[A JaeYong Story]
***
Seoul, Dec 24th 2020 10:20 p.m.
Dear my beloved sweetheart,
Aku masih ingat dengan jelas hari saat aku pertama kali bertemu denganmu. Kau duduk di bangku panjang ruang tunggu sambil memegang botol air mineral. Lalu kita berkenalan, jujur aku terpana dengan kedua mata indahmu. Ada sesuatu yang aneh ketika aku memandangmu. Jantungku berdetak cepat dan aliran darah di nadiku terasa berdesir kencang.
Aku suka padamu.
Perasaan itu makin tumbuh subur karena rutinitas kita sehari-hari. Kau mampu menjadi pendengar yang baik untukku. Ada masa dimana aku mencurahkan segala keluh kesah dan beban di hatiku, yang kala itu berakhir dengan kita saling berpelukan dan sama-sama menangis.
Hyung, aku mencintaimu. Sejak saat itu aku tahu, bahwa apa yang aku rasakan selama ini adalah cinta. Seandainya aku punya kuasa, aku ingin katakan pada dunia bahwa kau adalah kekasihku. Tapi semua rasanya sulit, kita terbentur pada aturan dan norma yang membuat kita harus sembunyi.
Hyung, maaf kalau aku belum bisa jadi kekasih yang bisa kau banggakan. Keterbukaan yang kita rindukan mungkin akan sangat tidak baik untuk masa depan karirmu. Ah ya, kamu bukan hanya milikku, tapi milik banyak orang di luar sana. Aku harus berbagi, kita harus berbagi dan menekan ego kita untuk kebaikan bersama.
Hyung, ini adalah malam Natal yang sepi, tak ada kamu bersamaku. Aku sangat merindukanmu, hingga rasanya aku ingin berlari padamu, memelukmu, menciummu, merasakan hangat tubuhmu dan mengatakan bahwa aku sangat mencintaimu.
Taeyongie hyung, aku mohon kamu bersabar... tunggu aku datang ya? Kita masih punya banyak hal yang harus kita perbaiki. Banyak kesalahpahaman yang membuat kita makin jauh. Aku benci menghadapi kenyataan bahwa aku harus menjauhimu, kalau aku boleh egois, aku akan menolak. Tapi aku bisa apa?
Beristirahatlah sayang, cepatlah sembuh. Kau tahu bukan kalau hatiku sakit jika hyung sakit? Tunggu sebentar lagi sampai kita dapat bertemu lagi, my beloved hyung.
Love you,
JJH
-----
Taeyong melipat kartu kecil berhiaskan ornamen natal yang ia terima beberapa saat lalu dari seorang kurir dari dorm, kemudian ia selipkan di bawah bantal. Air mata dengan leluasa lolos dari kedua mata bulatnya. Dadanya terasa sesak, kerinduan yang tertahan di dadanya terasa berat dan menyakitkan.
Jaehyunie, aku sangat merindukanmu... erangnya dalam hati. Sementara isakan pelan tak bisa ia tahan lagi. Biarlah untuk sekarang ia menyuarakan tangisnya, cukup sudah ia lelah menahan semuanya. Segala aturan itu menyiksanya, benar kata Jaehyun, kita bisa apa? Di sinilah passion kita, mau tak mau harus dipatuhi. Kalau mereka berdua egois akan banyak pihak yang dirugikan, para member, agensi, penggemar dan orang-orang yang mencintai mereka. Maka keduanya harus mengalah dengan konsekuensi melukai diri mereka lagi dan lagi.
Pintu dari ruangan yang berwarna serba putih itu terbuka, dua orang masuk dengan membawa beberapa alat di tangan mereka. Ya, kini Taeyong tengah berada di ruang rawat khusus ortopedi yang sudah bekerja sama dengan pihak perusahaan selama bertahun-tahun. Dua hari yang lalu ia dilarikan ke rumah sakit karena cedera lamanya.
Taeyong sedang berlatih untuk konser online ketika ia berteriak kesakitan lalu ambruk dan tak dapat menggerakkan punggungnya. Cedera itu sudah lama ia derita, rasa sakitnya akan membaik setelah dipijit dan diberi obat, namun sesungguhnya itu belum benar-benar sembuh. Kesibukan sepanjang tahun yang mengharuskannya kerja ekstra membuat batasan kemampuan tubuhnya bertahan akhirnya roboh juga. Dan kali ini ia tak bisa menganggap remeh atau cedera itu akan semakin parah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Comethru | Daily Jaeyong
Fanfiction"It's alright to not be fine" Bundle of one shot, two shot daily/random story about Jaeyong #Jaeyong