Holaaa, bahas apa hari ini??
Hihi ..., sudah ada judulnya masih nanya juga. 🙈😆🙈Begini, gaes ....
Saya, tuh, orangnya lebih suka to the point. Jadi, langsung dibaca saja hasil ngebolang saya sama mbah google ini, gaess ....*****
☆ Dalam cerita, adakalanya kalian ingin tokohnya menyampaikan pikiran yang ada di dalam hati.
Kata-kata yang tidak tokoh ucapkan secara langsung, dengan kata lain, itu adalah suara batin tokoh.☆ Menulis dialog batin ada aturannya, gaess. Caranya ada dua:
(1) Menggunakan huruf miring
Contoh:
▪ Aduh, gimana ini? batin Sashi.
Penjelasan:
Ini untuk POV (Point of View / Sudut Pandang) orang ketiga.▪ Aduh, gimana ini?
Penjelasan:
Ini untuk POV orang pertama.☆ Terlihat perbedaannya, kan?? Iyaa, kan??? 🤓
(2) Ditulis seperti dialog biasa tapi diberi penjelasan bahwa dialog itu tidak diucapkan/suara batin.
Contoh:
▪ "Huh, kalau gaptek, mah, nggak usah dagang HP!" celetuk Maimunah dalam hati setelah meninggalkan toko ponsel.
▪ Sambil berjalan menjauh dari toko ponsel, Maimunah bergumam dalam hati, "Huh, kalau gaptek, mah, nggak usah dagang HP!"
☆ Selain dua cara itu, maka salah, misalnya dialognya dibuat miring trus di dalam tanda kutip pula.
Contoh:
"Huh, kalau gaptek, mah, nggak usah dagang HP!" (Salah)Sumber: FB artikel.novel.cerpen
marcellaarya.blogspot.com*****
Mudah, kan??
Kebanyakan penulis menulis dialog batin menggunakan huruf miring tanpa tanda kutip.
Kalau saya, alasannya karena lebih mudah membedakan dengan dialog biasa, dan tidak repot harus kasih narasi lagi, hehe ....Oke, sampai ketemu di pembahasan berikutnya, yaa ....🤓
KAMU SEDANG MEMBACA
Catatan Penulis
DiversosHai .... Di sini aku hanya ingin membantu memberi tips menulis dan menyediakan cara menulis dengan baik dan benar, terutama sesuai PUEBI. Karena kalau ingin menjadi penulis, walau masih amatir/pemula atau sekadar hobby, penting untuk merangkai kata...