Maafkan Aku Mas Raka

8.2K 106 0
                                    


"Aira.. Apa kamu sudah tidur? "
Terdengar orang yang berteriak dari pintu depan. Gawaatt...!!

"Mas, sebaiknya Mas pulang dulu! "

"Iya, sampai jumpa nanti Aira! "
Aku hanya menganggukan kepala sebagai jawaban. Mas Wisnu keluar dari pintu belakang.

Saat aku membuka pintu depan ternyata ibu, sambil membawa bantal dan selimut. Aku bernapas lega, aku mengira tadi Mas Raka yang datang.

"Ibu gak bisa tidur Ra, mau nginep aja disini gak papa kan? "

"Gak papa kok Bu, aku senang malahan. Ayo masuk Bu! "

"Muka kamu kok kaya orang panik gitu sih Ra? " Selidik ibu padaku, jangan sampai dia curiga.

"Eh, ini tadi aku kaget aja pas tiba-tiba ibu manggil. " Alibiku, jangan sampai ibu tau kalau baru saja ada laki-laki lain yang masuk kerumah ini. Aku juga gak habis pikir kenapa Mas Wisnu bisa senekat itu.

"Oh.. Kirain kenapa. Ya udah kalau gitu mending sekarang tidur udah malam, udara juga semakin dingin nanti kamu bersin-bersin lagi. "

"Iya bu Ayo. "

Ibu tidur di Kamar tamu, sementara aku kembali kekamar.

'Ting'

Saat mataku baru saja akan terpejam, tiba-tiba ada sebuah pesan masuk.

[Mas, habis lembur. Teleponnya besok aja. ]

Singkat padat dan jelas, seperti itulah pesan balasan dari Mas Raka.

Saat aku menggulir chat ke bawah, ternyata ada juga pesan dari Mas Wisnu.

[Ra, siapa tadi yang datang? ]
Sepertinya dia juga khawatir kalau tadi sampai ketahuan.

[Ibu Mas, mau nginep disini]

[Kirain Raka, tapi Ibu kamu tidak curiga kan? ]

[Nggak sih Mas, cuma dia aneh aja melihat wajah aku yang sedikit panik]

[Maaf ya, Mas gak seharusnya tadi kesana. Mas juga minta Maaf atas kejadian yang tadi. Mas khilaf Ra dan terjadi begitu saja]

Ah tiba-tiba saja wajahku kembali terasa panas mengingat kejadian itu.

[Iya Mas gak papa]

Setelah itu aku langsung mematikan daya ponselku, dan kemudian menaruhnya di atas nakas.

Tak terasa tiba-tiba aja air mataku mengalir.

'Maafkan aku Mas Raka! ' gumamku

Aku telah menghianati mu, seandainya saja kau lebih peka dan lebih perhatian padaku.

Pikiranku melayang pada saat awal-awal pernikahan kami. Kita menikah karena sebuah perjodohan antara orang tua Mas Raka dan Ibu.

Saat itu padahal beberapa bulan baru saja aku lulus SMA. Aku tidak bisa melanjutkan kuliah karena keterbatasan biaya.

Bapa meninggal saat aku masih kecil, jadi ibulah selama ini yang menjadi tulang punggung keluarga. Dengan berjualan makanan dan di simpan di warung-warung. Saat libur sekolah aku selalu membantu ibu, seperti itulah cara kami bertahan hidup saat itu.

Hadirlah saat itu Orang tua Mas Raka menawarkan perjodohan, Ibunya Mas Raka adalah sahabat Ibu.

Saat itu aku tidak punya pilihan lain selain menerima. Keluarga Mas Raka merupakan orang yang berada, saat aku menikah dengannya dia membangunkan aku sebuah rumah di samping ibu.

Aku begitu beruntung bisa masuk dalam keluarga Mas Raka, mereka semua begitu baik sama aku dan juga Ibu.

Tak terasa air mataku semakin mengalir deras, begitu berdosa dan hinanya diriku yang tega berselingkuh dengan Mas Wisnu.

Semua terasa semakin sesak, ingin ku akhiri saja semuanya. Tapi, aku juga tak bisa menolak semua perhatian dan juga rasa nyaman dari Mas Wisnu yang tidak pernah kudapat dari suamiku.

Keesokan harinya ibu mertuaku datang berkunjung, dia sangat menyayangi Cici. Mungkin karena ini adalah Cucu pertamanya.

Sebenarnya Mas Raka punya seorang Kakak namanya Mbak Wulan, tapi sayang dia tidak bisa mempunyai anak.

Mbak Wulan begitu menyayangi Cici, sama seperti ibu mertuaku. Cici beruntung dia mendapatkan kasih sayang yang berlimpah.

Baik Ibu atau Mbak Wulan memang sering datang kerumah. Mereka tidak pernah datang dengan tangan kosong. Karena Cici sudah mulai suka makan, mereka sering membawa banyak sekali baik itu makanan ataupun mainan. Tidak hanya untuk Cici tapi juga untuk aku.

"Wah.. Cucu ibu makin hari makin cantik ya! "
Ujar Ibu dengan antusias.

"Alhamdulillah Bu, sekarang Cici juga sudah mau belajar berjalan. "

"Bagus dong, dulu papanya pas umur 14 bulan baru bisa berjalan dengan lancar. "

"Oh ya Ra, kapan suamimu pulang? " Tanya Ibu padaku yang kini sedang menyiapkan beberapa camilan di meja.

"Mas Raka baru pulang beberapa hari yang lalu Bu, katanya sih untuk kedepannya dia bakalan sibuk. Jadi paling bisa pulang sebulan atau dua bulan sekali katanya. "
Jelasku pada Ibu.

"Lho, memangnya dia gak kangen apa sama anaknya sama kamu juga Ra? Oh ya, Kenapa kalian gak ikut saja ke Bandung? "

"Aku sebenarnya sudah usul sama Mas Raka buat ikut Bu. Tapi katanya aku sama Cici biar disini saja. "

"Walah gak baik itu, sudah menikah kok lama-lama jauh dari istri dan anak. Dari Bandung ke Jakarta kan cuma beberapa jam. Ya sudah nanti Ibu coba bicara sama suamimu. "

"Iya Bu, terimakasih! "

"Tapi komunikasi kalian berjalan lancar kan? "

"I-iya bu, lancar kok. "

Aku menjawab ibu dengan terbata, aku tidak mungkin berkata jujur sama ibu kalau Mas Raka jarang hubungin aku.

Aku tidak ingin Ibu khawatir sama hubungan kami. Meskipun pada kenyataannya aku merasa tidak pernah mendapatkan cinta dan kasih sayang dari suamiku.

***

Jangan lupa kasih Vote ya! Biar semangat buat tambah bab 😃

Berselingkuh dengan Teman Suami (21+) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang