11

35.6K 5.9K 1K
                                    

Typo mohon maaf!

Netra indah dan bulat itu terbuka perlahan. Mencoba menyesuaikan cahaya yang masuk ke retinanya. Ruangan luas dengan cahaya yang minim membuat penglihatannya tidak jelas. Apa yang ada didepannya, dan dimana letak pintu, Renjun tidak bisa melihatnya.

Setitik cahaya dari dinding ruangan itu menjadi penerangan satu-satunya. Entah bagaimana ia bisa berada disana, Renjun tidak mengingatnya. Hal terakhir yang dia ingat ia berada didalam bus setelah mengunjungi makam ibunya atas pengarahan dan alamat yang diberikan Heechul. Dan sekarang ia terbangun didalam ruangan lembab.

Tubuhnya yang lemas serta kepalanya yang pusing membuatnya sulit untuk berpikir jernih. Siapa yang membawanya kemari? Rantai yang mengikat tangan dan kakinya membuatnya meringis saat bergerak sedikit saja. Posisinya berdiri dengan tangan di rantai ke atas tiang besi dimasing-masing sisi tubuhnya. Kakinya juga dililit rantai yang juga terhubung pada tiang. Manusia keji mana yang melakukan itu padanya?

Baju yang digunakannya pun hanya tinggal kaos putih polos, hoodie yang sempat melekat ditubuhnya sudah tergeletak mengenaskan didekat kakinya. Pandangannya kembali menyapu, menilik seisi ruangan walaupun tidak ada apapun lagi yang ia tangkap selain lubang kecil dengan cahaya yang menerobos masuk itu.

Tubuhnya sakit bukan main. Tunggu, bercak darah yang menghiasi bajunya membuatnya kembali mengingat apa saja yang sudah ia lupakan.

"Kau anak dari Na Siwon, benar?" Tanya seorang tanpa melepas topeng diwajahnya.

Tubuh kurusnya diseret secara paksa oleh beberapa orang bertubuh besar. Renjun berontak saat beberapa orang mengikatnya secara paksa. Mencambuknya saat ia melakukan pemberontakan secara berlebih.

"Diam!" Sentak orang itu lagi kini dengan nada yang lebih tinggi. Tentu saja Renjun tersentak dengan mulut menahan ringisan. "Kau," tunjuk si pria bertopeng. "Kau anak si keparat itu! Kau akan ku jadikan alat untuk menghancurkannya!"

Renjun menggeleng, "apa salahku?"

"Ayahmu yang salah! Dia yang membuat perusahaanku mengalami kebangkrutan," tutur orang itu seakan bercerita. "Kau yang akan menjadi alat untukku menghancurkannya." Setelahnya tawa orang itu menggema di seisi ruangan pengap itu.

Siksaan berkala Renjun terima disertai tawa yang membuatnya berdecih keras-keras. "Paman, Ayahku yang salah. Kenapa harus aku yang menerima ini?" Renjun bertanya dengan sisa tenaganya. "KAU SEHARUSNYA MEMBALAS PADA AYAHKU LANGSUNG! TIDAK PERLU MELIBATKANKU!!" Teriak Renjun hingga menimbulkan gema di seisi ruangan. Ah, sepertinya ruangan ini lebih luas dari yang ia kira.

Kembali tawa yang menjadi jawaban. Sekarang lebih keras. "Aku lebih suka bermain-main dulu, sebelum memulai permainan inti. Bagaimana menurutmu? Itu bagus bukan? Tenanglah anak manis," ujar si pria.

Sekilas kejadian beberapa waktu lalu menggerayami pikirannya. Renjun menggeleng cepat mengingat itu. Sial, luka ditubuhnya tidak bisa dianggap ringan lagi. Rasanya menyakitkan hingga ia ingin menangis keras-keras sekarang.

Menyedihkan sekali, pikirnya. Memangnya siapa yang akan menyelamatkannya dari sini? Siwon? Bahkan Renjun tidak yakin pria itu akan membantunya bebas dari neraka baru ini dengan masalah yang sedang terjadi diantara mereka. Sehari saja Renjun ingin menikmati hidupnya dengan tenang. Setidaknya tanpa masalah, hidup dengan layak seperti orang lain.

Kini air matanya merembes tanpa diminta. Mengalir semakin deras tanpa isakan yang mengiringi. Tenggorokannya bahkan terasa sakit saat hendak berbicara atau sekedar bergumam. Hal apalagi yang akan ia hadapi selanjutnya? Apa ia akan mati disini? Ditempat yang bahkan tidak ia ketahui letaknya.

DIFFERENT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang