Karel Anggara
Karel Anggara
Re, lo sama Rea lagi hang-out kan di Mall? Hati-hati ya pulangnya, jaga cewe gue! Ada satu doang di dunia ini.
Reynata membaca berulang kali text yang dikirim oleh Karel beberapa menit lalu. Gadis itu sesekali memicingkan matanya dan mengerutkan dahinya bingung. "Maksudnya apa sih? Gue lagi leha-leha di kasur begini kenapa dibilang ada di Mall?"
Gadis itu belum ingin membalasnya, ia ingin tau maksud dari chat yang dikirim oleh Karel, teman SMA-nya. "Apa ini siasat Rea lagi? Oh iya! Dia kan lagi hang-out bareng si Kai-kai itu! Astaga, pasti si Rea bohong lagi dan dia bilang ke Karel kalo dia hang-out bareng gue. Aduuh, gue ikutan dosa juga ngga ya bohong terus sama Karel?"
Reynata bermonolog sendiri, ia sebenarnya kesal dengan Rea. Karena ulah sahabatnya itu, ia juga harus berbohong terus. "Aah otak gue bisa pecah gara-gara si Rea. Gue minta maaf, Rel. Gue harap lo bisa dapet cewe yang lebih baik dari Rea setelah nanti wisuda Rea mutusin lo. Padahal lo cowo yang baik."
Gadis itu kemudian mengetikkan sebuah pesan untuk membalas chat dari Karel.
Nia Reynata
Udah tenang aja, takut amat kehilangan cewenya. Kalo sama gue, semuanya aman.Gadis itu kemudian menyimpan ponselnya. "Kalo bukan sahabat, udah gue lempar si Rea ke samudera. Kira-kira kalo si Karel tau gue juga ikut dalam kebohongan Rea, dia bakal marah juga ngga ya sama gue? Masa iya jaman kuliahan mainnya musuhan?"
"Selama 3 tahun terakhir gue cuma bantuin hubungan Rea sama Karel dan Kai, sedangkan gue? Jomblo melulu!" kesal gadis itu. Tapi, memang Reynata yang tidak berniat untuk memiliki seorang kekasih.
Reynata saat SMA pernah memiliki kekasih yang bernama Brian, tetapi hubungan mereka harus kandas, karna pria tersebut selingkuh. Reynata sempat terpukul, apa kurangnya dia sampai harus diselingkuhi? Ternyata, selingkuhannya masih kalah jauh dengan kecantikan Reynata. Dari sana, gadis itu langsung move-on dan stop galau.
TOK TOK TOK!!!
Baru saja Reynata ingin mengenang masa-masa SMA-nya yang indah dan juga buruk, suara ketukan di kamarnya mengharuskan gadis itu untuk bangun dan membukakan karna pintu kamarnya dikunci.
CKLEEKK!!
"Sok banget sih lo isi ngunci pintu, padahal gue tadinya pengen langsung masuk!" celetuk seorang gadis langsung masuk ke kamarnya tanpa seizin pemiliknya. Tentu saja, karna gadis itu adalah Dinda Almeera, sepupu Reynata.
"Ya gue membiasakan diri untuk ngunci kamar, karna lo kaya jelangkung. Dateng ngga diundang, pulang juga ngga diantar. Lo suka nyelonong masuk ke kamar gue. Kalo gue lagi naked, gimana?" celoteh Reynata panjang lebar kemudian kembali merebahkan tubuhnya dan mengingat banyak kebohongan yang telah ia lakukan demi membantu sahabatnya, Clearesta.
"Dih, kalo lo naked juga gue kaga nafsu! Sama-sama punya," balas Dinda tak kalah sewot. Gadis itu baru saja pulang dari kampus. Ia memutuskan untuk mengunjungi sepupunya itu.
"Lo kenapa, Na? Tumben diem gitu kaya mikirin sesuatu!" Dinda tentunya bisa melihat gerak-gerik Reynata yang sedikit aneh. Biasanya sepupunya itu akan melontarkan banyak pertanyaan kepadanya.
Reynata yang merasa diajak berbicara pun langsung menoleh kearah sepupunya. "Apa dah, lo sok peramal banget. Gue ngga ada mikirin apa-apa. Orang lagi pengen kalem aja!"
Dinda berdecak sebal. "Lo sama gue kaya baru lahir kemarin aja, gue udah tau kali sifat-sifat lo. Coba ceritain, lo emangnya ada masalah apa?"
Reynata bingung, ia tidak mungkin berkata sejujurnya. Lagi-lagi gue harus bohong. Ngga mungkin gue bilang sama Dinda yang sebenarnya kalo gue mikirin kebohongan yang udah gue buat sama Rea ke Karel. Batin Reynata.
Karna Rea pernah bilang masalah ini hanya boleh diketahui oleh Reynata saja. Karna, Rea percaya dengan Reynata bisa membawa rahasia besar ini. Reynata pun tidak bisa menghancurkan kepercayaan Rea. Walaupun Dinda dan Rea cukup dekat, tetap saja masalah ini tidak boleh bocor.
"Gue..gue lagi mikirin soal ujian nanti kok. Gue kurang paham sama beberapa materi yang bakal di ujikan nanti. Ya gue takut aja kalo nantinya gue dapet IPK yang ngga sesuai sama harapan." balas Reynata dengan tersenyum meyakinkan.
Dosa dosa. Maafin aku, Tuhan. Maafin gue, Din. Gue cuma ngga mau rahasia sahabat gue bocor. Batin Reynata.
Dinda tampak mengintimidasi Reynata membuat gadis itu kikuk sendiri. Ia takut Dinda tidak percaya dengan ucapannya. "Kalo lo ngga ngerti, ya sekarang lo ambil buku lo terus belajar materi yang ngga lo ngerti, maemunah! Bukannya malah bengong liat langit-langit kamar!"
Reynata cengegesan, untung saja sepupunya percaya. "Udah deh nanti malam aja. Gue lagi mager sekarang," sebenarnya semua materi yang akan diujikan sudah berulang kali Reynata pahami. Dan tidak ada sedikit pun yang terlupa karna kapasitas otak Reynata bisa dibilang lumayan pintar.
Dinda memutar bola matanya malas, kemudian memainkan ponselnya. "Oh ya, Din. Lo tadi kemana aja? Siang tadi Bara ke rumah gue nanya ada lo apa ngga. Gue bilangnya ngga ada, gue kira itu curut bakal pergi. Eh tau-taunya masuk juga minta minum!"
Dinda terkekeh, "Ternyata dia sempet kesini juga? Gue tadi hapenya lowbat. Makanya deh gue kesini dulu pinjem charger. Habis itu baru pulang, udah gue kabarin kok."
Reynata pun manggut-manggut mengerti. "Emang ribet ya punya pacar harus ngabarin, trus yang ngga dikabarin langsung khawatir. Ribet ah ribet!"
"Ngga ribet, lo aja yang anggepnya gitu. Makanya cari pacar supaya lo tau gimana rasanya!"
"Au ah kapok gue diselingkuhin sama Brian. Gue yang secantik berlian aja masih diselingkuhin, emang ya cowo ngga puas satu cewe doang!" sahut Reynata kembali flashback dengan masa SMA-nya.
Dinda mengetahui hal tersebut, ia justru tertawa karna sepupunya diselingkuhin. "Nena, gue akui lo emang cantik. Dan, lo selalu dikejar cowo-cowo. Tapi, sikap lo itu yang buat pacar lo malah pergi! Bayangin aja, lo padahal stay sama hape, tapi chat Brian malah lo jawab 2 jam setelahnya. Trus, setiap Brian minta keluar lo malah bilang mager. Bisa terhitung kalian cuma beberapa kali hangout. Gimana Brian ngga bosen sama lo dan nyari yang lain?"
"Ngga semua cowo cari pacar karna fisiknya, tapi karna rasa nyaman. Mungkin memang iya kalo secara fisik selingkuhan Brian kalah jauh dari lo, tapi kalo misalnya Brian lebih nyaman, ya mau gimana lagi?" sambung Dinda membuat Reyna diam.
"Au ah kenapa malah bahas mantan sih, gue ngga mau ungkit nama Brian lagi!" balas Reynata malas.
"Dih, siapa dulu coba yang nyebut nama Brian?" sahut Dinda sembari menggelengkan kepalanya.
"CLEARESTA"
Untuk informasi lebih lanjut tentang 'Clearesta' kalian bisa hubungi penulis melalui via sosial media. Mari kita sharing seputar penulis dan novel!
Instagram : @dtaarianii @novelbydita
WhatsApp : 08977259128
KAMU SEDANG MEMBACA
Clearesta
RomanceMencintaimu adalah kesalahan, Meninggalkanmu adalah bencana, Membencimu adalah ketidakadilan. "Perjalanan hidup itu sama seperti sebuah cerita di novel. Kita tidak tau alur yang dibuat oleh penulis akan berakhir indah atau justru buruk. Sama seperti...