C-6. Hari sial, Rea

28 4 0
                                    

"Mencari kebohongan itu mudah, tapi mencari kejujuran yang sulit. Semakin banyak kebohongan yang kau tanam, maka semakin banyak rasa bersalah yang ada, yang tidak bisa digantikan oleh kebaikan apapun itu."

🐙🐙🐙

     Rea baru saja sampai di restaurant tempat pertemuannya dengan Kai, kekasih gelapnya itu. Karna kedatangan Bara dan keceplosannya itu membuatnya merutuki kesalahan selama perjalanan tadi. "Gila, kenapa otak gue ngga bisa berhenti mikirin kesalahan tadi?"

     "Kira-kira Bara ngerasa curiga ngga ya sama gue? Gini kali ya kalo berbohong." gumam Rea sedari tadi. Gadis itu berusaha melupakan kejadian tadi dan melangkahkan kakinya menuju restaurant. Mungkin tempat yang biasa mereka berdua kunjungi adalah restaurant, Mall dan rumah Kai ataupun rumah Rea.

       Mereka tidak bisa menghabiskan waktu ke objek pariwisata lainnya karna kesibukan mereka berdua. Terutama Kai, karna pria tersebut sudah bekerja dan banyak pertemuan dengan client. Rea bukanlah kekasih yang menuntut harus pergi kemana pun. Yang penting mereka masih bisa bertemu.

       "Sayang..." sapa Rea dengan girang seperti anak kecil yang mendapatkan sebuah permen lolipop. Kai juga sama, pria tersebut sangat mencintai Rea walapun hanya selingkuhannya.

       "Sayang, maaf ya aku ngga bisa jemput kamu kalo kita mau pergi kencan kaya gini. Soalnya tadi aku abis meeting, trus jarak tempat meeting sama rumah kamu jauh, jadi aku ngga mau kita kemalaman pulang. Kan aku ngga enak juga sama bunda dan papa kamu."

       Rea tersenyum dan menggengam tangan pria tersebut yang berada diatas meja. "Apaan sih, yang. Ngga papa, kan aku sendiri yang nyuruh kamu jangan jemput aku. Lagi pula tadi aku ada dirumah Nena, bukan dirumahku. Semalam aku nginep disana,"

       Kai pun turut tersenyum dan semakin terkagum-kagum dengan sikap Rea yang berbeda dengan mantan-mantan yang pernah berkencan dengan pria itu. Kebanyakan gadis ingin dijemput dan diantar pulang juga bak seorang supir.

      "Makasih, ya. Yaudah sana pesen apa aja yang kamu mau. Nanti juga kita ke mall, udah lama aku ngga manjain kamu." balas Kai membuat Rea terperangah senang.

       "Waahh, makasih ya sayang. Tapi, jangan banyak-banyak juga. Soalnya kan kamu masih pacar aku, bukan suami aku." ucap Rea yang tidak enak hati, walaupun ia tau Kai sudah memiliki penghasilan sendiri di usianya yang bisa dibilang masih belia.

       "Loh, kamu kan calon istri aku. Jadi, bebas kamu mau beli apapun karna aku udah punya penghasilan sendiri. Ngga usah dipikir,"

       Rea tersenyum dan mulai membuka buku menu, baru saja ia ingin memilih makanan, ponselnya berdering di dalam tas. Gadis itu dengan kesal merogoh tasnya, sangat menganggu momentnya berdua. Ia ingin sekali mematikan ponselnya tetapi ia takut jika nantinya ada hal penting.

       Rea membulatkan matanya ketika melihat Karel menelfonnya. Aduuh, jangan sampe gue ngecewain Kai lagi kalo gue harus pergi nemuin Karel. Gue ngga mau kencan gue gagal lagi. Batin Rea menggerutu.

      "Siapa, sayang? Karel?" tanya Kai yang sudah bisa menebak melihat raut wajah Rea yang tampak kesal dan lama mengangkat telfon tersebut.

       "Iya. Sebentar, ya." balas Rea tidak enak hati.

      "Hallo, Rel? Ada apa? Kamu udah pulang kuliah?" tanya Rea basa basi. Walaupun wajahnya sudah sangat datar dan kesal. Kai pun sebenarnya merasa cemburu, tapi apa boleh buat? Ia hanya seorang selingkuhan.

      "Sayang, kamu dimana? Aku lagi jalan ke rumah kamu, nih. Aku udah selesai kuliah. Kamu ada dirumah kan?"

      Rea membulatkan matanya, kali ini ia benar-benar linglung. Mampus! Ngapain segala Karel ke rumah? Bunda sama papa kan dirumah, mereka kan taunya gue udah putus setahun lalu. Sialan, kenapa gue kena sial mulu sih! Batin Rea.

       "Aduuh, Rel. Mending kamu pulang aja, maaf aku lagi ngga ada dirumah. Hmm, aku lagi keluar sama Nena. Maaf banget, Rel. Aku soalnya lama ngga hang-out sama Nena."

      "Oh gitu, ya ngga papa sih. Aku susul aja gimana? Kamu lagi di Mall mana?"

       Rea berdecak kecil. "Hmm, ngga usah susul aku, Rel. Kamu pasti capek kan? Mending pulang aja, aku ngga mau kamu kecapekan. Aku soalnya butuh quality time sama Nena, hehe. Ngga papa kan?" kekeh Rea dengan terpaksa.

      "Hmm, okey deh. Ngga papa sayang, asal kamu keluar sama cewe ngga sama cowo."

       Rea menelan salivanya susah payah, ia benar-benar seperti menambah dosa setiap harinya karna berbohong. "H-hehe ya ngga lah. Kan aku cuma keluar sama kamu, keluar sama Bara aja ngga pernah." balas Rea dengan kikuk.

       "Yaudah, aku sebenernya udah deket dari rumah kamu. Bunda sama papa ada dirumah kan? Udah lama banget aku ngga pernah ngobrol sama mereka. Aku tetep kesana aja, ya?"

       Rea benar-benar kesal dan ingin membanting ponselnya sendiri akibat Karel yang keras kepala. "Bunda sama papa kayanya ngga ada dirumah karna masih ada urusan bisnis. Kamu pulang aja, Rel. Besok kita ketemu, ya."

       Karel tampak menggumam di seberang telfon. "Iya, yaudah deh. Kalo gitu aku pulang, kamu hati-hati ya nanti pulangnya sama Nena. Bye sayang,"

      "Iya. Bye, Karel! Selamat istirahat..."

PIPPP!!

      Rea bernafas lega, ia sampai keringat dingin. Anjir, bisa gila gue lama-lama punya cowo dua gini. Kapan sih gue bisa lepas dari Karel? Sabar, Re. Abis wisuda lo bisa putus sama Karel. Batin Rea menenangkan dirinya sendiri.

       "Kenapa? Dia ngajak kamu kencan lagi?" tanya Kai dengan nada yang bisa dibilang kurang suka. Kai dan Karel sebelumnya pernah bertemu. Tak sengaja saat itu Karel sedang berada direstaurant dengan Rea, dan Kai ada ditempat yang sama.

      Jadi, Kai sudah pernah mengetahui yang mana Karel. Namun, sebaliknya Karel tidak mengetahui siapa itu Kairro Aditya.

       "Ngga. Karel abis kuliah langsung kerumah, lagi diperjalanan. Sedangkan dirumah ada bunda sama papa karna hari ini mereka break. Aku takut nantinya Karel ngomong aneh-aneh. Bunda sama papa kan taunya aku sama Karel udah putus."

      Kai pun manggut-manggut mengerti. "Yaudah lanjut makan, kamu harus senang-senang sama aku hari ini."

       Rea pun tersenyum, keadaannya sudah baik-baik saja setelah mengalami situasi tegang seperti tadi. Sebelum berangkat kesini karna kedatangan Bara, dan barusan karna telfon dari Karel. Entah malam nanti apa yang akan terjadi.

"CLEARESTA"

Untuk informasi lebih lanjut tentang 'Clearesta' kalian bisa hubungi penulis melalui via sosial media. Mari kita sharing seputar penulis dan novel!

Instagram : @dtaarianii @novelbydita
WhatsApp : 081236865211

ClearestaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang