[ANTOLOGI] Umbra, peranakan atas pertemuan yang saling meniadakan. Dalam sepetak Umbra, tergurat himpunan diksi yang terpercik kehilangan arah selepas koma berkepanjangan. Sebuah agregasi berupa penggalan tutur atas upaya penafsiran pesan-pesan ganjil sang Pandora Hitam. Namun, distorsi makna memaksakan seisi rampai terjelma sebatas kisah bernarasi pendek, rangkaian prosa, bahkan juga bait-bait pantun. Kini, Umbra terbungkam dalam nihilitas asa. Selantas menantikan hadirnya para pengeja aksara agar menemukan dirinya dari balik naungan senyap. Disclaimer : Trigger Warning! Cerita memuat topik-topik yang sensitif seperti bunuh diri, kekerasan dan cenderung menganggu bagi sebagian pembaca.