BOHONG?

11 5 41
                                    

"Coba jujur sama gue, sebenernya hubungan lo sama Syifa itu apa sih? Gue mau denger langsung dari lo," ucap Zevanya. Mereka berdua sedang berada di kantin. Sekarang jam istirahat.

"Hubungan gue sama Syifa? Cuma teman biasa kok," balas Devan gelagapan.

"Bohong lo Van. Mana ada teman pegang-pegangan tangan? Gue tanya kayak gini tuh bukannya gue cemburu tapi lo tuh playboy, Devan. Gue kemarin lihat lo sama adek kelas berduaan, dua hari yang lalu sama Syifa. Lo tuh sebenernya suka siapa sih? Adek kelas atau Syifa?" ujar Zevanya.

"Ga ada. Gue gak suka sama siapa-siapa," ucap Devan membuat Zevanya harus menghalau rasa sakit di hatinya. Benar-benar miris.

"Beneran? Kemarin-kemarin lo suka sama gue katanya? Lo bohong ya? Mulai sekarang, gue udah gak percaya lagi sama lo. Lo brengsek Van, gue kecewa sama lo," kata Zevanya sambil menangis tersedu-sedu.

"Gak gitu, Nya. Gue beneran gak ada apa-apa sama Syifa. Lo boleh pukul gue, lo boleh tendang gue. Tapi please lo jangan kayak gini, Nya. Gue jadi sedih," ucap Devan sambil meraih tangan Zevanya. Zevanya ingin melepasnya, tapi Devan nampaknya tidak mau.

"Apasih? Lo tuh bangsat ya, jadi cowok. Dah, gue mau ke kelas. Sekali lagi gue bilang, silakan lo mau dekat sama siapa aja. Tapi lo jangan ngelakuin hal yang sama ke mereka seperti yang lo lakukan ke gue. Karena rasanya sakit banget, Van," kata Zevanya menutup pembicaraan mereka.

🌹🌹🌹

Di kelas, Devan dan Zevanya sama sekali tidak bertegur sapa. Mereka hanya diam. Tidak berniat saling menanyakan keadaan. Apakah ada yang salah dari apa yang Devan katakan? Tolong beri tahu.

"Lo berdua kenapa sih?" tanya Elvanna. Hubungan keduanya membaik seiring Zevanya datang ke rumah Elvanna untuk mengambil baju olahraga nya.

"Gak tahu, Devan nya gak jelas. Gue tanya ada hubungan apa sama Syifa, dia jawabnya gelagapan. Ya jelas, gue curiga lah. Siapa yang gak curiga sih lagian?" ucap Zevanya tak habis pikir.

"Oh itu. Syifa juga gak tau nih dia kemana. Gue aja belum ketemu sama dia," balas Elvanna. Cewek itu juga bingung. Temannya sedang apa dan di mana? Apakah Syifa sedang bersama Devan? Tapi, kan Devan nya di kelas. Jadi Syifa sama siapa? Setan?

"Dih? Kemana tuh curut? Gak kelihatan dari tadi," ujar Zevanya penasaran.

"Gak tahu juga gue, Nya. Emangnya dia kutu yang nempel di kepala gue? Kan enggak." Elvanna berucap, lalu meminum es teh manis yang tadi ia beli di kantin.

"Enggak ya? Pengen gue cari tuh curut di mana sih?" kata Zevanya.

"Hm, coba cari di kantin dah. Kayaknya dia ada di situ," ujar Elvanna. "Biasanya, kan dia sering jajan sampai lupa waktu," sambung nya.

"Masa? Sampai lupa waktu? Wah, Syifa bener-bener," ucap Zevanya membuat Elvanna menoleh.

"Gak deh bohong, dia jajan, tapi inget waktu kok, gak sampai lupa." Perkataan Elvanna membuat Zevanya mengangguk-angguk.

"Oh, untung gak sampai lupa waktu, kalau dia sampai lupa waktu gimana? Misalnya di sini udah setahun, dia baru selesai. Gimana ya haha?" tanya Zevanya sambil terbahak.

"Haha, pasti dia ketinggalan banyak momen seru deh," kata Elvanna. Zevanya kembali mengangguk. Angguk-angguk ae tross sampai besok, tarik sis semongko!

"Iya, pasti dia ketinggalan banyak momen seru yang udah kita laluin. Ya gak sih?" tanya Zevanya.

Elvanna menambahkan, "Sekaligus, pasti dia jadi banyak tugas deh. Tapi, kalau ketinggalan setahun dia naik kelas gak ya? Dia aja setiap pelajaran kadang keluar, lupa absen lagi. Naik kelas gak tuh?"

Future & Past (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang