C-16. Kebohongan LAGI

6 0 0
                                    

"Duh, lo tau ngga ekspresi papa itu bener-bener ngga bisa ditebak. Tapi, gue liatnya sih papa kaya kebingungan gitu, mau nanya tapi ngga enak karna masih ada Karel. Untung aja Karel ngga ada ngomong yang aneh-aneh dan papa juga ngga banyak nanya,"

'Ya gini deh kalo bohong, lo kebingungan sendiri kan? Lagi pula buat apa lagi lo mempertahankan Karel kalo abis wisuda lo bakal nikah sama Kai? Gue saranin mending lo ngga perlu nunggu wisuda untuk putusin Karel, biar masalahnya clear."

Rea sekarang sedang berbicara dengan Reynata melalui ponsel. Gadis itu mengeluarkan semua keluh kesahnya mengingat apa yang tadi siang terjadi. Ya pertemuan papa dan Karel secara tidak sengaja.

"M-maksud lo, lo nyuruh gue putusin Karel dalam waktu dekat ini?"

'Lo ngga sebodoh itu untuk ngerti apa yang gue maksud. Emangnya lo mau terus-terusan ada di zona membingungkan gini? Lo emangnya ngga capek harus bohong terus dan menghindari kenyataan? Gue tau lo bingung dan ngga tau jelasinnya kaya gimana ke Karel. Tapi, semakin cepat semakin baik. Gue aja yang ikut dalam kebohongan lo juga capek, apalagi lo tokoh utamanya.'

"Gue bener-bener belum siap mental, tapi gue juga ngga kuat ada di zona kaya gini. Gue ngga tau harus jelasin ke Karel kaya gimana. Gue juga ngga siap liat dia sakit hati atau reaksi dia,"

'Lo harus memilih, ada dua pilihan di depan lo. Kai dan Karel, karna jelas-jelas lo milih Kai. Ya lo harus siap melepaskan yang satunya, emang susah tapi harus dilakuin. Ini semua terjadi karna lo, kesalahan lo. Lo sendiri yang mempersulit hidup lo.'

"Gue bakal coba pikirin ini, Na. Thanks udah dengerin gue, ini emang salah gue dari awal."

'It's okay, lo kaya sama siapa aja. Yaudah kalo gitu gue tutup dulu, gue harus lanjutin skripsi.'

"Okay, semangat!"

PIPP!!

Sambungan telfon telah terputus, walaupun ia sudah mendapat wejangan dan sudah mengeluarkan semua keluh kesahnya, tapi tetap saja hatinya masih mengganjal. Ia bingung bagaimana cara menyelesaikan masalah yang ia buat sendiri. Bahkan sahabatnya sendiri pun tidak bisa membantu.

"ARGHHH!! SIAL! Lama-lama gue bisa gila kalo terus-terusan bohong kaya gini! Ya tuhan, bantu Rea. Walaupun aku tau aku ngga pantas untuk minta bantuan setelah banyak dosa yang aku lakukan." ucap Rea ngelantur sembari berdoa.

TOK TOK TOK!!!

"MASUK!" ucap Rea mempersilakan masuk siapapun yang mengetuk pintunya di malam hari.

"Putri papa belum tidur?"

Rea tersentak ketika melihat papanya masuk ke dalam kamar, ia jadi ingat masalah siang tadi. Jangan-jangan papanya kesini untuk bertanya soal itu? Jika iya maka tamat sudah riwayatnya. Otaknya harus bekerja lebih cepat untuk menyiapkan jawaban.

"Papa? Papa sama bunda udah pulang kerja? Papa kenapa ke kamar aku? Seharusnya papa ke kamar papa istirahat," ujar Rea berusaha santai seolah tidak memikirkan kejadian siang tadi.

Aileo duduk disamping putrinya ditepi ranjang sembari mengelus surai rambut putrinya. "Udah baru aja, papa cuma mau ngobrol aja sama kamu."

Dugaan Rea benar, ia yakin papanya itu akan membahas Karel yang main ke rumah. "Ngobrolnya besok aja, Pa. Papa pasti capek," alibi Rea. Ia belum siap harus ditanya ini itu oleh papanya.

"Sebentar aja kok, lagi pula kalo liat kamu papa jadi semangat lagi. Kamu kan penyemangat papa, papa mau tanya soal Karel yang main ke rumah? Dia kenapa disini? Jangan-jangan dia ngajakin kamu balikan?" terka Aileo.

Rea menggigit bibir bawahnya, ternyata memang benar 'ngobrol' yang dimaksud oleh papanya adalah bertanya soal kehadiran Karel dirumahnya tadi. "Oh yang itu, ya ngga papa. Dia cuma bertamu aja, soalnya abis pulang kampus. Trus sekalian mampir. Dia ngga ada ngajak balikan kok, lagi pula dia udah tau aku sama Kai akan menikah,"

Maafin Rea, papa. Rea selalu bohongin papa, Rea bukan anak yang baik walaupun papa dan bunda selalu didik Rea dengan baik. Ini salah Rea sendiri. Batin Rea.

"Oh, i see. Trus, Kai tau kalo Karel itu mantan kamu? Atau Kai udah ketemu Karel gitu,"

Rea menggeleng, "Belum, Pa. Emangnya kenapa? Lagi pula sesama mantan ngga boleh musuhan kan? Bagaimanapun aku pernah bahagia sama karel. Dan kita jadi teman," gadis ini memang berbohong lagi. Ia padahal tau jika Kai mengetahui Karel.

Aileo menghela nafas lagi, "Papa tau sesama mantan bisa berteman, tapi jangan sampai timbul kesalahpahaman antara kamu dan Kai. Kamu harus jaga jarak juga sama Karel, ingat sebentar lagi kamu akan nikah."

Rea pun mengangguk dan tersenyum, "Papa tenang aja. Aku berusaha supaya ngga ada kesalahpahaman, lagi pula ini pertama kalinya Karel kerumah setelah putus kok,"

"Papa percaya sama kamu, yaudah sekarang tidur ya. Have a nice dream, and have a sleep tight. Papa sayang kamu,"

"CLEARESTA"

Untuk informasi lebih lanjut tentang 'Clearesta' kalian bisa hubungi penulis melalui via sosial media. Mari kita sharing seputar penulis dan novel!

Instagram : @dtaarianii
WhatsApp : 081236865211

ClearestaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang