09. Prasangka Buruk

200 45 41
                                    

Happy reading
.
.
.

Atala makin tercekat, sedangkan Windi semakin mendesak meminta penjelasan mengenai kecelakaan yang di timpa oleh Yuta.

"Jujur aja apa susahnya si!" decak Windi kesal. "Aku tahu, dari awal emang kakak ga suka sama kak Yuta kan?" lanjut anak gadis tersebut.

"Kamu ngomong apa sih Win? jangan ngaco deh, mana mungkin kakak sejahat itu sama Yutama. Walaupun dia pengedar narkoba, kakak ga bakalan nyelakain dia. Kok kamu main nuduh kakak sekarang?" runtuk Atala panjang lebar. Pria remaja ini mulai tak nyaman dengan topik Windi, haruskah ia pulang sekarang?

"Windi ga nuduh kakak, cuma nanya aja. Soalnya kak Yuta sendiri bilang-"

"Tunggu, kamu bohong? katanya kamu nonton bareng sama temen mu, kok kamu bisa tahu tentang Yuta?" kini Atala mulai menelisik, menanyai Windi berbagai hal.

"Bodoh! Windi bodoh! pantesnya jangan sampe keceplosan dong!" Ungkapnya dalam hati. Meruntuk dirinya yang hampir ketahuan dengan Atala.

"Aku denger dari kak Tya, kan kak Tya temennya kak Yuta. Jadi kak Yuta curhat, ya pokoknya gitu!"

Atala menghela napasnya, menatap Windi begitu dalam. "Jangan percaya sama Yuta dan Tya, dia tukang tipu. Kalau gitu kakak pulang ya, kan ga jadi pergi sekarang." ucap Atala berpamitan.

Windi masih diam di tempat, melirik sejenak kepergian Atala. Dari pada memikirkan hal ini, lebih baik Windi makan dulu setelah itu tidur siang.

***

Keesokkan harinya, Windi berjalan di sepanjang koridor sekolah bersama dengan Jenita.

"Win, tumben kakak ketos ga nyamperin lo lagi?" tanya Jenita. "Biasanya setiap pagi sering bawain lo bekal, kalau ngga bekal ya jajan." lanjut gadis manis bernama Jenita.

Windi bergidik bahu, "Ngga tau deh,"

"Masih inget yang di bilang sama kak Tya?" tanya Jenita kembali, Windi melirik spontan. Dia, kelihatan nampak melupakan sesuatu.

"Apa? lupa nih," Jenita berdecak seakan-akan Windi melewatkan misi penting ini.

"Itu loh! ngedeketin kak Tya sama Jeffery." tukas Jenita. Windi ber-oh ria, hm bagus! padahal kak Tya sudah berpesan padanya, namun ia lupa.

"Jadi gimana sekarang?"

"Deketin kak Tya sama Jeff lah, gimana si Win?" runtuk Jenita malas.

"Iya gimana caranya?" tanya Windi.

"Nah itu ngga tahu." ujar Jenita seraya berkekeh pelan.

Windi melemparkan tatapannya kearah lapangan yang begitu besar, ia menangkap sosok yang mirip seperti Yuta. "Jen! kita kesana yuk!" ajak Windi seraya berlari lebih dulu menuju lapangan.

"Eh a-anu! Win, jangan tinggalin aku!" pekik Jenita.

Sisi lain Windi sudah meraih kursi roda yang berada di luar lapangan futsal.

"Kak Yuta?"

Si lawan bicara mendongakkan kepalanya, tersenyum sumringah bahagia melihat Windi yang dengan lugasnya menampilkan senyuman indah yang pertama kali Yutama lihat.

HABROMANIA || Yuwin [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang