C-4. Karel Anggara

18 6 0
                                    

    "Re!"

     "Rea!"

     "Reyaaaa!!!"

     "CLEARESTA PUTRI!!!"

      Rea berdecak sebal ketika Reynata sahabatnya itu berteriak dengan kencang membuat aktivitasnya bermain ponsel terhenti. "Apaan sih, Na? Lo mau buat gue abis dari rumah lo ini langsung ke THT?"

      Reynata menoyor kening sahabatnya itu, "Lagian siapa yang ngga kesel. Gue daritadi manggil lo tapi lo senyum-senyum sendiri sama hape lo! Yang punya pacar dua mah beda, ya." sindir gadis itu.

       Rea menatap tajam kearah gadis itu. "Lo kalo ngomong nyelekit banget. Emang ada apa sih?"

       "Lo chatan sama siapa sampe lo cuekin gue gitu," Reynata berusaha mengintip ponsel gadis itu tetapi Rea dengan cepat menutupnya.

       "Chatan sama Kai lah, kebetulan dia lagi nunggu clientnya."

       Reynata menggelengkan kepalanya dengan sikap sahabatnya yang berjalan di jalan tidak benar. "Dosa lo udah bejibun dah tuh, gue yakin banget!"

       "Sotoy!" desis Rea tidak peduli kemudian kembali memainkan ponselnya.

      "Oh ya gimana soal kemarin yang lo kelupaan sama janji lo dengan Karel? Dia ngga curiga kan?" tanya Reynata lalu dibalas gelengan oleh gadis itu.

       "Ngga lah, dia kan cinta mati sama gue. Ya kali dia curiga sama gue. Alasan gue ya ada urusan sama temen gue soal skripsi. Untung otak gue cerdas banget!" balas Rea dengan bangga sembari menyimpan ponselnya.

       "Cerdas apaan, oon? Yang ada lo bohong mulu! Oh ya, gue mau tanya. Lo selama 3 tahun terakhir ini pernah ngga sih baper atau salting gitu sama Karel? Secara kan dia itu ganteng nih, tajir, trus banyak lah cewe-cewe yang mau sama dia!"

       Rea tampak berpikir sembari menaruh telunjuk di dagunya.

       "Pernah sih, ya kali selama 3 tahun ini ngga pernah. Pas kita bercanda gue lebih sering baper. Tapi, pas gue selingkuh sama Kai, gue udah ngga pernah baper lagi sama dia. Ya alasannya logis aja karna gue udah cinta sama Kai. Dan ngga ada siapapun yang bisa ganti dia di hati gue."

      Reynata hanya bisa menghela nafas kasar. "Gue minta lo putusin Karel secepatnya. Jangan siksa dia kaya gini. Karel itu juga temen gue, stop bilang kalo gue ini belain Karel karna naksir. Gue cuma kasian sebagai seorang teman."

       Rea memutar bola matanya malas dan mengangguk."Tanpa lo suruh juga gue bakal putusin, cuma perlu time yang pas aja!"

💮💮💮

TOK TOK TOK...

       "Karel, can you get down to the dining table? We're going to have dinner!" panggilan itu berasal dari luar bilik kamar Karel Anggara yang bernuansa mewah dan megah itu.

       Pria yang tengah memainkan laptopnya harus terhenti ketika ibunda tercintanya memanggil untuk makan malam. "Yes, mom!" balas Karel dengan intonasi yang ditinggikan agar ibunya bisa dengar.

ClearestaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang