Part 5
[Mas, lagi apa? sudah selesai kerjanya? Bisakah aku menelpon mu? ]
Seperti itulah pesan yang ku kirimkan pada Mas Raka satu jam lalu. Kini waktu sudah menunjukan pukul delapan malam. Mustahil kalau di jam seperti ini, dia masih sibuk dengan pekerjaan nya.
[Ra, belum tidur? ]
Bukan balasan pesan yang kudapat dari Mas Raka, melainkan sebuah pesan dari Mas Wisnu.
Sejak pertemuan kami beberapa hari yang lalu, kini kami jadi semakin sering bertukar pesan. Entah itu di pagi hari, siang ataupun malam hari.
Dia memberikanku perhatian yang tidak pernah aku dapatkan dari suamiku sendiri. Meskipun hanya sebuah perhatian kecil, tapi efeknya luar biasa. Bisa membuatku bahagia.
Mas Raka sendiri sejak keberangkatan nya waktu itu, komunikasi kita hanya seperlunya seperti biasa.
Meskipun aku terkadang selalu mengirmkannya Spam, tapi dia tidak pernah berniat ingin membalasnya. Walaupun terkadang kulihat dia sedang online, entah itu dengan siapa.
[Belum Mas. ]
[Kamu lagi Chatting sama Raka, ya? ]
[Enggak ko Mas, Aku mengirimkannya pesan sudah satu jam yang lalu tapi belum dibaca. ]
[Mungkin dia lagi sibuk. Udah jangan terlalu di pikirin. Mas yang akan nemenin kamu. ]
Ah dia memang bisa membuatku semakin tenang. Aku bahkan sekarang sudah senyum-senyum sendiri saat membaca pesannya.
[Makasih Mas, udah nemenin aku meskipun dari jauh. ]
[Kalau dari dekat juga bisa, Mas kesana sekarang. ]
Balasnya di sertai emot tertawa, aku tau dia cuma bercanda. Mana berani dia datang kesini malam-malam seperti ini.
[Coba aja kalau berani. ]
Tantangku pada Mas Wisnu. Dengan bergurau seperti ini dengannya membuat suasana hatiku membaik.[Ok.. Tunggu aja di pintu belakang. ]
Aku hanya menggelengkan kepala, sudah biasa kami bercanda seperti ini. obrolan kami terhenti karena Cici tiba-tiba terbangun dan menangis. Aku mulai memberinya ASI.
'Tok Tok Tok'
Aku hampir saja terlelap saat mendengar pintu belakang seperti ada yang mengetuk.
Siapa yang datang malam-malam seperti ini? Apa mungkin ibu ya? Pikirku sambil bergegas kebelakang untuk membuka pintu.
Saat pintu sudah terbuka mataku terbelalak melihat Mas Wisnu sudah berdiri di ambang pintu.
Segera aku tarik dia masuk kedalam, bukan apa-apa bahaya kalau sampai ada warga yang melihat.
"Mas ngapain kesini? Bahaya lho Mas. "
Mas Wisnu tidak menghiraukan ucapanku, tapi dia langsung menariku kedalam pelukannya.
"Aku kangen sama kamu. "
Ucapnya berbisik di depan telingaku.Sontak saja tubuhku menegang, ini terlalu mendadak. Bahkan ini terasa seperti sebuah mimpi.
Dengan bergetar tanganku membalas pelukan Mas Wisnu. Tangannya kini sudah menangkup kedua pipiku.
Dia menatapku begitu dalam, tatapan yang seolah menyiratkan sebuah kerinduan. Tatapan yang tidak pernah aku dapatkan dari suamiku, walaupun kami tidak bertemu untuk waktu yang lama.
Perlahan wajahnya semakin mendekat, bahkan aku bisa merasakan hembusan nafasnya yang beraroma mint.
Kini bibir kami sudah saling bertaut, entah siapa yang memulai. Aku hanya bisa memejamkan mata, kedua tanganku mengalung otomatis di lehernya.
Ini adalah ciuman pertama kami, aku merasakan seperti ada ribuan kupu-kupu yang berterbangan dari dalam perutku.
"Aira... Apakah kamu sudah tidur? "
Terdengar ada suara yang berteriak dari pintu depan. Gawat...!!***
KAMU SEDANG MEMBACA
Berselingkuh dengan Teman Suami (21+)
General FictionAira mempunyai suami Raka dan juga cuek, selain itu juga kurang perhatian. Hadirlah Wisnu yang memberikan cerita baru untuk Aira, memberikan perhatian yang tidak pernah Aira dapatkan dari Raka. Wisnu sendiri merupakan sahabat sekaligus teman Raka. A...