Mas Wisnu

17.6K 169 19
                                    


[Lagi ngapain Ra? ]

Sebuah pesan masuk dari nomor Mas Wisnu, dia adalah sahabat sekaligus rekan kerja suamiku Mas Raka.

[Lagi nina boboin Cici Mas]

[Nanti, setelah Cici bobo Mas telpon ya! ]

[Iya Mas, nanti aku Missed call]

Sudah lebih dari dua bulan kami sering bertukar pesan, apalagi kini suamiku Mas Raka sedang ada proyek di luar kota. Pulang ke rumah paling hanya dua minggu sekali.

Kalau siang dia sibuk bekerja, sementara kalau malam dia akan tertidur lebih awal karena kelelahan.

Hadirlah Mas Wisnu yang selalu menghiburku, awalnya kita saling berbalas pesan di dunia maya. Kita saling melempar candaan atau guyonan di kolom komentar.

Lalu berlanjut mengirimkan pesan Via inbok, setelah itu saling bertukar nomor HP dan chatting pun berlanjut di WA.

Aku menikah dengan suamiku Mas Raka tiga tahun yang lalu, dan sekarang aku dikaruniai seorang putri yang cantik. Dia baru berumur satu setengah tahun.

Sebagai ibu rumah tangga aku merasa jenuh, dengan rutinitas harianku. Setelah pekerjaan rumah tangga selesai, aku hanya berdiam diri dirumah.

Anakku Cici, terkadang diasuh sama ibuku. Rumah kami bersebelahan, apalagi anakku cucu pertama ibu. Dia sangat menyayanginya, bahkan hampir setiap hari Cici di ajak ibu main kerumahnya.

Mas Wisnu yang selalu menemaniku, di sela-sela pekerjaannya yang banyak dia selalu menyempatkan waktu untuk hanya sekedar mengirimkan pesan untukku.

Dia belum menikah, meskipun begitu umurnya jauh lebih tua dariku. Karena saat aku menikah dengan Mas Raka, usiaku masih terbilang sangat Muda.

Saat Cici sudah tertidur aku Missed call Mas Wisnu. Kebetulan saat ini sudah masuk waktu makan siang. Suamiku sendiri meskipun di jam istirahat, dia tidak pernah meluangkan waktunya. Walaupun hanya lima detik saja untuk mengirim aku pesan. Padahal terkadang saat aku mengintip terakhir dilihatnya terkadang dia suka online.

Saat aku mengirimkan pesan, dia tidak membacanya dan malah mengabaikannya begitu saja.

'Sudah makan belum Ra? '
Terdengar suara Mas Wisnu di seberang sana.

Bagaimana aku tidak luluh coba, dia begitu perhatian. Selain itu dia juga pandai berkata manis.

'Belum Mas, Mas sendiri gimana udah makan belum? '

'Ini baru mau makan di Kantin. Kenapa belum makan? Memangnya gak lapar? Kan habis kasih ASI buat Cici. '

'Nanti saja Mas, belum lapar. Ya udah Mas makan aja dulu, mumpung lagi istirahat. Nanti sambil minum kopi kita lanjutkan telponan nya. '

'Baiklah.. Jangan kemana-mana ya!'

Entah kenapa setia kata-katanya yang sederhana, selalu membuatku merasa nyaman. Aku tau ini salah, tapi aku juga tidak bisa berhenti.

Karena untuk pertama kalinya, aku merasakan jantungku berdebar saat berbicara dengan seseorang.

Aku dan Mas Raka dulu menikah karena sebuah perjodohan. Dia terlalu cuek, dingin bahkan tidak pernah memberiku perhatian.

Apalagi aku merasa ada yang aneh setiap dia pulang dari luar Kota. 

Berselingkuh dengan Teman Suami (21+) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang