LONELY

35 7 61
                                    

Devan sedang berada di kelasnya. Teman-temannya sedang berada di kantin. Begitulah hidupnya, kesepian dan menyendiri.

Di kelasnya, murid yang terpintar adalah Devan. Nilainya selalu bagus. Selain pintar, ia juga mengikuti ekskul futsal.

Tiba-tiba ada seorang perempuan yang duduk di sebelahnya. Gadis itu cantik dan manis. Ia juga memakai jepit rambut berwarna merah. Ia menatap Devan yang sedang membaca buku pelajaran.

"Kenalin, gue Zevanya. Nama lo siapa?" tanya Zevanya.

Tapi, Devan hanya diam dan tak menjawab. Seolah buku lebih penting daripada gadis yang ada di sebelahnya.

"Kok lo gak jawab? Gue Zevanya Khanza," ucap Zevanya. Ia melihat name tag yang ada di seragam Devan.

"Devan Airlangga. Nama lo bagus," kata Zevanya.

Devan pun pergi dari duduknya. Ia berpikir gadis itu sama dengan teman-temannya yang lain. Selalu memojokkan dan menghinanya karena ia pendiam.

🌹🌹🌹

Zevanya sedang duduk di kursinya. Ia bingung mengapa Devan tak membalas sapaannya?

Apakah Zevanya salah jika ingin berkenalan dengannya?

Zevanya pun keluar kelas dan mencari Devan. Akhirnya Zevanya menemukan cowok itu.

Devan sedang duduk di koridor sambil membaca buku pelajarannya. Zevanya pun menghampiri Devan.

"Devan kok lo sendirian aja disini? Masuk kelas yuk! Ngobrol sama gue, jangan sendirian aja," ucap Zevanya.

"Lo siapa sih? Gue aja gak kenal. Sok kenal banget," ketus Devan. Ia tak mengalihkan pandang sedikitpun dari buku yang sedang dibaca.

"Gue Zevanya. Lo lupa?" tanya Zevanya.

"Oh. Terus lo ngapain di sini?" tanya Devan dingin.

"Mau ngajak lo ke kelas. Biar gak sendirian. Emang lo betah kayak gitu terus?" tanya Zevanya.

Devan pun mengalihkan pandang dari buku yang sedang dibacanya lalu berkata. "Udah biasa."

"Apa yang membuat lo jadi kayak gini sih Van? Lo itu pintar, banyak pasti yang mau berteman sama lo," kata Zevanya sambil mengambil buku yang sedang dipegang Devan.

"Mau lo kemanain?" tanya Devan menatap buku pelajarannya.

"Gue simpen. Lo nya gak fokus dari tadi. Gue kan lagi ngomong sama lo Van! Lo harus fokus," ucap Zevanya.

"Apa urusannya sama lo?" tanya Devan ketus.

"Ya gak ada. Tapi kan supaya lo berbaur Van. Emang lo gamau punya banyak teman?" Zevanya bertanya membuat Devan menatapnya.

"Gue udah nyaman kayak gini. Tolong ya jangan ganggu gue lagi," kata Devan lalu berjalan masuk ke kelas. Meninggalkan Zevanya dengan banyak pertanyaan yang muncul di benaknya.

🌹🌹🌹

Di kelas, Devan duduk bersama Zevanya. Karena tak ada lagi kursi ataupun meja yang kosong. Zevanya sebenarnya mau-mau saja duduk dengan cowok itu. Tetapi Devan seperti nya tidak mau.

"Van lo kenapa sih kan gue cuma mau liat buku lo doang. Pelit banget sih jadi orang," sungut Zevanya.

"Bisa diem gak? Berisik," ujar Devan kesal.

"Ish! Gitu banget sih jadi cowok! Ngeselin!" Zevanya memukul pelan lengan Devan membuat cowok itu menatapnya tajam.

"Jangan ganggu!" kesal Devan lalu kembali mengerjakan tugasnya.

Future & Past (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang