Mengikhlaskan Aira

8.5K 99 0
                                    


PoV Wisnu

Aira seorang gadis cantik nan manis, yang selalu aku perhatikan dari jauh. Pertama kali melihatnya saat dia masih menggunakan seragam putih Abu-Abu.

Saat aku berkunjung ke rumah Tari sepupuku, itulah pertama kali aku bertemu dengannya. Dia gadis yang supel tidak banyak bicara, namun memiliki sebuah daya tarik yang membuat para kaum adam tidak mudah untuk berpaling darinya. Termasuk aku saat itu.

Aku tidak pernah berani mengajaknya berbicara, ataupun mengungkapkan perasaanku padanya. Aku sadar saat itu usiaku jauh di atasnya, aku sudah mulai bekerja saat itu.

Aku selalu mempunyai alasan apa saja agar aku bisa melihat Aira dirumah Tari. Entah itu mengantarkan makanan dari ibu untuk Tante Ratih, ataupun alasan-alasan lainnya yang sebenarnya hanya ku buat-buat.

Aku tau dia tak pernah melihatku sedikitpun, tapi bagiku hanya dengan melihatnya saja itu sudah cukup.

Hingga suatu hari Raka sahabat sekaligus teman aku di kantor, membawa kabar yang seperti bom waktu yang mampu menghancurkanku dalam sekejap.

"Gue mau nikah minggu depan, Bro. "
Ucapnya kala itu bahkan dia terlihat sangat frustasi.

"Lho bagus dong, hubungan lo sama Bella ada kemajuan. " Ujarku pada Raka.

Saat itu kami berdua tengah menikmati secangkir kopi saat jam istirahat, di ruangan ku.

"Masalahnya bukan sama Bella gue bakalan nikah. " Ungkapnya dengan nada yang semakin frustasi.

"Kok bisa? Lalu sama siapa kalau bukan sama Bella? "

"Sama Aira, gue di jodohin sama kedua orangtua gue. "

"Lo jangan bercanda Ka? Jangan bilang Aira yang lo maksud adalah Aira sepupunya Tari. Dia baru beberapa bulan yang lalu lulus SMA. "

"Gue serius, dan lo bener itu Aira yang mau dijodohkan sama gue. "

Tanganku sudah mengepal erat, bahkan rasanya aliran darahku sampai mendidih ke ubun-ubun.

Tapi aku juga tidak berhak marah aku bukan siapa-siapanya Aira. Aku hanya lelaki pengecut, yang bahkan untuk mengungkapkan perasaan saja tidak bisa.

Sekarang takdir semakin tak berpihak, ternyata dia jodohkan dengan Raka sahabat aku sendiri.

"Lalu bagaimana dengan Bella, bukankah lo udah janji mau nikahin dia? "

"Gue akan bicara sama dia pelan-pelan, masalahnya gue gak bisa nolak perjodohan ini. "

"Gimana perasaan lo sama Aira Ka? "  Tanyaku penasaran.

"Lo tau cuma Bella yang gue cintai, kalau sama Aira gue gak punya perasaan apa-apa. "

Selama ini Raka tidak pernah tau seperti apa perasaanku sama Aira yang sesungguhnya. Cuma Tari yang sering ngolok-ngolok aku, karena sering ketahuan curi-curi pandang sama Aira saat di rumahnya.

"Kalau lo gak bisa nolak perjodohan itu, artinya lo harus lupain Bella dan berusaha mencintai Aira. "

"Akan gue usahakan. "

Setelah mengetahui masalah perjodohan itu, aku tak pernah lagi memperhatikan Aira dari jauh. Aku juga tak pernah datang lagi kerumah Tari untuk berkunjung.

Membuat Tante Ratih, bahkan Mama aku bertanya-tanya. Tapi aku selalu memberikan alasan kepada mereka.

Aku berusaha mencoba melupakan Aira, meskipun aku tau ini sulit. Bahkan bayangan wajahnya yang manis, serta tutur katanya yang lembut selalu menari-nari dalam pikiran ku.

'Argh sial'

Semakin aku berusaha melupakannya, aku semakin terabayang wajah cantiknya.

Saat hari pernikahan Raka dan Aira aku memilih untuk tidak hadir, saat itu kebetulan sedang ada tugas keluar kota dari kantor.

Sebenarnya ada orang lain yang seharusnya kesana, tapi aku menawarkan diri untuk menggantikannya. Aku tidak siap melihat wanita yang aku cintai, bersanding di atas pelaminan bersama sahabat ku.

Waktu terus berlalu bahkan kini Raka dan Aira sudah dikaruniai seorang putri yang cantik. Jika kau tanya apa aku sudah melupakannya? Jawabannya adalah tidak pernah sedikitpun dia tergantikan dihati aku.

Namun sekarang aku hanya bisa menyimpannya, tanpa seorang pun yang tau.

Saat itu aku mendengar Raka mulai di tugaskan di Bandung, awalnya aku tidak terlalu peduli.

Tapi saat aku kebetulan sedang ada pertemuan di daerah Bandung. Aku mengetahui sebuah Fakta besar tentang Raka, ternyata Bella juga ada di kota yang sama.

Berselingkuh dengan Teman Suami (21+) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang