BERSAMAMU

8 4 36
                                    

Devan dan Zevanya semakin dekat sekarang. Bahkan, sabtu minggu mereka sering pergi bersama. Devan jelas saja sangat senang. Bagaimana tidak? Gadis itu memang baik dan Devan menikmati saat Zevanya berada di dekatnya. Rasanya sangat luar biasa.

Hari ini Devan sedang berada di kamarnya. Seperti janjinya, cowok itu akan menjemput Zevanya di rumahnya. Devan memakai kaos berwarna biru, celana jeans, dan hoodie hitam. Bisa kalian bayangkan betapa tampannya seorang Devan Airlangga?

Tiba-tiba handphone pria itu berbunyi. Devan pun mengangkatnya. Saat melihat siapa yang menelfon ia tersenyum kecil.

Zevanya Khanza

"Devan! Kapan mau jemput gue?!"

"Jangan teriak-teriak juga kali! Ini mau otw gue! Tunggu disitu!" perintah Devan membuat Zevanya mengangguk tanpa sadar.

Devan memutuskan telfon secara sepihak lalu mengambil kunci motornya dan turun ke bawah.

Devan sudah izin kepada tantenya untuk pergi. Kini, dia sedang mengeluarkan motor matic merah nya.

Devan naik ke atas motor, lalu melajukan motornya dengan kecepatan rata-rata.

🌹🌹🌹

Devan pun sampai di depan rumah Zevanya, ia mengetuk pintu sembari memberi salam.

Akhirnya, Zevanya keluar dari rumah dengan menggunakan setelan pakaian berwarna pink dan rambut yang digerai.

Gadis itu terlihat sangat cantik.

"Van ayo katanya mau jalan?" tanya Zevanya bingung. Cowok yang berada di hadapannya mengerjapkan matanya.

"Eh? Iya. Lupa gue," ucap Devan lalu membantu Zevanya agar bisa naik ke atas motornya.

Saat motor sudah melaju mereka berdua mengobrol singkat. Devan tersenyum dari balik helm. Zevanya yang sadar akan hal itu langsung mengalihkan pandang ke arah lain.

"Jangan liatin gue please! Gue gak mau," kata Zevanya kesal. Devan terkekeh. Tawa serak itu sangat disukai oleh Zevanya.

"Kenapa gak mau? Takut salting ya?" tanya Devan. Zevanya melotot. Tak menyangka pertanyaan itu yang keluar dari mulut Devan.

"Gak lah! Apaansih?!" kesal Zevanya. "fokus aja gak usah berisik, bisa kan?"

"Iya Tuan Putri."

Zevanya memandang wajah Devan yang tersenyum dari spion. Gadis itu bisa merasakan jantungnya yang berdebar di luar normal. Dan ia merasa kini banyak kupu-kupu yang terbang di perutnya.

"Gausah salting kayak gitu. Gue gak apa-apa in lo kok," ujar Devan membuat Zevanya mendengus keras.

"Terserah."

"Udah mau sampai di Mall, Zev. Lo mau beli apa nanti?" tanya Devan.

"Liat nanti lah. Males ngomong," balas Zevanya.

"Siap, Tuan Putri."

🌹🌹🌹

Akhirnya mereka sampai di Mall Gandaria City. Devan memarkirkan motornya lalu cowok itu turun. Devan membantu Zevanya untuk turun. Zevanya berterima kasih dan mereka pun berjalan beriringan dan memasuki pintu kaca.

Saat menaiki eskalator tiba-tiba Devan menggenggam tangan gadis itu membuat Zevanya menoleh pada Devan.

"Kenapa?" tanya Devan.

"Kenapa apanya?"

"Lo kenapa? Kok tegang gitu? Santai aja kali. Emang gue ngapain?" ucap Devan.

Zevanya menatap manik coklat teduh milik cowok itu. Zevanya tak bosan memandangi nya terus-menerus membuat dirinya tak sadar saat eskalator sudah sampai atas.

Future & Past (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang