengan wajah yang lesu.

"Lo kenapa Win?"

"Bukan kenapa-napa."

Jenita menghela napas gusar, bisa jadi Windi salah paham dengan tingkahnya tadi pada Yutama.

"Lo cemburu?" Terka Jenita, tatapan Jenita nampak menelisik. Terpaut tahu, bahwa temannya ini memang sedang cemburu.

Windi menunduk, seolah-olah tak tahu apa yang ia harus katakan untuk menjawab pertanyaan dari Jenita. "A-apa si! Cemburu sama siapa coba?"

Jenita memutar bola matanya malas, "sama kak Yutama, udahlah ngaku aja. Lo memang suka sama kak Yutama kan?" Windi sontak terkejut mendengar ucapan dari Jenita. Dengan cepat ia menggeleng kukuh, nampak mengelak pernyataan tersebut.

"Udah lah terserah lo aja Win," Ujar Jenita malas.

Perempuan remaja ini lebih memilih untuk duduk di bangku, dan meninggalkan Windi yang masih mematung berdiri.

HABROMANIA || Yuwin [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang