13. Fakta Tentang Windi

167 35 5
                                    

Happy reading
.
.
.

Windi berjalan menjauhi area uks menuju kelas miliknya.

"Eh win!" Panggil yutama yang terkejut melihat windi berlarian.

"Kalian masuk kelas aja, biar jeffery yang nyari windi." Ucap teman sekelas windi ini, jika kalian tidak lupa.

Windi menahan kesal sejadi-jadinya, respect nya terhadap atala mendadak hilang begitu saja. Rasa kesal dan marah lebih mendominasi sekarang, harusnya windi tidak seperti itu. Walaupun atala sangat menyebalkan, dia juga orang yang menemani windi saat gadis ini sakit.

Ya benar, penyakit yang di alami windi. Walaupun itu sudah bertahun-tahun silam, windi sudah dinyatakan sembuh total oleh dokter.

Dulu hanya atala yang mau berteman dengan windi, mengingat anak sebayanya jarang ingin berteman. Hanya atala lah yang mengajak windi bermain, dan menjaga windi di saat gadis ini memerlukannya.

"Win?" Jeffery membungkuk kecil, memanggil nama windi berkali-kali.

"Hei win?"

Jeffery tersentak melihat hidung windi mimisan, malah darahnya begitu banyak.

"Win kita harus kerumah sakit!" Jeffery mengajak windi untuk bangkit dari bangku.

"Eh jef, windi kenapa?" Semua heboh, termasuk jenita yang baru saja tiba di kelas.

"Windi!" Pekik jenita yang hampir menangis, melihat tubuh windi terkulai lemas.

"Ga tau, gue mau bawa windi ke rumah sakit sekarang. Kalian tolong izinin ke guru bk ya, dan kasih tau juga ortu windi! Tolong banget!" Pekik jeffery sembari membawa windi ke mobilnya.

"Bang yuta! Bang john! Bantuin gue plis! Ini windi.."

Panggilan telephone itu di matikan, seketika saat tiba di parkiran. Menunggu beberapa menit, muncul sosok kedua orang yang jeffery telephone tadi.

"Windi kenapa?" Yutama panik tak karuan, windi tak sadarkan diri.

"Udah ayok anterin gue ke rumah sakit sekarang!" Jeffery mendesak.

"Okey!" Johnny pun mulai mengemudikan mobil jeffery menuju rumah sakit terdekat.

.
.
.

Laytaka tersentak hebat mendengar anaknya tak sadarkan diri di dalam kelas, dengan cepat ia mengajak suaminya menuju rumah sakit yang sudah di sharelock oleh yutama.

Perasaan gundahnya berkecamuk di pikirannya, tidak mungkin kan anaknya kembali sakit? Anaknya tetap sehat kan? Tidak mungkin penyakit anaknya yang sudah menghilang kembali muncul.

"Tenang sayang, mungkin windi kecapekan." Harto memperbaiki suasana hati Laytaka, namun istrinya tak bisa tenang selama di perjalanan menuju rumah sakit.

Laytaka menoleh, "tenang? Aku ga bisa tenang mas! Ini menyangkut anak ku! Kamu ingat kan? Kita mati-matian berjuang agar windi tetap sehat." Runtuk laytaka.

"Iya aku tahu, tapi coba tenang. Jangan kamu memperkeruh suasana dengan pikiran negatif mu itu sayang," harto mencerocosi ucapan dari laytaka yang kini diam.

HABROMANIA || Yuwin [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang